AnnualReport Indonesia 2012 part 1

(1)

(2)

Laporan Tahunan 2012

Annual Report 2012

Bangkok Bank

Public Company Limited


(3)

DAFTAR ISI

Table of Contents

Ringkasan Keuangan

1

Financial Highlights

Rasio Keuangan

2

Financial Ratios

Profile Perusahaan

4

Corporate Profile

Laporan Good Corporate Governance

5

Good Corporate Governance Report

Perekonomian Indonesia 2010

17

Indonesia Economy in 2010

Laporan Manajemen

18

Management Report

Kinerja Bangkok Bank

23

Bangkok Bank’s performance

Manajemen

41

The Management

Struktur Organisasi

45

Organization Chart

Lampiran

Attachment

Laporan Keuangan 2012 yang telah diaudit

Audited Financial Statement 2012


(4)

RINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK

Bangkok Bank’s Financial Highlights

Unit dalam jutaan Rupiah

(Unit in million Rupiah)

Pertumbuhan pada Akhir Periode Tahun

Progress at Year-End

2012

2011

% change

Total Aktiva

Total Assets

8.110.752 5.084.498

+59,52

Giro pada Bank

Demand Deposits with Banks

97.344

41.945

+132,08

Kredit yang diberikan

Credits granted

6.910.355 4.235.039

+63,17

Aktiva Tetap dan Inventaris – net

Premises and Equipment

8.179

4.537

+80,27

Aktiva Produktif

Productive Assets

8.317.475 5.276.015

+57,65

Dana Pihak Ketiga

Third Party Fund

1.428.884

758.350

+88,42

Simpanan

Deposits

1.024.908

321.065

+219,22

Pinjaman yang diterima

Loans received

4.240.500 2.629.575

+61,26

Dana dari Kantor Pusat

Head Office Account

1.888.889 1.321.250

+42,96

Pertumbuhan untuk Tahun

Progress for the year

Pendapatan Operational

Operational Revenue

386.241

285.473

+35.30

Beban Operational

Operational Expenses

206.171

111.374

+85.12

Laba Operasi

Operating Profit

180.071

174.099

+3.43

Pajak Penghasilan

Income Tax

72.680

70.645

+2.88

Laba (Rugi) Bersih

Net Profit (Loss)

108.064

104.940

+2.98

Laba Bersih per Saham


(5)

Rasio Keuangan

Financial Ratios

PermodalanCapitalization

31 Dec 2012

(%)

(%)

31 Dec 2011

% change

Kewajiban Modal Minimum

Capital Adequacy Ratio (CAR)

63,79

48,90

+14,89

Aktiva Tetap terhadap Modal

Fixed Assets to Capital

1,47

1,73

-0,26

Aktiva Produktif

Productive Assets

Aktiva Produktif Bermasalah

Troubled Productive Assets

2,88

2,89

-2,44

Kredit Bermasalah (net)

Non Performing Loan (net)

0,62

0,41

+0,06

PPAP terhadap Aktiva Produktif

Reserves to Productive Assets

4,73

4,29

-1,43

Pemenuhan PPAP

Reserves Adequacy

118,71

129,85

+22,62

Rentabilitas

Profitability

Tingkat Pengembalian Aktiva

Return on Assets

2,50

3,77

-1,27

Tingkat Pengembalian Modal

Return on Equity

2,74

5,83

+3,09

Pendapatan Bunga Bersih

Net Interest Margin

3,40

4,52

-1,12

Beban Operasional Pendapatan Operasional

Operational Expense to Operational Income

57,02

39,23

+17,79

Kredit terhadap Deposito Rasio


(6)

Kepatuhan

Compliance

31 Dec 2012

(%)

31 Dec 2011

(%)

% change

Persentase Pelanggaran BMPK

Percentage of LLL Violation

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

Persentase Pelampauan BMPK

Percentage of exceeding LLL

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

GWM Rupiah

Minimum Current Account Requirements Rupiah

11,03

9,60

+1,43

Posisi Devisa Netto (PDN)

0,36

0,05

+0,31


(7)

PROFIL PERUSAHAAN

Corporate Profile

Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2012 sebesar THB 2,418,838,251,000.

Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 31 December 2012 adalah sebagai berikut:

- Thai NVDR Company Limited 29,70%

- Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4,07%

- HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 3,64%

- State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2,49% - State Street Bank & Trust Co 2,39% - State Street Europe Ltd 2,00%

- Nortrust Nominees Ltd. 1,82%

- Morgan Stanley & Co. Int’l Plc 1,79%

- Bangkok Insurance PCL 1,71%

- HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 1,67%

Sampai akhir tahun 2012 Bangkok Bank telah memiliki lebih dari 1,100 kantor cabang di Thailand dengan cabang luar negeri dan jaringan kantor yang tersebar di: Cina, Hongkong, Jepang, Laos, Filipina, Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.

Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR. Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.

Bangkok Bank, founded in year 1944 in Bangkok- Thailand, is the largest commercial bank in Thailand and also one of the largest bank in South East Asia, with total assets at the end of 2012 THB 2,418,838,251,000.

Top 10 (ten) shareholders of Bangkok Bank Public Company Limited, Thailand as of December 31, 2012 are as follows:

- Thai NVDR Company Limited 24.33%

- Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4,07%

- HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 3,64%

- State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2,49% - State Street Bank & Trust Co 2,39% - State Street Europe Ltd 2,00%

- Nortrust Nominees Ltd. 1,82%

- Morgan Stanley & Co. Int’l Plc 1,79%

- Bangkok Insurance PCL 1,71%

- HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 1,67%

At the end of 2012, Bangkok Bank has more than 1,100 branches in Thailand with extensive overseas branches and office network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Myanmar, Malaysia and Indonesia.

Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia No. 4/12/KEP.DIR. The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan.

In the coming year, the bank will continue to improve the efficient business process and organizational model to ensure that all parts of the organization are working together efficiently in harmony.


(8)

LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2012

1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG) Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG.

Dalam menjalankan bisnisnya, Bangkok Bank Cabang Jakarta menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi. Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 7 aspek cakupan GCG beserta kepatuhan bank terhadap aspek-aspek tersebut yang meliputi:

1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi.

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris yang dikenal dengan nama Non-Eksekutif Director bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank.

Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat pada fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta dan laporan

REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2012.

