Good Corporate Governance Self – assessment

LAPORAN TAHUNAN 2012 16 ANNUAL REPORT Dari penilaian sendiri atas pelaksanaan GCG, berikut adalah faktor yang menjadi kekuatan pelaksanaan GCG : Bank telah memiliki kecukupan struktur tata kelola dalam proses pelaksanaan prinsip GCG sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan harapan stakeholder. Bank juga telah memiliki infrastruktur yang memadai dalam bentuk SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan prosedur dalam menerapkan prinsip GCG dan didukung penuh oleh IBG kantor pusat yang menjalankan fungsi selaku dewan komisaris, juga untuk mendukung transparansi, Bank telah memiliki lokal website yang memuat produk perbankan yang dimiliki dan laporan keuangan. Terkait implementasi prinsip kepatuhan, Bank senantiasa mensosialisasikan kepada seluruh jenjang dalam Bank tentang ketentuan-ketentuan baru, prinsip kehati-hatian, prinsip manajemen risiko, budaya kepatuhan, pengendalian internal. Manajemen mendukung penuh proses yang menjamin implementasi GCG dalam Bank. Selain itu, kantor pusat Bangkok Bank mendukung penuh Rencana Bisnis Bank dalam rangka peningkatan pertumbuhan kredit portofolio dan penambahan modal disetor dan dana usaha guna memperkuat struktur permodalan Bank. Sementara, terdapat kelemahan dalam pelaksanaan GCG, yaitu : Bangkok Bank Jakarta merupakan kantor cabang bank asing dari Thailand dimana pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris serta Komite – komite telah disesuaikan dengan struktur organisasi Bangkok Bank International. Adapun fungsi dewan Komisaris dan komite-komite dilakukan oleh IBG, Kantor Pusat terhadap kinerja kantor cabang Jakarta yang hasilnya berupa laporan pengawasan dari IBG yang dikirim secara berkala tiap 3 bulan kepada kantor cabang Bangkok Bank Jakarta. From self-assessment on the implementation of good corporate governance, the following is a strength factor GCG : The Bank has adequate governance structures in the implementation of corporate governance principles in accordance with Bank Indonesia regulations and stakeholder expectations. Bank has adequate infrastructure in the form of HR, IT, Branch networks, policies and procedures in applying the principles of good corporate governance and is fully supported by IBG headquarters function as the board of commissioners, as well as to support transparency, the Bank has a local website containing the product owned banking and financial reports. Related to the implementation of the principle of compliance, the Bank continuously disseminate to all levels of the Bank of the new provisions, the prudential principle, the principle of risk management, compliance culture, internal controls. Management fully supports the process that ensures the implementation of GCG in Bank. Additionally, the headquarters of Bangkok Bank fully supports the Business Plan in order to increase the loan portfolio growth and additional paid-in capital and operating funds to strengthen the Banks capital structure. Meanwhile, there is weakness in the implementation of corporate governance, namely: Bangkok Bank in Jakarta is a branch office of a foreign bank Thailand where the performance of the functions of Board of Commissioners and the Committee - the committee has been adapted to the organizational structure of the Bangkok Bank International. The functions of the Board of Commissioners and committees conducted by IBG, to Jakarta branch performance which is the result of the supervision of IBG are sent periodically every 3 months to the Bangkok Bank branch office in Jakarta LAPORAN TAHUNAN 2012 17 ANNUAL REPORT PEREKONOMIAN INDONESIA 2012 Indonesia Economy in 2012 Selama tahun 2012 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang kuat. Nilai tukar rupiah terhadap USD masih terjaga pada level wajar dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23, melampaui ekpektasi banyak kalangan dan menunjukan daya tahan terhadap kelesuan ekonomi global. Nilai Tukar Nilai tukar USD pada tahun 2012 mengalami penguatan yang lebih tinggi sebesar 602,5 nilai dasar dari Rp. 9.067,5 1 USD pada akhir tahun 2011 menjadi Rp. 9.670,0 1 USD pada akhir tahun 2012. Secara fundamental nilai tukar rupiah terdepresiasi karena pengaruh faktor eksternal dan internal yang antaranya perlambatan ekonomi Eropa yang menyebabkan pelemahan EUR terhadap USD sehingga USD lebih diminati oleh pasar dalam dan luar negeri. Dilain hal, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah relatif besar juga merupakan faktor penyeimbang kestabilan rupiah. Tingkat Inflasi Inflasi Indeks Harga Konsumen IHK mencapai 4,3 dimana lebih tinggi dari tingkat inflasi pada tahun 2011. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah guna kestabilan tingkat inflasi rendah, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang tetap terjaga. Suku Bunga Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia BI rate dipertahankan pada level 5,75 di tahun 2012 Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target. Kondisi Sektor Perbankan Di tahun 2012, sektor perbankan mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan NPL, dan net interest margin NIM, berkinerja lebih baik ditahun 2012. Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2012 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas sistim During 2012 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed strong economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD was still maintained within reasonable level, and Indonesia experienced 6.23 in economic growth, exceeding the expectations of some and demonstracting resilience to the lingering global economic malaise. Exchange Rate The USD exchange rate in year 2012 was appreciated against IDR by 602.5 basis points from Rp. 9,067.5 1 USD at the end year 2011 to become Rp. 9.670,0 1 USD at the end of year 2012. Fundamentally, the IDR is significantly depreciated due to external and internal factors such as slowing down of European economy that led weakening of EUR against USD; thus increase in demand of USD in local and abroad market. On the other hand, Capital inflow to Indonesia in relatively large amounts is the balancing factor in creating IDR stabilization.. Inflation Rate Inflationary Consumer Price Index CPI reached 4.3, which is higher, compared to inflation rate in year 2011. Government still manages the stabilization of low inflation rate, so the country expects low inflationary rate in the following year can still be maintained. Interest Rate The BI reference interest rate was maintained at level 5.75 in 2012. The policy is inline with the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range. Banking Sector Condition In 2012, banking sector was able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third- party funds, high Capital Adequacy Ratio CAR, manageable NPL ratio, and high net interest margin NIM in 2012. Due to the important role of banking sector in stimulating economic activities, the policies created by Bank Indonesia throughout 2012 were directed to improve banks’ intermediary function without sacrificing financial system stability. Generally, several financial and operational LAPORAN TAHUNAN 2012 18 ANNUAL REPORT keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit. Pada akhir tahun 2012, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 4.262,59 trilliun, peningkatan sebesar 16,72 setahun, dan total kredit mencapai Rp 2.707,86 trilliun meningkat 23,08. Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 3.225,2 trilliun meningkat 18,85. Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 17,32 . performance indicators for the banking industry experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit. As of end 2012, total banking industry assets had increased to Rp 4,262.59 trillion, representing 16.72 y-o-y growth, dan the total amount of banking credit reached Rp 2,707.86 trillion increased by 23.08. The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to Rp 3,225.2 trillion 18.85. Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 17.32. LAPORAN MANAGEMEN Management Report Selama periode tahun 2012, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut: Produk dan Jasa Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah: 1. Pinjaman 2. Deposito 3. Pengiriman uang 4. Kegiatan Ekspor dan Impor 5. Jaminan Bank 6. Transaksi Valuta Asing Teknologi Informasi Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi, Bank secara berkesinambungan melaksanakan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan During the 2012 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below: Product and Services The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance. Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price. Products and services offered by the bank are : 1. Loans 2. Deposit 3. Remittance 4. Export and Import 5. Bank Guarantee 5. Foreign Exchange Information Technology In order to increase the efficiency and work productivity as well as providing better services to our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology system. Bank continuously improve Bank’s reporting system process to Bank Indonesia and Bank has also successfully implemented KYC and AML system from Head Office, and bank has developed a system to monitor suspicious acitivity on a daily basis. More than that, bank has successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation of Cashier System LAPORAN TAHUNAN 2012 19 ANNUAL REPORT atas sistem giro, kliring, kas bank dengan mengimplemetasikan Cashier System. Struktur Organisasi Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.” Manajemen Risiko Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko. Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko KMR pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.521DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan. Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman penerapan manajemen risiko. 2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud. 3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 delapan risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan counterparty memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan penyediaan dana, treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Organizational Structure During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “ Risk Management In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business. Based on Bank Indonesia regulation no. 58PBI 2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee RMC on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.521DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry. The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following: 1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management. 