Uji Asumsi Klasik Analisis Hasil Penelitian

3. Variabel Return on Equity memiliki nilai terkecil minimum -36.36, nilai terbesar maximum 27,81 dengan rata-rata mean sebesar 39,232. Simpangan baku standar deviation variabel ini adalah sebesar 8.81347. 4. Variabel Porsi Saham Publik memiliki nilai terkecil minimum 7,11, nilai terbesar maximum 94,15 dengan rata-rata mean yang diperoleh perusahaan real estate property selama tahun 2008-2010 sebesar 36.1484. Simpangan baku standar deviation variabel ini adalah sebesar 21.48918. 5. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai terkecil minimum 25,50, nilai terbesar maximum 30,47 dengan rata-rata mean yang diperoleh perusahaan real estate property selama tahun 2008-2010 sebesar 1.26250. Simpangan baku standard deviation variabel ini adalah sebesar 1.26250. 6. Variabel Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan memiliki nilai terkecil minimum 60,00, nilai terbesar maximum 89,23 dengan rata-rata mean Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diperoleh perusahaan real estate property selama tahun 2008-2010 sebesar 72,7139. Simpangan baku standar deviation adalah sebesar 6.61704.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan analisis yang akurat dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi klasik, yang merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi. Pengujian Universitas Sumatera Utara asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. 1. Analisis Grafik Dalam analisis ini, grafik yang digunakan berupa grafik histogram dan grafik P-P Plot, dimana data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Gambar 4.1 Histogram Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Universitas Sumatera Utara Dari histogram tersebut, terlihat kurva berbentuk lonceng yang menunjukkan kemiringan yang hampir setara. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data mendekati normal. Dari grafik P-P Plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Hal ini menujukkan data penelitian yang terdistribusi secara normal. 2. Analisis Statistik Peneliti melakukan uji statistik ini untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal telah berdistribusi normal. Uji statistik yang dilakukan adalah uji Kolmogorovk-Smirnov 1 sample K-S dengan signifikansi sebesar 5. Pengujian dilakukan terhadap nilai residual dari model regresi karena jika terdapat normalitas, maka nilai residual akan Gambar 4.2 Grafik P-P Plot Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Universitas Sumatera Utara terdistribusi secara normal dan independen. Data yang normal adalah data yang memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,922 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi di antar variabel bebas independen. Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 87 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 5.06404715 Most Extreme Differences Absolute .059 Positive .035 Negative -.059 Kolmogorov-Smirnov Z .550 Asymp. Sig. 2-tailed .922 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas K-S Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Universitas Sumatera Utara nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka terdapat gejala multikolinearitas. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah. Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk semua variabel 10, dan nilai tolerance untuk semua variabel 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. c. Uji Heterokedastisitas Tujuan pengujian heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -30.449 14.207 ART -.107 .075 -.132 .838 1.193 CR -.024 .152 -.014 .937 1.067 ROE -.153 .068 -.203 .878 1.139 PSP -.043 .029 -.140 .840 1.190 SIZE 3.784 .522 .722 .728 1.373 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Universitas Sumatera Utara tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot gambar 4.3 Dari grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta titik- titik tersebut tersebar baik di atas maupun di bahwa angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. d. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 periode sebelumnya. Model Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Universitas Sumatera Utara regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2006 : 96. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson DW. Hasil uji DW dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,173 dengan jumlah sampel sebanyak 87 buah, dan jumlah variabel bebas sebanyak 5 n = 87, k = 5, dan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dari data tersebut maka batas d L = 1,532 dan d U = 1,775 . Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson dimensi on0 1 .644 a .414 .378 5.21800 2.173 a. Predictors: Constant, SIZE, CR, ROE, PSP, ART b. Dependent Variable: KLKP Jika Keputusan 0 2,173 1,.532 1,532 ≤ 2,173 ≤ 1,775 1,775 2,173 2,225 2,225 ≤ 2,173 ≤ 2,468 2,468 2,173 4 Ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Tabel 4.5 Intepretasi Hasil Uji Autokorelasi DW Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011 Universitas Sumatera Utara Interpretasi dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.5 di atas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai DW sebesar 2,173 lebih besar dari batas D U sebesar 1,775 dan lebih kecil dari batas D L sebesar 1,532, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi.

4.2.2 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, dan Rasio Pasar Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 43 107

Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Dan Porsi Saham Publik Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 50 82

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Porsi Saham Publik, dan Umur Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

3 28 122

Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan

0 25 149

Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

1 48 86

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

The Effect of Current Ratio, Activity Ratio, Debt Ratio, and Inflation on Profitability Ratio in the Real Estate Company in Indonesia Stock Exchange 2010-2013

0 3 91

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103