1. Scope of Good Corporate Governance (GCG)

As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, Bank has already described role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles.

The Bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all level to encourage good example as well as compliance with the policy.

The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.

There are 7 (seven) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance including bank compliance toward to each aspect as follows: 1.1 Performance of duties and responsibilities

of Board of Commissioners and Board of Directors.

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners who is known as Non- Executive Directors are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the bank.

For Bangkok Bank, Jakarta branch in this matter, the International Banking Group (IBG) domiciled at Bangkok, Head Office, is closely conducting the oversight role function of Board of Commissioners. Oversight function report from International Banking Group in regard to Board of

Commissioners function for evaluating


(9)

tersebut telah diterima setiap 3 bulan sekali.

Sementara itu, Direksi atau Pimpinan Bangkok Bank Cabang Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakil General Manager serta Direktur Kepatuhan. Pimpinan kantor akan memimpin Komite Manajemen yang bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan atas sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank. Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi:

a.Audit Internal dan Unit Control untuk

memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuan-temuan dari audit internal.

b.Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk

pertanggungjawaban dalam rangka

pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko.

c.Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan

praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari:

 Ketua Komite Manajemen: General Manajer

 Wakil Ketua Komite Manajemen: Wakil

General Manajer

 Anggota: Direktur Kepatuhan Kepala Unit Operasional

Kepala Unit Kredit and Markrting Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol

Kepala Unit Treasury

Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.

1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan Tanggung Jawab Komite

Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite

quarterly basis.

Meanwhile, Board of Director or called Branch Management (Pimpinan) of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager, and Deputy General Manager and Compliance Director. The Branch Management or Pimpinan shall lead the Branch Management Committee who is responsible for the formulation and execution of strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation.

The Branch management is also responsible for supervising:

a. Internal Audit and Control Unit for ensuring the execution of internal audit function and taking action based on regular internal audit findings.

b. Risk Management Unit function is to take

overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework.

c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.

The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows:

 Chairman : General Manager

 Vice-chairman : Deputy General Manager

 Members : Compliance Director

Head of Operation

Head of Credit and Marketing Head of Internal Audit and Control Head of Treasury

Head of Risk Management Head of Support and Services

The Management Committee is conducting a

minimum monthly meeting and the minutes of

meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.

1.2 Structures, Membership, Duties and

Responsibilities of the Committees.

In Bangkok Bank- Head Office, Thailand, the committees have been set up to closely monitor and oversee the bank’s operation and report the progress to the Non- Executive Board of Directors on a regular basis. These committees include the


(10)

ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan Komite Manajemen.

Sementara itu Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.

Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) juga telah diterima oleh kantor cabang Jakarta setiap 3 bulan sekali.

Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:

 Komite Audit bertugas untuk membantu

Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank.

 Komite Risk Monitoring bertugas untuk

mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai,

sistematis, efisien, efektif dan

memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.

 Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas

untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.

Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat.

Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut:

a. Komite Manajemen

Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, ALMA dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali.

Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee and Management Committee.

Meanwhile, Bangkok Bank, Jakarta branch as foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.

However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been conducted under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group (IBG) has also been received by Jakarta branch on quarterly basis.

The function of each committee can be described as follows:

 The objectives of the Audit Committee are to

assist the Board of Commissioners with regard to process audit of financial reports, internal control and internal audit and to select and appoint the bank’s external auditors.

 The objective of Risk Monitoring Committee

is to oversee and ensure that bank’s management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.

 The objective of Nomination and

Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs.

All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees:

a. Management Committee

To ensure proper and efficient running of the entire operation covering periodical review and directions of bank operation, policy, and strategy, ALMA as well as personnel and general affairs matters.

The routine meetings are held on monthly basis.


(11)

b. Komite Kredit

Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua portfolio bank, yang tercakup di dalamnya nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah.

Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya.

Fungsi dari Komite Kredit adalah

bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Komite Manajemen Risiko

Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko.

Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali. 1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan

Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal.

Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Peraturan Bank Indonesia dan peraturan

perundangan yang berlaku telah

disosialisaikan keapda unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang

memiliki dampact terhadap kegiatan

operational ,bisnis dan stategi bank.

Memastikan komitmen bank yang dibuat

b. Loan Committee

This committee is responsible to assess and consider all banks’ portfolio, which include active and non-performing loan accounts. The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies.

The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization.

The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.

c. Risk Management Committee

This committee is responsible to monitor the

implementation of risk management

framework and strategy, composition of risk for each type of risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines.

The routine meetings are held once a month.

1.3 Performance of Compliance functions,

intrnal audit and external audit.

Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities.

The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines.

The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units.

BI regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and also been discussed in the Management Committee meeting, especially for regulations which have significant impact to the operations, business and strategy of the bank.


(12)

kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Satuan Kerja Kepatuhan telah melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada manajemen bank secara triwulanan.

Satuan Kerja Kepatuhan juga memastikan bahwa tindakan yang memadai telah dilaksanakan guna mencegah terjadinya risiko kepatuhan yang mungkin terjadi dan mendorong terciptanya budaya kepatuhan dalam bank.

Satuan Kerja Kepatuhan telah membuat prosedur pengawasan bagi tiap unit kerja untuk mencegah pelanggaran kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pelaporan kepada

BI dan hasil pengawasan tersebut

disampaikan dalam rapat manajemen.

Satuan Kerja Kepatuhan dan petugas UKK juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait untuk meyakinkan efektifitas tugasnya.

Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya.

Untuk tahun 2012 SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif.

Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundangan-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.

Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat.

Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku.

Ensuring the bank’s commitments made to Bank Indonesia has been rectified in timely manner.

Compliance unit also ensures that appropriate action has been taken to prevent the potential compliance risks which may occur and promote the compliance culture within the bank.

Compliance unit has set up proper monitoring procedure in preventing compliance failure in submitting BI reporting requirement by each responsible unit and escalated the monitoring result in monthly Management Meeting. Compliance unit has reported their activity and responsibility to Branch Manager on quarterly basis.

Compliance unit and AML (UKK) officer are also in control of Know Your Customer and Anti-Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty.

Banks’ Internal audit (SKAI) has already arranged the operational audit plan and has annually reviewed to all business units according to its audit-planning schedule. For year 2012, the bank’s SKAI has performed its function independently and objectively.

