Larutan standar timbal Pb Penentuan linearitas kurva kalibrasi timbal Pb Larutan standar kadmium Cd Penentuan linearitas kurva kalibrasi kadmium Cd Larutan standar tembaga Cu

19

3.5 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, hot plate, kertas saring Whatmann no. 42, dan spektrofotometri serapan atom Hitachi dengan nyala campuran udara-asetilen lengkap dengan lampu katoda timbal Pb, lampu katoda kadmium Cd dan lampu katoda Tembaga Cu.

3.6 Pembuatan Larutan Sampel

Sebanyak 100 mL sampel es balok yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.Ditambahkan 5 mL HNO 3 P ke dalam erlenmeyer menggunakan corong.Didestruksi cuplikan pada hot plate hingga volumenya menjadi ± 15 mL.Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian dibilas dengan akuabides bebas mineral sebanyak 3 kali.Ditambahkan akuabides bebas mineral hingga garis tanda.Disaring larutan dengan kertas Whatmann 42 dan masukkan ke dalam tabung reaksi. Diukur filtrat larutan sampel dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm untuk timbal Pb dan pada panjang gelombang 228,8 nm untuk kadmium Cd dan pada panjang gelombang 324,8 nm untuk tembaga.

3.7 Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar timbal nitrat, cadmium nitrat, dan tembaga nitrat 1000 µgmL masing-masing dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL yang berbeda, diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku I LIB I konsentrasi 10 µgmL.

3.7.1 Larutan standar timbal Pb

Dari LIB I 10 µgmL, dipipet sebanyak 10mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50mL kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades Universitas Sumatera Utara 20 bebas mineral disebut Larutan Induk Baku II LIB II konsentrasi 2000ngmL.

3.7.2 Penentuan linearitas kurva kalibrasi timbal Pb

Dari LIB II 2000 ngmL dipipet masing-masing sebanyak 1,25mL; 2,5mL; 3,75 mL; 5 mL; 6,25mL. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam lima buah labu ukur 50mL yang berbeda kemudian diencerkan dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi 50ngmL; 100ngmL; 150 ngmL; 200 ngmL; 250 ngmL dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 283,3 nm, atomisasi dilakukan dengan nyala udara-asetilen dengan laju alir 2,0 Lmenit, tinggi burner 7,5 cm, dan lebar celah 0,7 nm.

3.7.3 Larutan standar kadmium Cd

Dari LIB I 10 µgmL, dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku II LIB II konsentrasi 100 ngmL.

3.7.4 Penentuan linearitas kurva kalibrasi kadmium Cd

Dari LIB II 100 ngmL dipipet masing-masing sebanyak 1,5mL; 3 mL; 4,5 mL; 6 mL; 7,5 mL. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam lima buah labu ukur 50 mL yang berbeda kemudian diencerkan dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi 3 ngmL; 6 ngmL; 9 ngmL; 12 ngmL; 15 ngmL dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 228,8 nm, atomisasi dilakukan dengan nyala udara-asetilen dengan laju alir 1,8 Lmenit, tinggi burner 5 cm, dan lebar celah 0,7 nm. Universitas Sumatera Utara 21

3.7.5 Larutan standar tembaga Cu

Digunakan Larutan Induk Baku I LIB I konsentrasi 10 µgmL tanpa dilakukan pengenceran lagi.

3.7.6 Penentuan linearitas kurva kalibrasi tembaga Cu