2.9 Peraturan Hukum Terkait Pemberian ASI Eksklusif
Pemerintah sangat perhatian terhadap penggalakan pemberian ASI Eksklusif. Oleh karena itu pemerintah membuat peraturan hukum terkait
pemberian ASI Eksklusif agar cakupan ASI Eksklusif dapat tercapai sesuai target Nasional yaitu 80. Beberapa peraturan hukum terkait ASI Eksklusif yaitu :
a. UU Nomor 362009 tentang Kesehatan
Pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diadakan di tempat kerja dan
tempat sarana umum.Pasal 200 : Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu Eksklusif sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 128 ayat 2 dipidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Pasal 6 berbunyi “ Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada anak yang
dilahirkannya”. c.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450MENKESSKVI2004 tentang Pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia :
1. Menentapkan ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan
dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berumur 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
27
Universitas Sumatera Utara
2. Tenaga Kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang
baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif dengan mengacu pada 10 langkah keberhasilan menyusui.
2.10 Defenisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran sera masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat pada suatu wilayah
kerja dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut
keputusan Menteri
kesehatan RI
No.128MenkesSKII2004, puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan KabupatenKota
yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Yang dimaksud dengan :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD
Yakni suatu unit organisasi dilingkungan dinas kesehatan KabupatenKota yang melakukan tugas teknis operasional dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap 28
Universitas Sumatera Utara
orang agar terwujud drajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pengertian
pembangunan kesehatan
juga meliputi
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pelayanan kesehatan.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah KabupatenKota adalah
Dinas KesehatanKota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
dibebankan oleh Dinas Keesehatan KabupatenKota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara Nasional, standar wilayah Puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih
dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas. Dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah desakelurahan atau RW. Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab kepada Dinas
Kesehatan KabupatenKota. Dari uraian diatas, jelas bahwa puskesmas adalah salah
satunya organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota untuk melaksanakan
tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah 29
Universitas Sumatera Utara
kecamatan. Adapun pengertian batasan Puskesmas dengan kewenangan kemandirian yag dimaksud disini adalah
puskesmas yang mempunyai kewenangan sebagai berikut: Kewenangan
menyelengarakan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan sesuai dengan situasi dan kondisi,
kultur budaya dan potensi setempat. Kewenangan mencari, menggali dan mengelola
pembiayaan yang berasal dari pemerintah, swasta dan sumber
lain dengan
sepengetahuan Dinas
KesehatanKota yang kemudia dipertanggungjawabkan untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Kewenangan untuk mengangkat tenaga-tenaga institusihonorer,
pemindahan tenaga,
dan pendayagunaan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya
dengan sepengetahuan
Dinas Kesehatan
KabupatenKota. Kewenangan untuk melengkapi sarana dan prasarana
termasuk peralatan medis yang dibutuhkan.
2.11 Visi dan Misi Puskesmas