In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations.

All audit findings have been reported to branch management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to the business unit concerned for further action to be taken. Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved.

Internal audit (SKAI) has also performed annual review on the adequacy of security audit and internal review for BI-RTGS and National Clearing System (SKNBI) in order to be in compliance with the regulation.


(13)

Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI termasuk kaji ulang atas fungsi internal audit atas penggunaan Teknologi Informasi. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2011 dengan hasil yang cukup memadai.

Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang bisa melakukan audit.

Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa.

Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk tahun 2012 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat.

Untuk tahun buku 2012, Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank.

1.4. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol.

Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank.

Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik. Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko. Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu.

Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar. Unit Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko

Every 3 ( three ) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance including review on internal audit function on Iformation Techonogy use. The last review was in May 2011 with satisfactory result.

Meanwhile, for annual external audit performance and preparing financial report, bank has appointed independent public accountant that registered under Bank Indonesia’s approved list to conduct an audit. The assignment of audit work to public accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor.

The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2012 has been approved by Head Office-Audit Committee.

For the year 2012, the Public Accountant Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.

1.4 Performance of Risk Management and

Internal Control Function.

The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank.

In general, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of bank internal risk management condition. Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each risk.

This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia.

Risk management unit has adopted the Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) models from Hong Kong regional office for monitoring interest rate risk relating to market risk. RMU has also performed general stress stesting for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk as well as verification to monthly operational


(14)

liquidity dan risiko foreign exchange serta melakukan verifikasi terhadap kertas kerja laporan bulanan risiko operasional dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio.

1.5 Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit kepada Pihak-Terkait dan Grup Debitur Besar.

Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) dan batas pemberian fasilitas kredit.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit.

Bank telah mengkinikan internal limit guna memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur.

Per tanggal 31 Desember 2012, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a.Pihak-terkait : Rp. Nihil b.Debitur Inti:

- Individual Rp. 3.462.817 - Kelompok Rp. 4.375.466 1.6 Rencana Strategi Bisnis Bank

Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait.

Sedangkan faktor eksternal, indikator

risk self assessment report, besides monitoring daily position and limit as well as providing monthly portfolio credit analysis.

1.5 Prudential principles in fund provision to Related-parties and in Large-exposures. The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL and credit facility limit granted.

Fund provision to Related- party and /or in Large- exposures are in accordance with Bank Indonesia regulation, which the Legal Lending Limit for related-party and in large exposure not exceeded 10 % and 25 %, respectively of the bank capital. There was no breach on the Legal Lending Limit for large exposures and Related- party.

Any credit decision made must be approved by Loan committee meeting and member of Loan committee will review and comment on the credit application on certain issues. Bank has updated the internal limit for monitoring the LLL impelemtation.

During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower.

As of December 31, 2012 the outstanding balance of ( in million of Rupiah):

a. Related- party Rp. None

b. Core debtor :

- Individual Rp 3,462,817

- Group Rp 4,375,466

1.6 Bank’s strategic business plan

Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit involved. For external factor, the micro and macro


(15)

ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti kakao, kelapa sawit, gula dan prosesing kelapa merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas, chemical and konstruksi. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami. Bank juga menawarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang kompetitif kepada debitur.

Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang

signifikan, untuk kemudian dicari

penyelesaian dan perbaikannya.

Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE.

1.7 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-

Keuangan

Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia.

Bank menyadari pentingnya

mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan.

Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank.

economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates.

In preparing the business plan, Bangkok Bank, Jakarta branch focuses on relationship with corporate customers sectors. The bank will continue involving in manufacturing that create employment and complying to the environment. Commodities investment in promoting agricultural sectors such as cocoa, oil palm, sugar and coconut processing are given priority. The oil and gas services related

business, chemicals, cements and

constructions including hotel financing would also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units. Bank also offered competitive Prime Lending Rate (SBDK) to borrower. On quarterly basis, management committee will review the actual realization or achievement and comparing to the bank business plan target in order to monitor the problems occurs that will cause any big deviation and then to solve and improve the performance.

Therefore, bank business plan is to provide financial support to the prospective borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets (ROA) and equity (ROE)

1.7 Financial and Non-financial conditions

transparency.

Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation.

The bank realizes the importance of

contributing information to public,

stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank , Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the previously mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition.

Bank has also quarterly published financial information in local newspaper and bank’s


(16)

Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank.

Sejak Desember 2012 bank telah mempunyai

lokal website sendiri yaitu

(www.bangkokbank.co.id) untuk

menyediakan informasi secara elektronik ke publik.

2. Informasi Kepemilikan Saham dalam

Hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank.

3. Paket Remunerasi kepada Dewan Komisaris

dan Direksi

Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan

tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 5,210,693,896 per tahun untuk 5 orang.

b. Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut:

- yang akan dimiliki : Rp. Nihil

- yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 470,417,830 per tahun untuk 3 orang (General Manager dan Deputy General Manager ).

- Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk

manajemen lokal adalah Rp 24,606,800 Total paket remunerasi selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Jumlah Direksi/Man Jumlah. Komisaris > Rp 2milyar 1 Nihil Rp 1 s/d 2 milyar 1 Nihil Rp 500jt s/d 1 milyar 1 Nihil < Rp 500 jt 2 Nihil

annual report. While, for non- financial information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall.

Starting December 2012 report, bank has already provided local website alone by using homepage/website (www.bangkokbank.co.id) in order to allow public to electronically access the Bank’s financial and non- financial information.

2. Shares ownership information in relation to Board of Commissioners and Board of Directors

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank – Head Office, Thailand, therefore, there was no shares ownership information of the bank to be declared and also there were no financial and family relationship among management members with bank’s controlling shareholders.

3. Remuneration package of Board of

Commissioners and Board of Directors

Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows:

a. Remuneration package such as salary, bonus,

routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp. 5,210,693,896 per year for 5 persons

b. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that:

- Will be owned: Rp None

- Will be used and not owned: Rp

470,417,830 per year for 3 persons (General Manager and 2 Deputy General Manager ).

- Health Insurance facility for local

management are Rp.24,606,800

Total remuneration package during year 2012 as follows:

No.of No.of Dir./Mgt. Comm. Above Rp 2 billion. 1 None Rp 1 bilion up to Rp 2 billion 1 None Rp 500 million up to Rp 1 None 1 billion.


