Meningkatkan pengharapan untuk melakukan coping yang berhasil Faktor yang Mempengaruhi Hardiness

19 3. Lingkungan keluarga, Singh 2013 menyatakan, lingkungan keluarga merupakan prediktor hardiness seseorang, dikatakan individu yang tinggal dengan orang tua yang suportif akan memiliki cara penyelesaian masalah yang baik sehingga akan meningkatkan hardiness pada individu 4. Gender, Bartone Priest 2001 menyatakan, pria dan wanita akan berbeda dalam menanggapi atau menghadapi masalah yang terjadi dalam hidup. Wanita sudah terbiasa mengalami rasa sakit mulai dari siklus menstruasi setiap bulan, mengandung, melahirkan, dan wanita juga dikatakan sebagai mahkluk yang sabar, mengalah, dan lemah lembut. Pria lebih menggunakan pemikiran yang logis dan juga pria dikatakan lebih egois dalam menghadapi suatu hal. Dengan melihat tugas pada pria dan wanita, membuat gender sebagai prediktor dalam menentukan hardiness individu. 5. Emotional Intelligence, Tjiong 2000 menyatakan, emotional intelligence berhubungan secara signifikan dengan hardiness. individu yang memiliki emotional intelligence yang tinggi cenderung dapat mengontrol reaksi terhadap suatu peristiwa yang dihadapi secara efektif. 6. Etnis , menurut Dibartolo 2001, etnis yang serupa dengan seseorang akan membuat individu merasa aman, nyaman untuk berbagi cerita dan masalah yang terjadi dalam hidup, sehingga mempengaruhi hardiness pada seseorang. 7. Motif Individu, menurut McRae dan Costa 2000 motif personal dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kepribadian individu. Dari hasil 20 penelitian diatas terlihat bahwa motif individu mempengaruhi pembentukan kepribadian individu. Hardiness merupakan bagian dari karakteristik kepribadian individu.

6. Hardiness pada Suku Simalungun

Suku Simalungun sebagai salah satu suku di Indonesia memiliki ciri kebudayaan yang berbeda dibandingkan suku lainnya. Walaupun merupakan bagian dari suku Batak, namun suku Simalungun lebih terkenal dengan suku Batak yang halus diakibatkan tutur bahasa dan nada suaranya yang cenderung mengayun dan mendayu- dayu apabila berbicara dengan orang lain. Suku Simalungun memiliki pedoman utama yaitu Habonaron do Bona dalam kehidupannya. Hal ini berarti bahwa dalam bermasyarakat suku Siamlungun harus mengutamakan kebenaran diatas segala- galanya. Suku Simalungun memiliki falsafah” totik mansiatkon diri, marombow bani simbuei” yang artinya cermat bijak membawakan diri dan mengabdi kepada khalayak umum sehingga selalu menyenangkan bagi orang lain Saragih, 2008. Menurut Saragih, hal ini lah yang membuat masyarakat Simalungun lebih sering menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Masyarakat Simalungun cenderung untuk menghindari konflik, bahkan ketika mempertahankan pendapatnya sendiri pun. Kecenderungan orang Simalungun untuk mengikut arus, membuat situasi yang nyaman, dan menciptakan hubungan yang aman dan damai seringkali membuat orang Simalungun kurang memiliki daya tahan untuk menghadapi berbagai situasi yang dialami dalam kehidupannya, Saragih 2008 menyatakan orang Simalungun seringkali berpasrah diri dalam menghadapi kehidupannya. 21 Sehingga kurang memaknai setiap pekerjaan yang dikerjakan, dan juga berpengaruh terhadap kerja keras dan keinginan untuk berkompetisi. Pada suku Simalungun, terdapat sebuah budaya yang mengutamakan “Ahap” atau perasaan dalam melakukan sebuah tindakan, begitu juga dalam berperilaku dengan orang lain, orang Simalungun kebanyakan takut melukai perasaan orang lain, karena memikirkan bagaimana rasa sakit yang dialami orang lain, jika dihadapkan pada situasi yang sama. Hal ini juga mengakibatkan suku Simalungun kurang baik dalam penyelesaian masalah, dan menghadapi lingkungan yang penuh stress karena sering kali suku Simalungun menghindari untuk menyelesaikan masalah yang dimilikinya dengan orang lain, dan juga menghindari untuk menghadapi suatu keadaan yang penuh tekanan Saragih, 2008. Sehingga dari hal ini terlihat orang Simalungun kurang terbiasa dalam menghadapi situasi stress dalam kehidupannya. Menurut Maddi, dan Kobasa, sikap dan keterampilan untuk bertahan dalam keadaan stress, kemampuan bertahan dalam berbagai peristiwa baik dan buruk dalam kehidupannya disebut juga dengan Hardiness Maddi, 2013.