2. Correction or improvements for risk management implementation based on the risk management evaluation. 3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure. Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk management guideline has already been submitted to Bank Indonesia. Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows: Credit Risk Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit provision of funds, treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book. LAPORAN TAHUNAN 2012 20 ANNUAL REPORT Terkait dengan Risiko Kredit, Bank telah menerapkan Manajemen Risiko sebagai berikut:  Menetapkan kebijakan dan prosedur kredit, termasuk Credit Risk Rating CRR serta General Underwriting Standard GUS, yang berlaku sebagai acuan dalam melakukan analisa kredit.  Melakukan review atas lending policy, untuk dikinikan sesuai dengan rekomendasi Unit Kepatuhan, Bank Indonesia, Kantor Pusat, serta peraturan-peraturan baru yang berlaku.  Membentuk Credit Acceptance Unit CAU, untuk membantu proses review dan evaluasi aplikasi kredit yang diajukan oleh bagian Marketing.  Melakukan Loan Committee Meeting untuk memutuskan pemberian kredit baru, perpanjangan, maupun merekomendasikan aplikasi kredit ke kantor pusat.  Melakukan analisa portfolio kredit berdasarkan konsentrasi sektor industri, customer concentration Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas Risiko Pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Risiko Pasar terdiri dari risiko suku bunga, risiko posisi modal, risiko komoditas, risiko nilai tukar, dan risiko harga option. Dalam hal ini bank hanya mempertimbangkan risiko nilai tukar mata uang asing dalam risiko pasar. Bank telah mampu mengatur dan mengendalikan risiko ini dengan melakukan pemantauan melalui laporan harian yang dihasilkan oleh sistem komputer. Risiko Likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Bank membentuk Asset Liability Committee ALCO yang mempunyai fungsi untuk mengatur tingkat bunga dan likuiditas Bank. Risiko Operasional Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Manajemen Risiko dan proses risiko adalah bagian dari keseluruhan kerangka pengendalian internal. Manajemen bertugas membuat dan memelihara proses pengendalian internal secara efektif. Untuk itu, Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur operasional sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. In relation to credit risk, Bank has implemented the following Risk Management:  Establishing Lending Policy and Procedures, including Credit Risk Rating CRR and General Underwriting Standard GUS, which are used as a guideline in analyzing credit.  Evaluating and updating the Lending Policy to be in accordance with the recommendations from Compliance, Bank Indonesia, Head Office, as well as other prevailing new regulations.  Establishing Credit Acceptance Unit CAU to help in reviewing and evaluating the credit applications proposed by the Marketing.  Conducting Loan committee Meeting to approve new credit, facility extension, as well as recommending credit application to Head Office for further approval.  Performing credit portfolio analysis, based on industry concentrations, as well as customer concentrations. Market Risk and Liquidity Risk Market risk is the risk arising from movement in market variables in portfolios held by the Bank that could incur losses for the bank. Market risk consists of interest rate risk, equity position risk, commodity risk, foreign exchange risk and option price risk. Bank is exposed to only foreign exchange risk in this matter. Bank is able to manage and control this risk by monitoring with daily report generated by in-house computer system. Liquidity risk is the risk caused among others by the inability of the Bank to settle its liabilities as it falls due. Bank has established Asset Liability Committee ALCO with the function of regulating the interest rate and Bank’s liquidity. Operational Risk Operational risk is the risk caused among others by inadequacy andor dysfunction of internal processes, human error, system failure, and external problems affecting the operations of the Bank. Risk management and risk processes are part of the overall internal control framework of the institution. The senior management is tasked with creating and maintaining an internal control process and monitoring its effectiveness. For that, Bank has established operational policy and procedures as a guideline in operating its business activities. LAPORAN TAHUNAN 2012 21 ANNUAL REPORT Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang- undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Bank melakukan review atas dokumen-dokumen legal. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah membentuk Complaint Unit untuk menangani keluhan nasabah. Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Bank melakukan pemantauan serta analisis terhadap kinerja Bank secara periodical serta melakukan koreksi atas perbedaan yang signifikan. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.  Terdapatnya fungsi pengawasan oleh Direktur Kepatuhan, untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap peraturan yang berlaku.  