(17)

4. Shares dan Option

Karena merupakan kantor cabang dari bank asing maka tidak ada kepemilikan saham dan option yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.

5. Salary Ratio

 Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah =

15 : 1

 Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 6 : 1

 Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah =

nihil

 Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi =

3 : 1

6. Pertemuan Dewan Komisaris

Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta.

7. Penyimpangan Internal

Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2012 dan 2011. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas kehati-hatian (prudential banking).

8. Permasahan Kasus Hukum

Selama tahun 2012 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.

9. Transaksi yang menyebabkan Benturan

Kepentingan

Selama tahun 2012, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami.

Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk

transaksi yang berhubungan keterlibatan

manajemen. Bank telah membentuk komite kredit untuk mengelola dan memonitor fasilitas kredit yang akan dan telah diberikan kepada debitur and tidak ada otorisasi dilakukan sendiri dalam pemberian fasiltias kredit. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.

10. Pembelian kembali saham dan pembelian

kembali obligasi

Selama tahun 2012, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.

4. Shares and Option

Due to as a foreign branch office, there was no Shares owned and Option have been given and executed by Bangkok Bank Jakarta’s branch management.

5. Salary ratio

 The highest and the lowest of employee salary

ratio = 15 : 1

 The highest and the lowest of Director salary

ratio = 6 : 1

 The highest and the lowest of Commissioner

salary ratio = None

 The highest salary of Director and Employee

ratio = 3 : 1

6. Board of Commissioners meetings

Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch office, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.

7. Internal Fraud

Bank has no internal fraud during 2012 and 2011. The Bank is always excerted effort ensuring full attention to prudential banking.

8. Legal matters

During 2012 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.

9. Transaction that pose conflict of interest During 2012, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved. The credit committee has been formed to manage and monitor the credit facilities will be given and already given to borrower and there shall be no single authority in granting credit facilities. Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.

10. Buy back shares and buy back bonds

During 2012, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds.


(18)

11. Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial

Selama 2012, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.

II. Penilaian Good Corporate Governance Bank

Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya setiap tahun. Hasil penilaian Good Corporate Governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan Good Corporate Governance.

Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip Good

Crporate Governance yang terdiri dari

transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen, dan keadilan serta ketiga aspek

governance, yaitu governance structure,

governance process dan governance outcome . Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2 dengan predikat Baik.

Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance

Pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) Bangkok Bank cabang Jakarta telah berlandaskan pada 5 prinsip dasar yang telah dipatuhi dan penilaian kecukupan dan efektivitas pelaksanaan prinsip GCG dilakukan secara komprehensif dan terstruktur atas ketiga aspek

governance, yaitu governance structure,

governance process dan governance outcome.

Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum baik yang tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan kelemahan yang ada dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance bersifat kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.

11. Fund provision to social and political activities. During 2012, the bank does not have provided fund provision to social activity and there was also no donation to political activity.

II. Good Corporate Governance Self – assessment Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self-assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which

consist of transparency, accountability,

responsibility, independency and fairness at the bank., also three aspects of governance, the governance structure, governance and process governance outcomes

Total composite scores were achieved at 2 with predicate Good Governance.

General conclusion of Good Corporate Governance Implementation.

Implementation of Good Corporate Governance (GCG) Jakarta branch of Bangkok Bank has been established based on five basic principles which have been complied with and the adequacy

assessment and effectiveness of the

implementation of corporate governance

principles is describe comprehensive and structured on three aspects of governance, the governance structure, governance and process governance outcomes

Bank management has made the implementation of good corporate governance in general is good, reflected in an adequate fulfillment of the principles of good corporate governance and weaknesses in the application of the principles of Good Corporate Governance are less significant and can be solved with normal action by the Bank's management.


(19)

Dari penilaian sendiri atas pelaksanaan GCG, berikut adalah faktor yang menjadi kekuatan pelaksanaan GCG :

Bank telah memiliki kecukupan struktur tata kelola dalam proses pelaksanaan prinsip GCG sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan harapan stakeholder.

Bank juga telah memiliki infrastruktur yang memadai dalam bentuk SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan prosedur dalam menerapkan prinsip GCG dan didukung penuh oleh IBG kantor pusat yang menjalankan fungsi selaku dewan komisaris, juga untuk mendukung transparansi, Bank telah memiliki lokal website yang memuat produk perbankan yang dimiliki dan laporan keuangan. Terkait implementasi prinsip kepatuhan, Bank senantiasa mensosialisasikan kepada seluruh jenjang dalam Bank tentang ketentuan-ketentuan baru, prinsip kehati-hatian, prinsip manajemen risiko, budaya kepatuhan, pengendalian internal. Manajemen mendukung penuh proses yang menjamin implementasi GCG dalam Bank. Selain itu, kantor pusat Bangkok Bank mendukung penuh Rencana Bisnis Bank dalam rangka peningkatan pertumbuhan kredit portofolio dan penambahan modal disetor dan dana usaha guna memperkuat struktur permodalan Bank.

Sementara, terdapat kelemahan dalam pelaksanaan GCG, yaitu :

Bangkok Bank Jakarta merupakan kantor cabang bank asing dari Thailand dimana pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris serta Komite – komite telah disesuaikan dengan struktur organisasi Bangkok Bank International. Adapun fungsi dewan Komisaris dan komite-komite dilakukan oleh IBG, Kantor Pusat terhadap kinerja kantor cabang Jakarta yang hasilnya berupa laporan pengawasan dari IBG yang dikirim secara berkala tiap 3 bulan kepada kantor cabang Bangkok Bank Jakarta.

From self-assessment on the implementation of good corporate governance, the following is a strength factor GCG :

The Bank has adequate governance structures in the implementation of corporate governance principles in accordance with Bank Indonesia regulations and stakeholder expectations. Bank has adequate infrastructure in the form of HR, IT, Branch networks, policies and procedures in applying the principles of good corporate governance and is fully supported by IBG headquarters function as the board of commissioners, as well as to support transparency, the Bank has a local website containing the product owned banking and financial reports. Related to the implementation of the principle of compliance, the Bank continuously disseminate to all levels of the Bank of the new provisions, the prudential principle, the principle of risk management, compliance culture, internal controls. Management fully supports the process that ensures the implementation of GCG in Bank. Additionally, the headquarters of Bangkok Bank fully supports the Business Plan in order to increase the loan portfolio growth and additional paid-in capital and operating funds to strengthen the Bank's capital structure.

