2.1.3 Kelengkapan Pengungkapan
Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Negara maju dengan regulasi yang
lebih ketat relatif lebih tinggi pengungkapan laporan keuangannya jika dibandingkan dengan perusahaan di negara berkembang. Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara
bersangkutan. Hendriksen 2002:425 mengatakan penetapan tingkat kelengkapan
pengungkapan yang tepat idealnya tergantung pada tingkat kesejahteraan sosial yang dihasilkan oleh pengungkapan. Jika tidak ada suatu teori etika yang
memungkinkan pengukuran kesejahteraan sosial, maka para regulator akuntansi berkewajiban untuk mengandalkan kriteria seperti relevansi dan keandalan.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas untuk menilai manfaat dari
laporan keuangan tersebut. Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology,
seperti Rumus Wallace.
Dimana: n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
Universitas Sumatera Utara
k : jumlah item yang seharusnya diungkap
2.1.4 Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir 2009:172, rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Dapat dikatakan pula rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio
aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran, dapat terlihat apakah
perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.
Selain itu, juga dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengukur kinerja mereka selama ini.
Dari hasil pengukuran ini terlihat bahwa perusahaan periode ini mampu atau tidak mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan. Apabila tidak mampu
untuk mencapai target, maka pihak manajemen harus mampu mencari sebab- sebab tidak tercapainya target yang telah ditentukan tersebut. Kemudian, dicari
upaya perbaikan yang diperlukan. Namun, apabila mampu mencapai target yang telah ditentukan, maka hendaknya dapat dipertahankan atau ditingkatkan untuk
periode berikutnya. Beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan dari penggunaan rasio
aktivitas antara lain Kasmir, 2009:173:
Universitas Sumatera Utara
a. untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode, b. untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang days of
receivables, dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih,
c. untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang,
d. untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan working capital turnover,
e. untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode,
f. untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.
Dua rasio aktivitas yang sering digunakan adalah: perputaran persediaan
inventory turnover dan perputaran piutang account receivable turnover. 1. Perputaran Persediaan Inventory Turnover
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan inventory ini berputar
dalam suatu periode Kasmir, 2009:180. Perputaran persediaan inventory turnover dapat dihitung dengan rumus:
2. Perputaran Piutang Account Receivable Turnover Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
Universitas Sumatera Utara
yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode Kasmir, 2009:176.
Perputaran piutang Account Receivable Turnover dapat dihitung dengan rumus:
2.1.5 Rasio Likuiditas