AnnualReport Jakarta 2011(PartI)

(1)

(2)

Laporan Tahunan 2011

Annual Report 2011

Bangkok Bank

Public Company Limited


(3)

RINGKASAN KEUANGAN BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Financial Highlights

Unit dalam jutaan Rupiah

(Unit

in million Rupiah)

Pertumbuhan pada Akhir Periode Tahun

Progress at Year-End 2011 2010 % change

Total Aktiva

Total Assets

5.084.498

4.416.887

+15,11

Giro pada Bank

Demand Deposits with Banks

41.945

33.346

+25,79

Kredit yang diberikan

Credits granted

4.235.039

3.169.840

+33,60

Aktiva Tetap dan Inventaris – net

Premises and Equipment

4.537

5.018

-9,50

Aktiva Produktif

Productive Assets

5.276.015

4.446.150

+18,60

Dana Pihak Ketiga

Third Party Fund

758.350

1.032.902

-26,58

Simpanan

Deposits

321.065

447.940

-28,32

Pinjaman yang diterima

Loans received

2.629.575

1.982.200

+32,60

Dana dari Kantor Pusat

Head Office Account

1.321.250

1.216.310

+8,63

Pertumbuhan untuk Tahun Progress for the year

Pendapatan Operational

Operational Revenue

285.473

259.927

+9,83

Beban Operational

Operational Expenses

111.374

77.712

+43,31

Laba Operasi

Operating Profit

174.099

181.963

+4,32

Pajak Penghasilan

Income Tax

70.645

73.848

-4,34

Laba (Rugi) Bersih

Net Profit (Loss)

104.940

108.665

-3,42

Laba Bersih per Saham

Earning per share


(4)

Rasio Keuangan

Financial Ratios

PermodalanCapitalization 31 Dec 2011

(%)

31 Dec 2010 (%)

% change

Kewajiban Modal Minimum

Capital Adequacy Ratio (CAR)

52,75

49,93

+2,82

Aktiva Tetap terhadap Modal

Fixed Assets to Capital

1,73

1,84

-0,11

Aktiva Produktif

Productive Assets

Aktiva Produktif Bermasalah

Troubled Productive Assets

2,89

5,33

-2,44

Kredit Bermasalah (net)

Non Performing Loan (net)

0,51

0,45

+0,06

PPAP terhadap Aktiva Produktif

Reserves to Productive Assets

4,21

5,64

-1,43

Pemenuhan PPAP

Reserves Adequacy

129,85

107,23

+22,62

Rentabilitas Profitability

Tingkat Pengembalian Aktiva

Return on Assets

3,77

4,17

-0,40

Tingkat Pengembalian Modal

Return on Equity

5,83

5,18

+0,65

Pendapatan Bunga Bersih

Net Interest Margin

4,52

4,70

-0,18

Beban Operasional Pendapatan Operasional

Operational Expense to Operational Income

39,23

30,18

+9,05

Kredit terhadap Deposito Rasio

Loan to Deposit Ratio


(5)

Kepatuhan

Compliance

31 Dec 2011 (%)

31 Dec 2010 (%)

% change

Persentase Pelanggaran BMPK

Percentage of LLL Violation

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

Persentase Pelampauan BMPK

Percentage of exceeding LLL

a.

Pihak Terkait

Related Parties

0,00

0,00

0,00

b.

Pihak Tidak Terkait

Non related Parties

0,00

0,00

0,00

GWM Rupiah

Minimum Current Account Requirements Rupiah

9,60

9,23

+0,37

Posisi Devisa Netto (PDN)

0,05

0,18

-0,13


(6)

PROFIL PERUSAHAAN

Corporate Profile

Bangkok Bank yang didirikan pada tahun 1944 di Bangkok, Thailand adalah bank komersial terbesar di Thailand dan salah satu dari yang terbesar di Asia Tenggara dengan total aktiva pada akhir 2011 sebesar THB 2,106,912,461,000.

Adapun struktur kepemilikan 10 (sepuluh) pemegang saham terbesar Bangkok Bank Public Company Limited per tanggal 12 September 2011 adalah sebagai berikut:

- Thai NVDR Company Limited 24,33% - Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4,11% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 2,94% - State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2,72% - State Street Bank & Trust Co 2,37% - State Street Europe Ltd 2,00% - Nortrust Nominees Ltd. 1,99% - Morgan Stanley & Co. Int’l Plc 1,98% - Bangkok Insurance PCL 1,86% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 1,82% Sampai akhir tahun 2011 Bangkok Bank telah memiliki lebih dari 500 kantor cabang di Thailand dan cabang luar negeri dan jaringan kantor yang tersebar di: Cina, Hongkong, Jepang, Laos, Filipina, Singapura, Taiwan, Inggris, Birma, Amerika Serikat, Vietnam, Myanmar, Malaysia dan Indonesia.