Meanwhile, there is weakness in the implementation of corporate governance, namely: Bangkok Bank in Jakarta is a branch office of a foreign bank Thailand where the performance of the functions of Board of Commissioners and the Committee - the committee has been adapted to the organizational structure of the Bangkok Bank International. The functions of the Board of Commissioners and committees conducted by IBG, to Jakarta branch performance which is the result of the supervision of IBG are sent periodically every 3 months to the Bangkok Bank branch office in Jakarta


(20)

PEREKONOMIAN INDONESIA 2012

Indonesia Economy in 2012

Selama tahun 2012 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang kuat. Nilai tukar rupiah terhadap USD masih terjaga pada level wajar dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23%, melampaui ekpektasi banyak kalangan dan menunjukan daya tahan terhadap kelesuan ekonomi global.

Nilai Tukar

Nilai tukar USD pada tahun 2012 mengalami penguatan yang lebih tinggi sebesar 602,5 nilai dasar dari Rp. 9.067,5 / 1 USD pada akhir tahun 2011 menjadi Rp. 9.670,0 / 1 USD pada akhir tahun 2012. Secara fundamental nilai tukar rupiah terdepresiasi karena pengaruh faktor eksternal dan internal yang antaranya perlambatan ekonomi Eropa yang menyebabkan pelemahan EUR terhadap USD sehingga USD lebih diminati oleh pasar dalam dan luar negeri. Dilain hal, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah relatif besar juga merupakan faktor penyeimbang kestabilan rupiah.

Tingkat Inflasi

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 4,3% dimana lebih tinggi dari tingkat inflasi pada tahun 2011. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah guna kestabilan tingkat inflasi rendah, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang tetap terjaga.

Suku Bunga

Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dipertahankan pada level 5,75% di tahun 2012 Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.

Kondisi Sektor Perbankan

Di tahun 2012, sektor perbankan mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan (NPL), dan net interest margin (NIM), berkinerja lebih baik ditahun 2012.

Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2012 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas sistim

During 2012 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed strong economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD was still maintained within reasonable level, and Indonesia experienced 6.23% in economic growth, exceeding the expectations of some and demonstracting resilience to the lingering global economic malaise.

Exchange Rate

The USD exchange rate in year 2012 was appreciated against IDR by 602.5 basis points from Rp. 9,067.5 / 1 USD at the end year 2011 to become Rp. 9.670,0 / 1 USD at the end of year 2012. Fundamentally, the IDR is significantly depreciated due to external and internal factors such as slowing down of European economy that led weakening of EUR against USD; thus increase in demand of USD in local and abroad market. On the other hand, Capital inflow to Indonesia in relatively large amounts is the balancing factor in creating IDR stabilization..

Inflation Rate

Inflationary Consumer Price Index (CPI) reached 4.3%, which is higher, compared to inflation rate in year 2011. Government still manages the stabilization of low inflation rate, so the country expects low inflationary rate in the following year can still be maintained.

Interest Rate

The BI reference interest rate was maintained at level 5.75% in 2012. The policy is inline with the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.

Banking Sector Condition

In 2012, banking sector was able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio (CAR), manageable NPL ratio, and high net interest margin (NIM) in 2012.

Due to the important role of banking sector in stimulating economic activities, the policies created by Bank Indonesia throughout 2012 were directed to improve banks’ intermediary function without sacrificing financial system stability. Generally, several financial and operational


(21)

keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan operasional pada industri perbankan menunjukkan peningkatan yang signifikan, contohnya total aset meningkat didukung oleh peningkatan aktiva produktif, termasuk kredit.

Pada akhir tahun 2012, total asset industri perbankan meningkat menjadi Rp 4.262,59 trilliun, peningkatan sebesar 16,72% setahun, dan total kredit mencapai Rp 2.707,86 trilliun meningkat 23,08%. Peningkatan kredit didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga, secara kumulatif meningkat menjadi Rp 3.225,2 trilliun meningkat 18,85%. Modal perbankan juga terjaga pada level yang tinggi tercermin dengan rasio CAR bank sekitar 17,32 %.

performance indicators for the banking industry experienced significant growth, for example total asset growth supported by a rise in earning assets, including credit.

As of end 2012, total banking industry assets had increased to Rp 4,262.59 trillion, representing 16.72% (y-o-y) growth, dan the total amount of banking credit reached Rp 2,707.86 trillion increased by 23.08%. The credit growth was financed by third-party funds, which cumulatively increased to Rp 3,225.2 trillion (18.85%). Banking capital was also maintained at a relatively high level reflected by a capital adequacy ratio of around 17.32%.

LAPORAN MANAGEMEN

Management Report

Selama periode tahun 2012, Bangkok Bank secara berkesinambungan telah meningkatkan kinerjanya dengan berbagai cara. Beberapa aspek yang berkaitan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:

Produk dan Jasa

Fokus usaha bank adalah pada sektor korporasi perbankan dengan lingkup bisnis utamanya didalam transaksi perdagangan luar negeri. Bank menyediakan berbagai macam produk dan jasa perbankan untuk melayani kebutuhan yang spesifik dari nasabah. Untuk menarik lebih banyak nasabah dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bank dengan tingkat harga yang kompetitif. Produk dan Jasa yang ditawarkan bank adalah:

1. Pinjaman

2. Deposito

3. Pengiriman uang

4. Kegiatan Ekspor dan Impor

5. Jaminan Bank

6. Transaksi Valuta Asing

Teknologi Informasi

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dan untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik untuk nasabah, bank memandang bahwa teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Bank terus bekerja sama dengan bagian informasi teknologi kantor pusat guna memperkenalkan dan memperbaharui teknologi informasi, Bank secara berkesinambungan melaksanakan proyek pemutakhiran sistim pelaporan ke Bank Indonesia dan juga telah berhasil mengimplementasikan sistem KYC dan AML dengan aplikasi yang di sediakan oleh kantor pusar, dan bank juga melakukan pengembangan atas sistem program pemantauan transaksi / aktivitas yang mencurigakan. Lebih dari itu, bank melakukan peningkatan

During the 2012 period, Bangkok Bank has continued to improve its performance in many ways. Some of the specific aspects are mentioned below:

Product and Services

The bank focuses on corporate banking sector with scope of business is primarily to engage in International trade finance.

