Penyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi kedalam suatu matriks atau bentuk yang mudah
dipahami.Penyajian data yang mudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis data kualitatif yang valid.
c. Menarik Kesimpulan
Dari permulaan pengolahan data, peneliti mulai mencari makna dari data-data yang telah terkumpul.Selanjutnya mencari arti
dan penjelasannya kemudian menyusun pola-pola hubungan tertentu yang mudah dipahami dan ditafsirkan.Data tersebut dihubungkan dan
dibandingkan antara satu dengan lainnya sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas setiap permasalahan yang ada.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik keabsahan data diterapkan dalam dalam rangka mengukur derajat kepercayaan dengan membuktikan kebenaran temuan hasil
penelitian yang sesuai kenyataan di lapangan. Dalam penelitian ini, teknik keabsahan data yang dilakukan adalah triangulasi. Triangulasi merupakan
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan
triangulasi sumber dan metode. Dengan teknik triangulasi sumber berarti membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dari informan
penelitian yang satu dengan yang lain, yaitu hasil wawancara antara PLKB
Kecamatan Pleret dengan kader masyarakat. Kemudian triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan demikian, data yang diperoleh dapat dipercaya dan diakui kebenarannya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi BKK, PP dan KB Kabupaten Bantul
a. Sejarah BKK, PP dan KB
Sejak tahun 1956, program KB sudah diperkenalkan di Indonesia melalui sebuah organisasi swasta yang bekerja dibawah dukungan
International Planned Parenthood Federation atau biasa disebut TPPF. Berselang lebih dari 1 satu dekade kemudian, tepatnya pada tahun 1970
era 70’an program pembangunan pun mulai digalakkan. Hal ini kemudian berdampak pada kurangnya stabilitas kependudukan di
Indonesia. Setelah ditinjau lebih lanjut, ternyata masalah ini berpotensi untuk mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di tahun 2000
BKKBN, 2010:8. Sehingga dibutuhkan sebuah solusi untuk dapat mengatasi permasalahan ini.
Pada akhirnya 1970 pemerintah menemukan sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah kependudukan ini UNFPA BKKBN,
2007:1. Upaya penyelesaian masalah tersebut adalah melalui program keluarga berencana Nasional program KB. Kemudian lahirlah sebuah
lembaga yang menjadi penanggung jawab program KB secara Nasional yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional atau dikenal
dengan BKKBN pada tahun 1970. BKKBN ini tidak hanya memiliki