Menginformasikan serta mengsosialisasikan peraturan-peraturan baru dan terkini kepada manajemen serta setiap departemen yang bersangkutan. Sumber Daya Manusia Bank menyadari pentingnya pelatihan pegawai dan pengembangannya untuk mencapai tingkat kualitas pelayanan yang tinggi dan juga mempertahankan tingkat persaingannya . Pada tahun 2012, bank mengadakan pelatihan yang meliputi pelatihan teknis dan peningkatan keahlian karyawan. Pelatihan ini guna memperbaiki efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia dan untuk memperbaiki pemahaman mereka akan segala aspek kebijakan perbankan. Bank memiliki kelompok karyawan yang kompak dan berdedikasi tinggi. Salah satu prioritas utama bank saat ini adalah mempersiapkan karyawan untuk menyongsong tantangan masa depan. Legal Risk Legal risk is the risk arising from legal weaknesses, among others resulting from legal actions, absence of supporting provisions in laws and regulations, or weakness of legally binding provisions, such as failure to comply with legal requirements for contracts and loopholes in binding of collateral. Bank performs reviews on all legal documents. Reputation Risk Reputation risk is risk brought about among others by negative publicity concerning the operations of the Bank or negative perceptions of the Bank. Bank has established a Complaint unit, with function of handling any customer complaints. Strategic Risk Strategic risk is risk among others brought about by poor setting and implementation of the Bank strategy, poor business decision-making, or lack of responsiveness of the Bank to external changes. Bank carry out periodical monitoring as well as analysis on bank’s performance and carry out corrective action s on any deviations. Compliance Risk Compliance risk is the risk arising from failure of the Bank to comply with or implement laws, regulations, and other applicable legal provisions.  Monitoring function are carried out by the Compliance Director, to ensure the Bank’s compliance towards all prevailing regulations  Circulating as well as socializing all new and updated regulations to the Management, as well as all related department. Human Resources Bank recognizes the importance of personnel training and development for ensuring our high services quality and thus maintaining our competitive edge. In year 2012, bank has conducted trainings for both technical and self- improvement skills. The training courses were to improve human resources efficiency and productivity as well as to enhance their understanding of all aspects of the banking policies. Bank has a solid group of employee with high integrities. One of our major priorities is to prepare our staffs for a future challenge. LAPORAN TAHUNAN 2012 22 ANNUAL REPORT Rencana Dalam tahun yang akan datang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan stabil pada level 6,3 - 6,8. Hal ini dikarenakan pemulihan pertumbuhan global di sektor riil dan keuangan. Maka, di harapkan sektor perbankan akan tetap mengalami penguatan ditengah keadaan membaiknya perlambatan ekonomi dunia secara umum. Dalam hal ini, peranan bank dalam hal pendanaan akan membuat peranan penting dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang bersaing. Sektor yang akan mendukung peningkatan aktivitas ekonomi tahun 2013 akan tetap berasal dari pertumbuhan di sektor-sektor: pertambangan, manufaktur, perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan komunikasi. Oleh karena itu, dari keterangan ini, bank telah berupaya untuk meningkatkan pinjaman yang aktif. Bank berencana untuk memfokuskan diri meningkatkan portfolio pinjaman dari debitur lama dan menawarkan pinjaman kepada debitur potensial. Strategi bank adalah memberikan prioritas kepada pasar dan kostumer yang berkaitan dengan bidang jasa atau produksi dan manufaktur. Bank akan berfokus pada penyediaan pelayanan dan dukungan aktif pada nasabah, mengintensifkan pemasaran dan menjaga konsistensi dalam kualitas pelayanan bank. Hal ini termasuk membantu staf bank dalam memperbaiki keahlian dan kemampuan mereka dalam peningkatan kualitas kerja, perbaikan sistem teknologi informasi, dan menyediakan dukungan teknis yang memadai KEPATUHAN KEPADA PERATURAN BANK INDONESIA Bank terus memonitor kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dengan seksama, terutama kepatuhan atas praktek perbankan yang sehat seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit, kecukupan modal, giro wajib minimum, posisi devisa netto dan non performing ratio . Pejabat Kepatuhan, melalui Kepala bagian terkait mengawasi bahwa prosedur internal dan prosedur – prosedur lainnya yang berkaitan dengan kepatuhan seperti persetujuan kredit, batas maksimum pemberian kredit dan prosedur operasional lainnya telah dilaksanakan dengan baik. Pejabat kepatuhan adalah merupakan pihak independen dari tugas dan kegiatan operasional bank, yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan kelalaian dari program kepatuhan Salah satu tugasnya adalah meyakinkan bahwa kebijakan bank dapat diverifikasi terhadap permintaan kepatuhan. Outlook In the coming years, Indonesian economic growth is expected to be stable at level range of 6.3 - 6.8. This is due to the global economic recovery that causes the decrease in real and financial sectors. Therefore, The banking sector is