Bank provides a broad variety of banking products and services catering for the specific needs of our customers. In order to attract more customers and to increase our service quality at competitive price.

Products and services offered by the bank are :

1. Loans

2. Deposit

3. Remittance

4. Export and Import

5. Bank Guarantee

5. Foreign Exchange

Information Technology

In order to increase the efficiency and work productivity as well as providing better services to our customers, bank viewed technology as vital role. Bank is continuously working with Head Office Information Technology Department to introduce and upgrade new information technology system. Bank continuously improve Bank’s reporting system process to Bank Indonesia and Bank has also successfully implemented KYC and AML system from Head Office, and bank has developed a system to monitor suspicious acitivity on a daily basis. More than that, bank has successfully upgraded our current account, clearing, cash system through the implementation of Cashier System


(22)

atas sistem giro, kliring, kas bank dengan mengimplemetasikan Cashier System.

Struktur Organisasi

Selama tahun berjalan, Bank telah memulai suatu program untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki prosedur operasi. Lebih dari itu, struktur organisasi ditinjau kembali minimum sekali dalam setahun, seperti meninjau tingkatan perintah, dan memperbaiki komunikasi internal. Bank yakin bahwa kualitas dan usaha dari karyawan merupakan kunci sukses, oleh karenanya bank membangun kekuatan dan budaya kerja dengan motto “Pelayanan yang berkualitas dengan kerja sama yang baik dalam tim kerja.”

Manajemen Risiko

Dalam melakukan kegiatan usaha bank sering dihadapkan pada risiko – risiko sehari-hari seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko legal, risiko operasonal, dan risiko terkait lainnya.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia no. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Bank wajib membentuk Komite Manajemen Risiko.

Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) pada tanggal 30 Oktober tahun 2003, sesuai peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia SE no.5/21/DPNP mengenai penerapan manajemen risiko dalam industri perbankan.

Adapun fungsi dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada General Manager, yang sekurang-kurangnya meliputi:

1. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman

penerapan manajemen risiko.

2. Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan

manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan yang dimaksud.

3. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan

bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Bank sudah mematuhi kewajiban Bank Indonesia atas pelaporan profil risiko. Keseluruhan pedoman manajemen risiko telah diserahkan kepada Bank Indonesia.

Bank telah melakukan antisipasi terhadap 8 (delapan) risiko yang melekat di bisnis perbankan sebagai berikut:

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasuri dan investasi, dan pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book.

Organizational Structure

During the year, the Bank has initiated a program to enhance the quality of customer service by improving the operational procedures. Moreover, the organizational structure was revised minimum once a year, so as to review the chain of command, and improve internal communication. Bank recognizes that the quality and effort of our staff is the key to our success and our competitive advantage. Bank are, therefore, building on our traditional strength, which is the culture of providing “Service excellence with quality and team work “

Risk Management

In conducting the bank’s business it is constantly exposed to daily risks such as market risk, liquidity risk, credit risk, legal risk, operational risk, and other risks, which relates to the bank’s business.

Based on Bank Indonesia regulation no. 5/8/PBI /2003 dated May 19, 2003, it is mandatory for a bank to establish a Risk Management Committee. Bank has established its Risk Management Committee (RMC) on October 30, 2003 to comply with Bank Indonesia regulation, and its circular letter SE No.5/21/DPNP regarding the implementation of risk management in banking industry.

The function and responsibility of Risk Management Committee are to provide recommendation to General Manager covering at least the following:

1. Formulation of policy, strategy, and guidelines for implementation of risk management.

2. Correction or improvements for risk management

implementation based on the risk management evaluation.

3. Justification on matters pertaining to business decision made in irregularities from normal procedure.

Our bank has complied with Bank Indonesia requirement on risk profile report submission. Full set of risk

management guideline has already been submitted to Bank Indonesia.

Bank are anticipating 8 risks inherent attached in the bank business as follows:

Credit Risk

Credit risk is the risk of default by counterparty. Credit risk may arise from various business lines of the Bank, such as credit (provision of funds), treasury and investment, and trade financing, recorded both in the banking book and the trading book.


(1)

Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Valas Table Maturity Profile Foreign Currency

-Bank secara Individual – Bank Only

Tagihan Bersih Net Amount

< 1 bulan

> 1 bln s.d 3 bln

> 3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12

bln > 12 bulan up to 1 month >1 month to

3 months

>3 months to 6 months

>6 months to 12 months

>12 months

I. Eksposur Neraca | On Balance Sheet A. Aset | Asset

1 Kas | Cash 1.184 1.184

2 Penempatan pada Bank Indonesia 125.288 125.288 - - -

-Placement to BI

3 Penempatan pada bank lain 121.121 121.121

Placement to Other Bank

4 Surat Berharga | Marketable Securities - - - - - -5 Kredit yang diberikan | Loan 5.120.017 888.502 1.230.127 109.184 186.039 2.706.165 6 Tagihan lainnya | Other Receivables 253.595 126.705 80.874 2.606 42.678 732 7 Lain-lain | Others 217.995 217.995

Jumlah Aset | Total Asset 5.839.200 1.480.795 1.311.001 111.790 228.717 2.706.897

B. Kewajiban | Liabilities

1 Dana pihak ketiga 787.103 660.746 114.254 12.026 77

-Deposit from Customer

2 Kewajiban kepada Bank Indonesia

-Liabilities to BI

3 Kewajiban kepada Bank lain 129.983 129.983

Liabilities to Bank

4 Surat berharga yang diterbitkan - - - - -

-Issued Marketable Securities

5 Pinjaman yang diterima | Borrowing 4.040.478 - - - - 4.040.478 6 Kewajiban lainnya | Other Liablities 256.506 130.511 81.085 1.784 41.869 1.257 7 Lain-lain | Others 207.607 207.607

Jumlah Kewajiban | Total Liabilities 5.421.677 1.128.847 195.339 13.810 41.946 4.041.735

Selisih Aset dengan kewajiban dalam neraca 417.523 351.948 1.115.662 97.980 186.771 (1.334.838) Asset - Liabilities

II. Rekening Administratif | Off Balance Sheet A.

1 Komitmen | Commitment 687.481 104.086 56.837 441.632 84.926 -2 Kontijensi | Contingent - -

-687.481

104.086 56.837 441.632 84.926 -Total Administrative Receivable

B.

