Pertanggungjawaban Penggunaan Uang Persediaan selanjutnya disingkat UP Pertanggungjawaban Penggunaan Tambahan Uang selanjutnya disingkat TU Pertanggungjawaban Administratif

29 jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetakpenggandaan, sewa rumahgedung gudangparkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, dan lain-lain pengadaan barangjasa, dan belanja lainnya yang sejenis 3. Belanja modal Belanja modal adalah belanja yang digunakan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 duabelas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Transaksi belanja SKPD bisa dilakukan melalui uang persediaanganti uang persediaan, tambahan uang persediaan maupun langsung dari kas umum daerah. Bendahara Pengeluaran wajib mempertanggungjawabkan uang yang berada dalam pengelolaannya dalam bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan uang persediaan, pertanggungjawaban atas penggunaan tambahan uang persediaan dan pertanggungjawaban administratif.

B. Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran SKPD dan Bukti-Bukti Pendukungnya

Bendahara pengeluaran SKPD wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada pengguna anggaran melalui PPK-SKPD. Pertanggungjawaban tersebut terdiri atas:

1. Pertanggungjawaban Penggunaan Uang Persediaan selanjutnya disingkat UP

Bendahara Pengeluaran mempertanggungjawabkan penggunaan UP setiap akan mengajukan ganti uang GU. Dokumen yang disampaikan dalam pertanggungjawaban tersebut adalah Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan selanjutnya disingkat LPJ-UP dan dilampiri dengan bukti-bukti belanja yang sah. LPJ-UP tersebut dijadikan sebagai lampiran dalam pengajuan Surat Permintaan Pembayaran GU selanjutnya disingkat SPP- GU, dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran melalui PPK SKPD sebagai dasar pengajuan surat perintah membayar. 30

2. Pertanggungjawaban Penggunaan Tambahan Uang selanjutnya disingkat TU

Bendahara Pengeluaran mempertanggungjawabkan penggunaan TU apabila TU yang dikelolanya telah habisselesai digunakan untuk membiayai suatu kegiatan atau telah sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima. Dokumen yang disampaikan dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut adalah Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan selanjutnya disingkat LPJ-TU, yang dilampiri dengan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap. LPJ tersebut kemudian disampaikan ke PPK SKPD untuk diverifikasi, sebelum diberikan ke Pengguna Anggaran untuk disahkan. Bendahara Pengeluaran menyampaikan LPJ-TU yang sudah disahkan Pengguna Anggaran berikut bukti setor sisa TU ke BUDKuasa BUD.

3. Pertanggungjawaban Administratif

Bendahara Pengeluaran membuat pertanggungjawaban administratif dan menyampaikannya kepada Pejabat Pengguna Anggaran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, dalam bentuk Surat Pertanggungjawaban selanjutnya disingkat SPJ Administratif. SPJ tersebut merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu dan menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif maupun per kegiatan. SPJ Administratif dilampiri dengan: a. Buku Kas Umum selanjutnya disingkat BKU b. Laporan Penutupan Kas, dan c. SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu. SPJ administratif pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut harus dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan. Dokumen SPJ beserta BKU, laporan penutupan kas dan SPJ bendahara pengeluaran pembantu kemudian diberikan ke PPK-SKPD untuk dilakukan verifikasi sebelum disampaikan ke Pengguna Anggaran.

4. Pertanggungjawaban fungsional