Perilaku Penghasilan Keluarga per bulan: 6. Paritas Jumlah Anak

2.6.5 Paritas

Penelitian yang dilakukan Wadud 2013 ada hubungan bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu paritas rendah bila jumlah anak kurang dari tiga sedangkan paritas tinggi adalah bila anak lebih dari atau sama dengan tiga. Prevalensi menyusui Eksklusif meningkat dengan bertambahnya jumlah anak, karena prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih banyak yang disusui Eksklusif dibandingkan dengan anak kedua dan pertama sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif. Tingkat paritas telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat kecenderungan kesehatan ibu berparitas tinggi lebih baik dari pada ibu berparitas rendah Notoatmodjo,2012.

2.7 Perilaku

Perilaku merupakan keseluruhan totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang sang.at luas. Dipandang dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Dengan kata lain perilaku adalah apa yang dikerjakan olehorganisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun secara tidak langsung Hastuti, 2005. Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku, yakni kognitif cognitif, afektif afektif, dan psikomotorik psychomotor. Dalam perkembangan selanjutnya 17 Universitas Sumatera Utara olehpara ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan praktis dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu:

2.7.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh indra pendengaran telinga dan indra penglihatan mata seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda Notoatmojdo, 2010. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, karena diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu Wawan dan Dewi, 2011. 18 Universitas Sumatera Utara 2.7.1.1 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2010 pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: a. Tahu know Tahu diartikan hanya sebagai recall memanggi memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami comprehension Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. 19 Universitas Sumatera Utara d. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek dalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis synthesis Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. 2.7.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan A. Faktor Internal a Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal – hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan 20 Universitas Sumatera Utara kualitas hidup. Pada umumnya seseorang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mudah menerima informasi. b Pekerjaan Menurut Thomas dalam buku Wawan dan Dewi 2011 pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu. c Umur Menurut Huclok 1998 dalam Wawan dan Dewi 2011 semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Umur sebagian dari pengalaman dankematangan jiwa B. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. 21 Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2010 cara memperoleh pengetahuan sebagai berikut: a. Cara coba salah Trial and Error Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba lagi. b. Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan – pimpinan masyarakat baik formal ataupun informal ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. d. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut dengan metode penelitian.

2.7.2 Sikap

Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Melalui sikap, 22 Universitas Sumatera Utara kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan – tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya Wawan dan Dewi, 2011. Sedangkan menurut Notoatmodjo 2012 sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2012 menyatakan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni : a. Kepercayaankeyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak trend to behave Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi mempunyai peranan yang penting. Menurut Notoatmodjo 2012, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, seperti yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu : 1. Menerima receiving Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh suatu subjek. 23 Universitas Sumatera Utara 2. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. 3. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. 4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segera resiko adalah sikap yang paling tinggi.

2.7.3 Tindakan atau Praktik Practice

Menurut Notoatmodjo 2010 praktik atau tindakan dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya yaitu: 1. Praktik terpimpin guided response Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanisme mechanism Apabila subjek tahu seseorang telah melakukan atau mempraktekkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanisme. 3. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, 24 Universitas Sumatera Utara tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

2.8 Program Pemerintah terkait Pemberian ASI Eksklusif

Dokumen yang terkait

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat

13 77 118

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Sikap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN POLA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR MINGGU KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN.

0 0 9

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 16

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 7

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 29

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

0 0 33