1 Komitmen | Commitment 3.976.102 1.290.759 543.999 596.229 425.672 1.119.443 2 Kontijensi | Contingent 197.409 95.728 51.830 48.958 893 -Jumlah Kewajiban rekening administratif 4.173.511 1.386.487 595.829 645.187 426.565 1.119.443 Total Administrative Payable

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam rekening administratif (3.486.030) (1.282.401) (538.992) (203.555) (341.639) (1.119.443) Administrative Receivable - Administrative Payable

Selisih [(IA-IB) + (IIA-IIB)] |Difference [(IA-IB) + (IIA-IIB)] (3.068.507) (930.453) 576.670 (105.575) (154.868) (2.454.281)

Selisih kumulatif | Cummulative Difference - (930.453) (353.783) (459.358) (614.226) (3.068.507) Tagihan rekening administratif | Administrative

Receivable

Kewajiban rekening administratif | Administrative

Payable

Jumlah Tagihan rekening administratif

(Dalam jutaan rupiah | In Milion Rupiah) Jatuh Tempo

Rekening Maturity


(2)

MANAJEMEN

The Management

KOMITE–KOMITE INTERNAL

Peraturan Bank Indonesia no 2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember 2000 mengenai Bank umum menyebutkan bahwa pejabat eksekutif adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Keputusan yang dibuat dan diambil atas semua kebijakan harus mendapat persetujuan dari komite yang terkait.

Komite-komite yang terdapat dalam bank adalah:

i. KOMITE MANAJEMEN

Komite ini bertanggung jawab atas efisiensi kinerja bank. Termasuk penelahaan secara periodik dan pengarahan operasional, personalia, serta bagian umum yang akan dibawa dan dibicarakan didalam komite. Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

Anggota komite saat ini adalah: - Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman

- Anwar Munaf

- Heru Purwanto

- Louis Chandra

- Mario Prayitno

ii. KOMITE ASET dan KEWAJIBAN

ALCO adalah komite yang specific dibentuk dibawah IBG (International Banking Group – HO) yang bertanggung jawab dalam mengelola asset dan kewajiban bank sekaligus melaporkannya pada IBG. Beranggotakan sebagai berikut:

- Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman

- Anwar Munaf

- Heru Purwanto

- Louis Chandra

- Mario Prayitno

iii. KOMITE KREDIT

Tanggung jawab utama dari komite ini adalah mengakses dan menganalisa seluruh portofolio pinjaman dari bank termasuk baik rekening pinjaman

INTERNAL COMMITTEES

Bank Indonesia regulation No 2/27/PBI/2000 dated December 15, 2000 regarding Commercial bank defines Executive Officer as any position exerting influence on bank policy and operations and is directly responsible to the Boards of Directors. Relevant committee approved decisions on policies and directions of the bank.

Established committees in the bank are:

i. MANAGEMENT COMMITTEE

The committee is responsible to ensure proper and efficient bank performance running. It covers the periodical review and direction of operations, personnel and general affairs. Any matters arise during the course of operation will be brought up by appropriate members for further deliberation of the committee. The meeting will be held monthly or as often as required. The current members are:

- Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman

- Anwar Munaf.

- Heru Purwanto

- Louis Chandra

- Mario Prayitno

ii.ASSETS AND LIABILITIES COMMITTEE

ALCO is a specific committee delegated by IBG to be responsible for managing bank’s assets and liabilities as well as to report to IBG through Management Committee. With the following members:

- Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman

- Anwar Munaf

- Heru Purwanto

- Louis Chandra

- Mario Prayitno

iii. LOAN COMMITTEE

The main responsibility of this committee is to assess and analyze all the banks’ loan portfolio, which includes active and non-performing loan accounts. The meeting


(3)

Rapat diadakan setiap minggu dan dihadiri oleh anggota yang spesifik telah disetujui oleh Kantor Pusat. Anggota komite saat ini adalah:

- Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman

- Anwar Munaf

- Heru Purwanto

- Mario Prayitno

iiii. KOMITE MANAGEMEN RESIKO

Komite ini bertanggung jawab atas pemantauan penerapan kebijakan managemen resiko, memantau posisi resiko untuk setiap jenis resiko dan aktivitas fungsional serta memeriksa secara berkala mengenai managemen resiko.

Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

Anggota komite yang sekarang adalah: - Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Heru Purwanto - Anwar Munaf - Mario Prayitno

specifically approved by Head Office. The current members are:

- Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman

- Anwar Munaf

- Heru Purwanto

- Mario Prayitno

iiii. RISK MANAGEMENT COMMITTE

The Committee is responsible to monitor the implementation of risk management strategy, composite risk position for each type and functional activity and periodically review on risk management procedure.

The meeting will be held monthly basis or as often as required.

The current members are: - Joko Chahjono

- Udomsab Srirojanakul

- Heru Purwanto - Anwar Munaf - Mario Prayitno


(4)

Komite ini memberikan rekomendasi kepada General Manager :

Chalit Tayjasanant, Senior Vice President

General Manager, lahir pada tanggal 24 Mei 1953, sebelum penunjukkannya pada bulan Maret 2002, beliau menjabat sebagai Pejabat Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif dari Bangkok Bank Berhad, Kuala lumpur. Setelah mendapat gelar Bachelor of Science dari Michigan Technological University, dan Master of Science dari University of Dallas, beliau bergabung dengan Bangkok Bank Kantor pusat pada bulan Januari 1981

This committee provides recommendation to the General Manager,

General Manager, born on May 24, 1953, before his appointment in March 2002, he was formerly Chief Executive Officer & Executive Director of Bangkok Bank Berhad, Kuala Lumpur. After receiving his Bachelor of Science from Michigan Technological University and Master of Science from University of Dallas, he joined Bangkok Bank, Head Office in January 1981.

Joko Chahjono, Senior Vice President

Deputy General Manager, lahir pada tanggal 23 Maret 1962. Beliau bergabung dengan Bangkok Bank, Jakarta tahun 1989 sebagai Operation Officer. Pada tahun 2001, diangkat sebagai Vice President yang membawahi Departemen Operasional. Selanjutnya di tahun 2008, beliau diangkat sebagai Deputy General Manager yang membawahi Departmen Operasional dan Supports & Services. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi dari Universitas Tarumanegara, Jakarta pada tahun 1986.

