vi
50
49
VI. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI
A. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan
sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik good governance dan pemerintah yang bersih clean goverment,
maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia Padi harus memenuhi prinsip-prinsip:
a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme KKN; c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi
dan demokratisasi; d. Memenuhi asas akuntabilitas.
Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi tanaman padi berada pada Dinas Pertanian yang
membidangi tanaman pangan KabupatenKota, sedangkan tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada
Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan Provinsi atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan
kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
vi
51
50
dengan memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi
dan KabupatenKota.
Kegiatan koordinasi
pembinaan lintas KabupatenKota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis
operasional difasilitasi
oleh KabupatenKota.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi
tanaman padi maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat KabupatenKota dibentuk Tim
Teknis KabupatenKota. 2. Penanggung Jawab Program.
Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan
memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan Bantuan Pemerintah antara lain : a. Menyusun petunjuk teknis sebagai salah satu acuan
dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan;
b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi dengan Provinsi dan KabupatenKota, Instansi terkait
serta seluruh
pemangku kepentingan,
dalam pelaksanaan, pemantauanpengendalian dan evaluasi
kegiatan; c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
vi
52
51
B. Operasionalisasi
Agar pelaksanaan pengelolaan produksi tanaman padi terkoordinasi
dan terpadu
mulai dari
kelompok tanigapoktanLMDH, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat
maka perlu dibentuk tim pembina tingkat pusat, tim pembina tingkat provinsi dan tim teknis tingkat kabupatenkota.
1. Tim Pembina Pusat Dalam rangka peningkatan produksi tanaman padi dibentuk
Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai di tingkat Pusat, melalui Surat keputusan
Menteri Pertanian, dengan uraian tugas sebagai berikut: a. Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi
padi, jagung dan kedelai dan sarana pendukungnya. b. Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan kerja
Perangkat daerah pelaksana program. c. Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas
pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, dan sarana pendukungnya.
2. Tim Pembina Provinsi Tim Pembina Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian,
Bakorluh Provinsi dan KodamKorem ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman pangan, dengan tugas :
vi
53
52
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada petunjuk teknis yang disusun oleh Pusat;
b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-instansi di tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan; c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis KabupatenKota
dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan di lapangan;
d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.
3. Tim Teknis KabupatenKota Tim Teknis KabupatenKota yang terdiri dari unsur Dinas
Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan ditetapkan oleh BupatiWalikota setempat atau Kepala Dinas
Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas : a. Menyusun petunjuk secara lebih rinci yang disesuaikan
dengan kondisi di masing-masing daerah dengan mengacu pada Petunjuk Teknis yang disusun oleh Pusat dan Petunjuk
Pelaksanaan Juklak yang disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat;
b. Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok RUK sesuai dengan rekomendasi setempat.
c. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;