still expected to strengthen amidst the global economic recovery. To promote economic growth, bank’s role in financing will play major role in the economy, and this can be accomplished by offering competitive lending rates. Supporting sectors that will increase economic activity in 2013 are still from high growth in the mining, manufacturing, trade, hotels and restaurants and the transport and communications sector. Therefore, in this particular, bank has been exerting effort to increase the active cash loan outstanding. Bank is planning to focus increasing its loan portfolio from existing borrowers and to offer credit lines to potential borrowers. Our strategy would give priority to market and customer that have project involve in services or production and manufacturing. Bank will focus on providing proactive assistance and supports to our customers, intensify our marketing and maintain consistency in our service quality. This will include helping our people to improve their skills and abilities in order to produce work of a higher quality, enhancing our information technology system, and providing the appropriate technical support COMPLIANCE TO BANK INDONESIA REGULATION Bank strictly monitor our compliance to Bank Indonesia regulations especially toward prudent banking principles, such as legal lending limit, capital adequacy CAR, statutory requirement, net open position and non performing ratio NPL. Compliance officer through the respective head of department ensures that all internal procedures as well as all other procedures related to the compliance’s issues have been well carried out, such as procedures for credit approval, legal lending limit and other operational procedures. Compliance officer is independent from bank operational duties. The officer is responsible for the implementation and the oversight of compliance program. One of many tasks is to ensure that bank’s policy is verified against compliance’s requirement. LAPORAN TAHUNAN 2012 23 ANNUAL REPORT KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2012 telah menunjukkan peningkatan dalam kinerja keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan membangun tingkat pertumbuhan pendapatan. Aktiva dan Kewajiban Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2012 mencapai Rp. 6.910 milyar, terdapat peningkatan sebesar 63,17 dari Rp. 4.235 milyar pada tahun 2011. Peningkatan terjadi pada sektor industri sebesar 65,23. Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami peningkatan dari Rp. 255,221 milyar menjadi Rp. 314,518 milyar, terdapat peningkatan 23,23. Total aktiva Bank naik dari Rp. 5.084 milyar menjadi Rp. 8.111 milyar pada akhir tahun 2012. Total simpanan mengalami penurunan sebesar 88,42 menjadi Rp. 1.428,88 milyar pada akhir tahun 2012. Sedangkan, rasio pinjaman LDR yang diberikan terhadap simpanan mencapai 483,62 The operating results of Bangkok Bank Jakarta in 2012 have shown improvement in its financial performance. The major progress was made on key initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth. Assets and Liabilities Total net outstanding loans at year-end 2012 amounted to Rp. 6,910 billion, an increase of 63.17 from Rp. 4,235 billion in 2011. The increase on loan portfolio occurred in industrial sector by 65.23. The allowance for possible loan losses has increased from Rp 255.221 billion to become Rp. 314.518 billion, or increased by 23.23. Total assets of the Bank increased from Rp. 5,084 billion to Rp. 8,111 billion at the end of year 2012. Total deposit decreased by 88.42 to become Rp. 1,428.88 billion at year-end 2012. Moreover our loan to deposit ratio has reached up to 483.62. Pendapatan – Biaya Pada tahun 2012, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 257,95 milyar menjadi Rp 353,13 milyar, atau naik sebesar 36,89, dikarenakan peningkatan jumlah pinjaman yang diberikan. Pada tahun 2012, laba operasi mencapai Rp. 180 milyar naik sebesar 3,43 jika dibandingkan dengan laba operasi pada tahun 2011 sebesar Rp.174 milyar. Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir tahun 2012 naik dari Rp. 104,94 milyar menjadi Rp.108,06 milyar berbanding tahun 2011. Income – Expenses In year 2012, interest revenue has increased from Rp. 257.95 billion to Rp. 353.13 billion, or increased by 36.89, due to increase in loan given to customers. In year 2012, the operating profit amounted to Rp. 180 billion decreased by 3.43, compared to Rp. 174 billion in year 2011. Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-end has decreased from Rp. 104.94 billion in year 2012 to become Rp. 108.06 billion compared with year 2011. LAPORAN TAHUNAN 2012 24 ANNUAL REPORT Modal dan Kecukupan Modal Total modal pada akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp. 5.940,14 milyar, meningkat sebesar 104,61 dibandingkan dengan tahun 2011. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 21 PBI 2001 tertanggal 13 Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”, Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yang dihitung pada akhir Desember 2012. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2012 naik menjadi 67,49 dari 52,75 pada tahun 2011. Kredit Bermasalah Pada tahun 2012, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 0,15, kredit bermasalah naik menjadi Rp. 224,83 milyar dari Rp. 222,52 milyar pada tahun 2011. Selama tahun 2012. Manajemen melaksanakan langkah strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah. Capital and Capital Adequacy Ratio The total capital fund stood at Rp. 5,940.14 billion as at year-end 2012, increased by 104.61 compared to 2011. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 21 PBI 2001 dated 13 December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the end of December 2012. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 67.49 in year 2012 from 52.75 in year 2011. Non Performing Loans In year 2012, the percentage of Net Non Performing Loans NPL stood at 0,15, non-performing loan decreased to Rp. 224.83 billion from Rp 222.52 billion in year 2011. During the year 2012, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing Loans. LAPORAN TAHUNAN 2012 25 ANNUAL REPORT PENGUNGKAPAN PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK Capital disclosure and the Disclosure of risk exposures and Risk Management Bank a. Struktur Permodalan

a. Capital Structure

Tabel Pengungkapan Kuantitatif Struktur Table Quantitative Foreign Bank Capital Permodalan Bank Asing Structure 31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 December 2012 31 December 2011 1 3 3 I KOMPONEN MODAL | COMPONENTS A Dana Usaha | Net inter office fund 1 Dana Usaha | Net inter office fund 4.040.478 1.605.978 2 Modal Disetor | Paid up capital 1.213.751 754.175 B Cadangan | Reserves 1 Cadangan Umum | General reserves 2 Cadangan Tujuan | Specific reserves C Laba rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan 100 551.808 426.159 Previous years profit loss which can be calculated into capital 100 D Laba rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan 50 54.032 49.157 Current year profit which can be calculated into capital loss 50 E Dana Setoran Modal | Fund for paid up capital F Other comprehensive income : losses from equity investment for sale 100 G Other comprehensive income : Gain from equity investment for sale 45 H Revaluasi Aset Tetap 45 Receives of Fixed assets revaluation 45 I Differences between regulatory provision and impairment of earning assets J Penyisihan Penghapusan Aset PPA atas aset non produktif yang wajib dihitung Required regulatory provision on non productive assets K Differences on adjustment of fair value on financial instrument in the trading book L Cadangan umum aset produktif maks, 1,25 dari ATMR 80.071 67.642 General provision of earning assets maximum 1,25 of RWA M Faktor Pengurang Modal | Capital deduction factor Eksposur Sekuritisasi | Exposure on securitisation II MODAL BANK ASING Jumlah 1 s.d 12 - 13 5.940.140 2.903.111 FOREIGN BANK CAPITAL III ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO KREDIT 8.804.125 5.502.797 RISK WEIGHTED ASSET RWA FOR CREDIT RISK IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO OPERASIONAL 446.946 410.413 RISK WEIGHTED ASSET RWA FOR OPERATIONAL RISK V A Metode Standar | Standardized Method 63.509 24.137 B Metode Internal | Internal Method VI 63,79 48,90 RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO 2 Dalam jutaan rupiah | In Milion Rupiah ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR UNTUK RISIKO PASAR |RISK WEIGHTED ASSET CAPITAL ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK,OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK [II : III + IV + V] Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif KOMPONEN MODAL | COMPONENTS Pendapatan Komprehensif Lainnya: kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia untuk dijual 100 Pendapatan Komprehensif Lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan LAPORAN TAHUNAN 2012 26 ANNUAL REPORT b. Geografis dari objek yang didanai oleh b. Geography of object being financed by Bangkok Bank Bangkok Bank Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Table Net Amount based on Geography Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual - Bank Only Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Zone 1 Zone 2 Zone 3 Zone 4 1 3 4 5 6 1 Tagihan Kepada Pemerintah 434,299 434,299 Claims on Sovereign 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity 3 4 Tagihan Kepada Bank 430,733 72,934 503,667 Claims on Banks 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 1,291 1,291 Claims Secured by Residential Property 6 Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate 7 Kredit PegawaiPensiunan Employee LoanPension 8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise, and Retail Portfolio 9 Tagihan Kepada Korporasi 5,927,902 137,473 22,761 6,088,136 Claims on Corporate 10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 731,462 731,462 Past Due Claims 11 Aset Lainnya 351,897 351,897 Other Assets 12 Eksposur di Unit Usaha Syariah apabila ada Exposures at Sharia Unit if any 7,877,584 137,473 22,761 72,934 8,110,752 Keterangan : Remarks : : Indonesia Bagian Barat Zone I : West of Indonesia : Indonesia Bagian Tengah Zone II : Central of Indonesia : Indonesia Bagian Timur Zone III : East of Indonesia : Luar Negeri Zone IV : Overseas TOTAL No Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah | Net Amount Based on Geography 31 Desember 2012 | 31 December 2012 Total Dalam jutaan rupiah | In Milion Rupiah Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Kategori Portofolio | Portfolio Category 2