Strategi Pencapaian Produksi Padi 2016 a.1. Peningkatan Produktivitas Intensifikasi

vi 27 26 Untuk mendukung penerapan teknologi tanam jajar legowo maka akan difasilitasi bantuan benih dan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya untuk mempermudah terjadinya jajar legowo kepada petanikelompok tanigapoktanLMDH pelaksana kegiatan serta fasilitasi biaya pembuatan papan nama, dukungan pembinaan, bimbingan, pemantauan, evaluasi pengelolaan produksi padi, kegiatan ubinan bersama serta gerakan tanam dan panen. Sedangkan di luar fokus utama melalui berbagai upaya dan dukungan anggaran guna peningkatan produksi dan produktivitas pada areal tanam seluas 10,5 juta ha. Upaya penambahan luas tanam tahun 2016 antara lain diperoleh dari pertambahan luas tanam dari pembangunan waduk antara lain Waduk Jati Gede, pembangunan bendungan di Kabupaten Aceh Barat, serta rencana pertambahan luas tanam melalui pembangunan bendungan baru. Selain itu potensi tambah tanam juga diperoleh dari pemanfaatan cetak sawah tahun 2015 seluas 31 ribu ha serta pemanfaatan lahan rawagambut seluas 2 ribu ha. Skenario pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016 sebagaimana terlihat pada Tabel 3 berikut ini : vi 28 27 Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2016 I Tambahan Pengembangan Lahan 602.600 406.950 406.950 386.603 2.005.445 2 Pertambahan Luas Tanam dari pembangunan Bendungan Jati Gede 98.000 2,00 196.000 196.000 186.200 5,78 1.076.236 3 Pertambahan luas tanam dari Cetak Sawah Baru Tahun 2015 31.140 1,00 31.140 31.140 29.583 3,75 110.936 4 Pertambahan luas tanam dari Pemb. Bendungan di Aceh Barat Tahun 2015 500 2,00 1.000 1.000 950 3,75 3.563 5 Perluasan Sawah DIPA PSP 2016 200.600 1,00 70.210 70.210 66.700 3,75 250.123 6 Rehab Jaringan Irigasi DIPA PSP 2016 400.000 0,30 108.000 108.000 102.600 5,48 562.248 7 Pengembangan Pemanfaatan Lahan RawaGambut DIPA PSP 2016 2.000 0,30 600 600 570 4,10 2.339 II Pengembangan Produktivitas Lahan 5.044.300 2.386.450 5.044.300 4.792.085 24.833.139 1 PAT 1.988.000 1.988.000 1.988.000 1.888.600 4,50 8.498.700 2 Ekstensifikasi 398.450 398.450 398.450 378.528 4,50 1.703.374 3 Intensifikasi 1.622.850 1.622.850 1.541.708 5,78 8.911.069 4 Bantuan Benih 500.000 500.000 475.000 5,78 2.745.500 5 Pengembangan Teknologi Hazton DIPA TP 2016 49.000 49.000 46.550 7,28 338.884 6 Pengembangan Desa Pertanian Padi Organik 4.000 4.000 3.800 5,43 20.634 7 Pengembangan Padi Hibrida DIPA TP 2016 40.000 40.000 38.000 8,28 314.640 8 Pengembangan Padi Varietas Baru IPB 3S 40.000 40.000 38.000 5,53 210.140 9 Rehab Jaringan Irigasi DIPA PSP 2016 400.000 - 400.000 380.000 5,48 2.082.400 10 Pengembangan Pemanfaatan Lahan RawaGambut DIPA PSP 2016 2.000 2.000 1.900 4,10 7.798 III Dukungan Lainnya 9.574.573 - 9.574.573 9.095.844 49.388.337 1 Pengembangan Padi Hibrida Dana Subsidi 2016 150.000 - 45.000 42.750 8,46 361.451 2 Pengantian Varietas Unggul Inbrida Dana Subsidi 2016 5.000.000 - 1.000.000 950.000 6,78 6.441.000 3 Dukungan Alat dan mesin Pertanian DIPA 2016 19.300 - 19.300 18.335 5,48 100.476 4 RegulerSwadaya Petani Pembinaan 4.405.273 - 8.510.273 8.084.759 5,26 42.485.410 15.025.823 2.793.400 15.025.823 14.274.532 53,40 76.226.921 Jumlah No. Kegiatan Volume Kegiatan ∆ IP Peningkata n Areal Luas Tanam Luas Panen Ha Produktivit as tonha Produksi Ton vi 29 28 Upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi di luar wilayah fokus dilakukan melalui serangkaian pembinaan, pengawalan, pendampingan dan bimbingan yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan pemanfaatan bantuan benih, benih bersubsidi, benih non subsidi dan atau benih dari sumber-sumber lain, pupuk bersubsidi urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik, alsintan, pemanfaatan cetak sawah tahun 2016, rehabilitasi jaringan irigasi tahun 2016, dukungan APBD ProvinsiAPBD KabupatenKota, dan swadaya murni petani melalui KKP-EKUR, Dukungan PenyuluhPPL Swadaya dan lainnya. Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan melalui gerakan yang luar biasa antara lain: 1. gerakan pengolahan tanah, 2. gerakan tanam dan panen serentak, 3. gerakan pemupukan berimbang, 4. gerakan penerapan teknologi, 5. gerakan pengendalian OPT, 6. gerakan penanganan panen dan pasca panen, dan 7. gerakan lainnya dengan dukungan dana APBN maupun APBD Provinsi dan APBD KabupatenKota serta dana masyarakat dan stakeholder. Penyuluh PertanianPPL, POPT, PBT, Aparat TNI-AD tetap harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada dan dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian vi 30 29 KabupatenKota dan BakorluhBapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di luar areal non program. Pos simpul koordinasi POSKO pelaksanaan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dapat memanfaatkan Pokja yang ada di masing-masing daerah antara lain seperti Pokja UPSUS. Sedangkan mekanisme dan hubungan kerja antar lembaga dalam rangka UPSUS peningkatan produksi padi dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi mengacu pada Permentan 131PermentanOT.140122014 tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang Membidangi Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional. vi 31 30

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016

Upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan peningkatan produktivitas intensifikasi dan kegiatan perluasan areal tanam ekstensifikasi. Seluruh kegiatan peningkatan produktivitas intensifikasi diwajibkan menerapkan teknologi tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan perluasan areal tanam ekstensifikasi diharapkan dapat menerapkan teknologi tanam jajar legowo atau disesuaikan dengan kondisi setempat. A. Kriteria Calon Lokasi Budidaya Padi Provitas, Perluasan, Padi Teknologi, Hazton, Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi A.1. Kriteria Umum a. Merupakan daerah yang berpeluang untuk ditingkatkan produktivitas danatau indeks pertanamannya. b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. c. Diusahakan berada dalam satu hamparankawasan yang strategis dan mudah dijangkau petani atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan. d. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan kontribusi peningkatan incremental produksi yang vi 32 31 akan dihasilkan dan oleh karena itu Dinas Pertanian KabupatenKota perlu melakukan identifikasi terhadap calon lokasi dengan cermat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar prasyarat dimaksud dapat terpenuhi. e. Lokasi kegiatan diberi papan nama sebagai tandaidentitas lokasi pelaksanaan kegiatan. A.2. Kriteria Khusus A.2.1. Lokasi Budidaya Padi Provitas Intensifikasi a. Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi, danatau sawah tadah hujan, danatau pasang surut danatau lebak yang produktivitasnya masih dapat ditingkatkan. b. Lokasi yang belum menerapkan teknologi tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 secara sempurna, dengan tetap memperhatikan kondisi di lapangan. A.2.2. Lokasi Budidaya Padi Perluasan Ekstensifikasi a. Lokasi kegiatan dimaksudkan untuk menambah luas areal tanam padi di lahan sawah sawah irigasi setengah teknis, sawah vi 33 32 irigasi sederhana, sawah irigasi desa, lahan sawah non irigasi lahan sawah tadah hujan, lahan sawah lebak, polder dan lahan sawah lainnya, lahan pertanian bukan sawah tegalkebun, ladanghuma, lahan perkebunan dan lahan HTI dan lahan sementara tidak diusahakan termasuk lahan sawah yang terkena bencana serta lahan yang belum diusahakanditinggalkan. b. Lokasi yang mampu meningkatkan IP minimal 100. c. Status lahan tidak dalam sengketa. d. Luas satu kawasan minimal 150 ha dan dapat terdiri dari beberapa lokasi hamparan yang mudah dijangkau alat mesin pertanian atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan spot parsial namun terhubung dengan aksesbilitas yang memadai. e. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air sungai, waduk, sumur tanah dalamdangkal dll untuk dapat memenuhi kebutuhan air vi 34 33 selama pertanaman padi utamanya pada musim kemarau. A.2.3. Lokasi Budidaya Padi Perluasan Ekstensifikasi Melalui Peningkatan IP. a. Lokasi kegiatan dimaksudkan untuk menambah luas tanam padi melalui peningkatan indeks pertanaman di lahan sawah tadah hujan, danatau lahan kering, danatau pasang surut danatau lebak, yang masih berpeluang untuk dapat ditingkatkan indeks pertanamannya. b. Lokasi bukan lahan baru tetapi sebelumnya tidak ditanami padi seperti: tegalan, kebun, ladang, huma, lahan sementara tidak diusahakan, lahan hutan tanaman industri, lahan perkebunan replanting, dan lahan kritis. c. Lokasi kegiatan dapat berupa pula lahan yang sebelumnya ditanami selain padi penggantian komoditas. d. Status lahan tidak dalam sengketa. vi 35 34 A.2.4. Lokasi Budidaya Padi dengan Teknologi Hazton. a. Lokasi dapat pada lahan eksisting danatau lokasi baru Perluasan Areal TanamPAT danatau Peningkatan Indeks Pertanaman PIP. b. Lokasi kegiatan dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah tadah hujan, lahan kering, pasang surut dan lebak yang produktivitas danatau indeks pertanamannya masih dapat ditingkatkan. A.2.5. Lokasi Budidaya Padi Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi. a. Lokasi diutamakan pada daerah dimana pertanian organik padi sudah berkembang Kelas Eksportir dan Domestik danatau daerah pertumbuhan Kelas Pemula. b. Lokasi diprioritaskan berada pada lokasi ekspelaksanaan kegiatan SL-PHT danatau; lokasi eks pelaksanaan kegiatan SRI danatau lokasi eks pelaksanaan kegiatan UPPO. Format daftar calon petani dan calon lokasi penerima bantuan pemerintah Tahun 2016, disajikan pada Lampiran 4. A.2.5. Lokasi Budidaya Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi. vi 36 35 B. Kriteria Calon Petani Pelaksana Budidaya Padi Provitas, Perluasan, Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi. a. Kelompok tanipetaniGapoktanLMDH pelaksana kegiatan merupakan kelompok yang dinamis, proaktif dan bertempat tinggal dalam satu desawilayah yang berdekatan danatau disesuaikan dengan kondisi di lapangan, diusulkan oleh Kepala Desa danatau KCD dan atau Petugas LapanganPenyuluh. b. Kelompok taniPetaniGapoktanLMDH pelaksana kegiatan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarappenyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. c. Kelompok tanipetaniGapoktanLMDH pelaksana kegiatan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPK dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran KPA bagi Satker Mandiri TP. Apabila Satker melekat di Provinsi TP Provinsi maka kelompok tanipetanigapoktanLMDH penerima diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPK dan disahkan oleh Kuasa Pengguna vi 37 36 Anggaran KPA. Contoh format surat keputusan PPK, disajikan pada Lampiran 5. d. Kelompok tanipetaniGapoktanLMDH pelaksana kegiatan bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah sarana produksi dan pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Selanjutnya seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan. e. Kelompok tanipetaniGapoktanLMDH pelaksana kegiatan diharapkan membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan bantuan tersebut sesuai peruntukannya contoh usulan RUK disajikan pada Lampiran 6 dan sanggup mengembalikan bantuan apabila tidak sesuai peruntukannya sebagaimana disajikan pada Lampiran 7. Mekanisme pengembalian, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. f. Kelompok tanipetaniGapoktanLMDH pelaksana kegiatan memiliki rekening yang masih berlakumasih aktif di Bank Pemerintah BUMN atau BUMDBank Daerah yang terdekat. Rekening bank diutamakan berupa rekening bank setiap kelompok tani namun dapat pula rekening gabungan kelompok tani Gapoktan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar vi 38 37 diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