Udomsab Srirojanakul, Assisten Vice President

Deputy General Manager, lahir pada tanggal 11 Agustus 1968. sebelum penunjukkannya pada bulan Juni 2012, beliau menjabat sebagai Assisten Vice President di International Branch Business Department Bangkok Bank Kantor Pusat, beliau diangkat sebagai Deputy General Manager yang membawahi Departemen Managemen Risiko dan Credit Acceptance. Beliau meraih gelar Bachelor of Business Administration dari Assumption University di Bangkok, Thailand pada tahun 1992 dan Master of Business Administration dari University of Central Oklahoma di Amerika Serikat pada tahun 1995.

Deputy General Manager, born on March 23, 1962, He joined Bangkok Bank, Jakarta in 1989 as Operation Officer. In 2001, he was promoted to Vice President and supervise Operation Department. Subsequently, in 2008, he was promoted to Deputy General Manager to supervise both Operations and Supports & Services Department. He obtained his Bachelor of Economics in Accounting from University of Tarumanegara, Jakarta in 1986.

Deputy General Manager, born on August 11, 1968, before her appointment in June 2012, she was formerly Assisten Vice President International Branch Business Department of Bangkok Bank, Head Office. he was promoted to Deputy General Manager to supervise both Risk Management and Credit Acceptance Department. She obtained her Bachelor of Business from Assumption University in Bangkok, Thailand in 1992 and Master of Business Administration from University of Central Oklahoma in United Stated of America in 1995.

Lily Darmawati Eman, Vice President

Head of Operations, lahir pada tanggal 17 Maret 1964, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 1986 dimulai dari bagian Credit Administration dan menjadi kepala Customer Services pada tahun 2004. Di angkat sebagai Asisstant Vice president di tahun 2007. Selanjutnya, di tahun 2008, beliau di promosikan menjadi Vice President yang mengepalai Operations Department. Beliau memperoleh gelar Sarjana Muda dalam bidang Ilmu Kesekretarisan dari Akademi Sekretaris LPK Tarakanita di

tahun 1986 dan Sarjana Ekonomi dalam bidang

Manajemen Keuangan dari Universitas Indonesia di tahun

Head of Operations, born on March 17, 1964, joined with Bangkok Bank since 1986. In the beginning, she started her career in Credit Administation unit, and became Head of Customer Services in 2004. She was promoted to Asisstant Vice President in 2007. Next, in 2008, she was promoted to Vice President of Operations Department. She obtained her diploma degree in Secretrarial Knowledge from LPK Tarakanita College in 1986 and Bachelor of Economics in Financial Management from University of Indonesia in 1995.


(5)

Michael Anthony Kosman, Vice President

Head of Marketing, lahir pada tanggal 17 April 1969, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2006 dimulai sebagai Marketing Officer dan menjadi Vice President /Head of Marketing pada tahun 2009. Beliau memperoleh gelar Bachelor of Science dalam bidang Accounting dari Rutger’s State University of New Jersey (AS) dan Master in Business Administration dalam bidang Keuangan dari ST. John’s University di New York (AS).

Head of Marketing, born on April 17, 1969, joined with Bangkok Bank since 2006. In the beginning, he started his career as a Marketing Officer, and became Head of Marketing in 2009. He obtained his Bachelor of Science in Accounting from Rutger’s State University of New Jersey (USA) and Master in Business Administration major in Finance from Saint John’s University in New York (USA).

Anwar Munaf, Assistant Vice President

Direktur Kepatuhan, lahir pada tanggal 20 April 1959, bergabung dengan Bangkok Bank, Jakarta tahun 1989 dimulai dari posisi akunting supervisor hingga Kepala bagian ekspor impor. Pada tahun 2002 diangkat sebagai Assistant Vice President, membawahi departemen budget dan planning. Dan sejak 14 November 2005 ditunjuk sebagai Direktur Kepatuhan. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi dari Sekolah Tinggi

Ekonomi Indonesia, Jakarta pada tahun 1986.

Compliance Director, born on April 20, 1959, he joined Bangkok Bank Jakarta in 1989 started from Accounting Supervisor to Head to Bills department. In 2002, he was promoted to Assistant Vice President and supervises Budget and Planning Department. And starting November 14, 2005 he was appointed to take position as Compliance Officer. He obtained his bachelor of Economics in Accounting from Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta in 1986.

Louis Chandra, Assistant Vice President

Head of Supports and Services, lahir pada tanggal 08 December 1977, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2007 dan sekarang ini menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang akuntansi dan audit dari Deloitte Accounting Firm dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari City University of New York (AS) di tahun 2003.

Head of Supports and Services, born on December 08, 1977, joined with Bangkok Bank since 2007, and hold a position as Assitant Vice president. He obtained accounting and auditing experiences from Deloitte Accounting Firm and various training programs. He obtained Bachelor of Business Administration from City University of New York (U.S.A) in 2003.

Mario Prayitno, Assistant Vice President

Head of Audit and Control, lahir pada tanggal 28 April 1979, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2005 dan sekarang ini menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang akuntansi dan audit dari Arthur Andersen auditing Firm and Public Accountant Drs. J. Tanzil & Co., dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atma Jaya di tahun 2001.

Head of Audit and Control, born on April 28, 1979, joined with Bangkok Bank since 2005, and hold a position as Assitant Vice president. He obtained accounting and auditing experiences from Arthur Andersen auditing Firm and Public Accountant Drs. J. Tanzil & Co and various training programs. He obtained Bachelor of Economy from University of Atma Jaya in 2001.

Heru Purwanto, Assistant Vice President

Head of Treasury, lahir pada tanggal 15 Juni 1975, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2010 dimulai sebagai Senior Dealer dan menjadi Head of Treasury pada November 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Business Administration dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi di Malang, Indonesia

Head of Treasury, born on June 15, 1975, joined with Bangkok Bank since 2010. In the beginning, he started his career as a Senior Dealer, and became Head of Treasury in November 2010. He obtained his Bachelor of Business Administration from Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi in Malang, Indonesia.


(6)