4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini yaitu.
1. Jenis alih kode dalam acara
Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7. 2.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode dalam acara Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7.
3. Fungsi alih kode dalam acara
Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditemukan, peneliti tidak dapat membahas semuanya dikarenakan keterbatasan waktu dan keefektifan
penelitian. Sehingga rumusan masalah dibatatasi sebagai berikut. 1.
Jenis alih kode yang terdapat dalam acara Talk Show “Bukan Empat Mata”
di Trans 7. 2.
Fungsi alih kode dalam acara Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Jenis alih kode apa sajakah yang terdapat dalam acara
Talk Show “Bukan Empat Mata
” di Trans 7? 2.
Apa sajakah fungsi alih kode dalam acara Talk Show “Bukan Empat Mata”
di Trans 7?
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Mendeskripsikan jenis alih kode yang terdapat dalam acara Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7
2. Mendeskripsikan fungsi alih kode dalam acara
Talk Show “Bukan Empat Mata
” di Trans 7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian mengenai jenis dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode dalam acara
Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7 diharapkan dapat bermanfaat.
Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan dalam memahami jenis dan fungsi alih kode. Bagi pengajaran bahasa Indonesia
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan pengajaran. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi teori kebahasaan, khususnya
kajian sosiolinguistik terkait dengan ihwal kode, yaitu mengenai alih kode dalam acara
Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans 7.
G. Batasan Istilah
1. Bahasa: sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
2. Kode atau Tanda: berbagai aspek kebahasaan yang meliputi bahasa, dialek,
laras tutur speech style dan arus tutur speech level.
6
3. Kedwibahasaan: penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur
dalam berkomunikasi. 4.
Kontak Bahasa: meliputi segala peristiwa persentuhan antara dua bahasa atau lebih yang berakibat adanya perubahan unsur bahasa tersebut.
5. Alih Kode: gejala peralihan pemakaian bahasa dari bahasa satu ke bahasa
yang lain. 6.
Peristiwa tutur: berlangsungya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan
satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu.
7
BAB II KAJIAN TEORI
Pada kajian teori ini diuraikan tentang teori-teori yang mendasari permasalahan pada penelitian ini. Teori ini digunakan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan yang diharapkan dapat memperkuat keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah sosiolinguistik, kode, kedwibahasaan, alih
kode, perbedaan dan persamaan alih kode dan campur kode, diglosia, variasi bahasa, dan bukan empat mata di trans 7. Kajian alih kode meliputi;
pengertian alih kode, perbedaan alih kode dan campur, jenis alih kode, faktor penyebab alih kode, dan fungsi alih kode. Adapun uraian selanjutnya
disampaikan pada paparan sebagai berikut.
A. Landasan Teoretis
1. Sosiolinguistik
Penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik. Oleh karena itu perlu dikemukakannya konsep-konsep yang berhubungan dengan teori sosio-
linguistik. Adapun teori yang dibutuhkan yakni mengenai kedwibahasaan ataupun multibahasa serta peristiwa alih kode ataupun teori-teori lain yang
relevan dengan penelitian ini. Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan lazimnya dibagi atas bidang-
bidang bawahan atau cabang. Demikian pula ilmu linguistik juga lazimnya dibagi menjadi bidang bawahan yang bermacam-macam. Misalnya saja, ada
linguistik antropologis, yaitu cara menyelidiki linguistik yang dimanfaatkan