C. Fasilitasi Bantuan Dalam Pelaksanaan Budidaya Padi Provitas,

Perluasan, Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi. Bantuan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah bantuan pemerintah yang diberikan kepada Kelompok Masyarakat dalam bentuk uang atau barang. Dalam operasionalnya mengikuti peraturan perundangan yang berlaku antara lain: Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 168PMK.052015 tanggal 3 September 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian dan Lembaga, Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 62PermentanRC.130122015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2016, Petunjuk Teknis Pengelolaan Program dan Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016 Nomor: 13KPASK.310C12016 tanggal 4 Januari 2016, dan peraturan-peraturan perundangan lainnya. vi 39 38 C.1. Fasilitasi Secara Umum Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan merupakan stimulan kepada kelompok tanipetanigapoktanLMDH dalam bentuk uang atau barang. Fasilitasi untuk pelaksanaan seluruh kegiatan berupa pembelian benih bermutu varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non subsidi. Tidak dibolehkan memanfaatkanmenggunakan benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah. Jumlah dan varietas yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi setempat spesifik lokasi, serta disetujui danatau diketahui oleh Petugas LapanganPenyuluh, Dinas Pertanian KabupatenKota danatau BPTP setempat. Sumber benih dapat berasal dari kios benih, penangkar benih, produsen BUMNBUMDSwasta, dan atau dari sumber lain yang jelas, dll. Selanjutnya kemasan dan label benih agar disimpan dengan baik untuk monitoringpemeriksaan. Selain itu juga diberikan bantuan dana untuk pembelianpengadaan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya untuk mempermudah terjadinya jajar legowo yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penggunaan dana bantuan secara keseluruhan tersebut vi 40 39 dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah spesifik lokasi dan secara teknis disesuaikan dengan anjuran teknologi setempat. Untuk itu koordinasi dan komunikasi dengan BPTP setempat dan atau dengan instansi terkait lainnya sangat diperlukan agar bantuan pemerintah tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien oleh penerima bantuan guna meningkatkan produktivitas dan produksi. Kebutuhan benih maupun kebutuhan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya dituangkan dalam RUK Rencana Usaha Kelompok masing-masing kelompok tanipetani gapoktanLMDH pelaksana kegiatan. C.1.1. Fasilitasi untuk Budidaya Padi Produktivitas Intensifikasi Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan budidaya padi produktifitas provitas adalah benih dan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya. C.1.2. Fasilitasi untuk Budidaya Padi Perluasan Areal Tanam ekstensifikasi Perluasan areal tanam ekstensifikasi padi bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi padi nasional melalui upaya penambahan luas vi 41 40 areal tanam dan atau peningkatan indeks pertanaman padi. Terkait dengan kegiatan perluasan areal tanam padi yang dialokasikan pada lahan kering, apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak tersedia maka dapat menggunakan benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya yang biasa ditanam di lahan kering sesuai dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi atau BPTP. Anggaran untuk alat tanam dapat digunakan untuk pembelian alat tanam atau alat bantu tanam lainnya yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi. Bantuan lainnya terkait pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Direktorat Alat Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempersiapkan alat mesin pertanian untuk mempermudah olah tanah traktor roda-2 dan