Saran Metodologis Pengaruh motif McClelland terhadap Hardiness orang Simalungun

90 alat ukur, peneliti, dan juga subjek penelitian, sehingga diharapkan peneliti selanjutnya terutama yang menggunakan metode adaptasi lebih mencermati setiap bahasa yang digunakan, dan alangkah baiknya jika langsung diterjemahkan ke dalam bahasa daerah yang akan digunakan. b. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini awalnya tidak digunakan pada budaya di Indonesia, sehingga ketika diterapkan di budaya Indonesia khususnya Simalungun bisa saja terjadi perbedaan makna terkhusus bagi subjek yang mengisi sehingga diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan unsur budaya daerah yang akan digunakan dalam pengadaptasian skala. c. Peneliti yang tertarik untuk meneliti orang Simalungun, diharapkan dapat meneliti lebih banyak orang Simalungun yang tersebar luas di daerah Kabupaten Simalungun dan sekitarnya, sehingga lebih dapat digeneralisir. d. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti hal yang sama, diharapkan untuk lebih dapat mengontrol variabel eksternal seperti tingkat pendidikan, profesi, dan hal hal lain yang terkait dengan Hardiness dan motif McClelland e. Pada penelitian ini, peneliti tidak langsung menterjemahkan skala ke bahasa Simalungun, namun peneliti tetap membantu beberapa subjek yang kesulitan dengan bahasa Indonesia, diharapkan peneliti selanjutnya langsung menterjemahkan alat ukur kedalam bahasa daerah yang akan digunakan 91

2. Saran Praktis

1. Bagi orang Simalungun, diharapkan dapat mempertahankan budaya nya sendiri, sehingga tidak tergerus oleh budaya yang masuk ke dalam daerahnya sendiri, diharapkan dengan adanya penelitian ini orang Simalungun mengetahui kelemahan terkhusus terkait dengan kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland, yaitu need for power . Diharapkan orang Simalungun juga lebih bisa menyeimbangkan antara kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain yang selama ini telah menonjol, dengan 2 kebutuhan lainnya yang tidak terlihat menonjol pada orang Simalungun, sehingga kedepannya orang Simalungun dapat lebih bertahan didaerahnya sendiri, dan dapat terekspos lebih luas lagi di seluruh Indonesia 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah literatur mengenai Simalungun, yang selama ini terlihat kurang dibandingkan penelitian suku batak lainnya. 3. Bagi partuha maujana, selaku organisasi besar orang Simalungun, diharapkan memberikan sosialisasi yang lebih luas bagi masyarakat simalungun, agar budaya Simalungun tidak tergerus khususnya didaerahnya sendiri, dan Indonesia pada umumnya. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. HARDINESS

1. Pengertian Hardiness

Konsep Hardiness awalnya dikemukakan oleh Maddi dan Kobasa pada tahun 1979 sebagai suatu vairiabel yang ada dalam diri individu untuk menerima dan menghadapi sesuatu yang terjadi dalam kehidupan seorang individu. Maddi 2013 menyatakan hardiness adalah karakteristik kepribadian yang membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil, dan optimis dalam menghadapi stress dan mengurangi efek stress yang dihadapi, senang bekerja keras karena dapat menikmati apa yang dia lakukan, memandang hidup ini sebagai sesuatu yang harus diisi agar memiliki makna, dan juga mampu mengahadapi setiap peristiwa dalam kehidupannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rowe M. Michelle 1998 yang menyatakan individu dengan hardiness yang tinggi memiliki stress yang rendah dan dapat mengurangi burnout pada pekerja. Kobasa dalam Cooper, 2015 mendeskripsikan individu dengan kepribadian hardiness yang tinggi percaya bahwa mereka dapat mengontrol kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup mereka, memiliki komitmen dalam setiap kegiatan dan mengubah suatu kegiatan atau kejadian menjadi hal yang positif dan menantang, bukan sebagai hal yang negatif dan mengancam mereka. Sebaliknya, individu dengan kepribadian hardiness yang rendah memiliki