Bangkok Bank PCL Cabang Jakarta, berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, beroperasi dengan ijin usaha dari Menteri Keuangan Indonesia No. D.15.6.1.4.39 tanggal 21 Juni 1968, serta mendapat izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa pada tanggal 22 Juni 1968 dengan Surat Keputusan dari Direksi Bank Negara Indonesia No.4/12/KEP.DIR. Bank secara berkesinambungan meningkatkan total asset dan kredit yang diberikan, memperbaiki manajemen kredit macet, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan efisiensi biaya dan terus membangun kebijakan usaha yang selaras dengan rencana strategis bank Di tahun mendatang, bank akan terus memajukan bisnis proses yang efisien dan mengefisiensikan model organisasi untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian organisasi dapat bekerja sama secara efisien dan harmonis.

Bangkok Bank, founded in year 1944 in Bangkok- Thailand, is the largest commercial bank in Thailand and also one of the largest bank in South East Asia, with total assets at the end of 2011 THB 2,106,912,461,000.

Top 10 (ten) shareholders of Bangkok Bank Public Company Limited, Thailand as of September 12, 2011 are as follows:

- Thai NVDR Company Limited 24.33% - Thailand Securities Depository Co. Ltd. 4.11% - HSBC Singapore Nominees Pte., Ltd. 2.94% - State Street Bank & Trust Co, for

Australia 2.72% - State Street Bank & Trust Co 2.37% - State Street Europe Ltd 2.00% - Nortrust Nominees Ltd. 1.99% - Morgan Stanley & Co. Int’l Plc 1.98% - Bangkok Insurance PCL 1.86% - HSBC Bank Plc- Abu Dhabi -

Investment Authority 1.82% At the end of 2011, Bangkok Bank has more than 500 branches in Thailand and extensive overseas branches and office network in the following countries: People’s Republic of China, Hongkong, Japan, Laos People’s Democratic Republic, Republic of Philippines, Republic of Singapore, Taiwan, United Kingdom, Union of Myamar, United States of America, The Socialist Republic of Vietnam, Myanmar, Malaysia and Indonesia.

Bangkok Bank PCL Jakarta Branch, located at Jl. MH Thamrin No. 3, Jakarta 10110, operated under license from Finance Minister of Republic Indonesia No. D. 15.6.1.4.39 dated June 21, 1968 as a branch from Bangkok Bank PCL in Thailand. Received the license to operate as foreign bank on June 22, 1968 with the decree from Bank Indonesia No. 4/12/KEP.DIR. The bank has continuously increased its total assets and loans, and improved the management of non-performing loans, of revenue, of costs efficiency and the bank will create policies that are alligned with its strategic plan.

In the coming year, the bank will continue to improve the efficient business process and organizational model to ensure that all parts of the organization are working together efficiently in harmony.


(7)

LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANGKOK BANK CABANG JAKARTA TAHUN 2011

1. Ruang Lingkup Tata Kelola Perushaan (GCG)

Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Bank telah mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Komite Manajemen dalam pedoman Komite Manajemen bank. Seluruh aturan internal lainnya yang ditetapkan didasarkan dengan peraturan yang berlaku dan mengacu pada pinsip-prinsip GCG.

Dalam menjalankan bisnisnya, Bangkok Bank Cabang Jakarta menjalankan Prinsip Good Corporate Governance sebagai dasar agar dapat mempertahankan pertumbuhannya. Bank juga telah menyebarkan kebijakan tersebut kepada tim manajemen, eksekutif, dan staf sebagai informasi dan ketaatan akan peraturan. Bank juga telah menugaskan setiap supervisor di semua tingkat untuk menjadi contoh yang baik dan mendorong agar kebijakan yang dibuat tersebut dipatuhi. Dalam proses pengawasan operasional secara internal, Bank telah membentuk Unit Kepatuhan agar sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia dan Bank Indonesia.

Penerapan Prinsip Good Corporate Governance di Bangkok Bank dibagi menjadi 7 aspek cakupan GCG beserta kepatuhan bank terhadap aspek-aspek tersebut yang meliputi:

1.1 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Komisaris dan Direksi.

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Bangkok Bank, Thailand, oleh karena itu Dewan Komisaris yang dikenal dengan nama Non-Eksekutif Director bertempat di Kantor Pusat Thailand. Dewan Komisaris bertangggung jawab dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dan mengawasi kebijakan dan arah bisnis bank.

Dalam hubungannya dengan Bangkok Bank kantor cabang Jakarta, International Banking Group (IBG) yang berlokasi di Kantor Pusat Bangkok, menjalankan fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris. Laporan fungsi pengawasan dari IBG tersebut untuk melihat pada fungsi Dewan Komisaris dalam mengevaluasi kinerja manajemen kantor cabang Jakarta dan laporan tersebut telah diterima setiap 3 bulan sekali.

REPORT ON BANGKOK BANK JAKARTA BRANCH ACTIONS IN COMPLIANCE WITH THE PRINCIPLES OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE FOR 2011.

1. Scope of Good Corporate Governance (GCG) As guidance for Good Corporate Governance’s implementation, Bank has already described role and responsibilities of Manangement Committee in the Management Committee guidelines. All other internal regulations are based on the operative regulation and referring to GCG principles.

The Bank, therefore conducts its business in-line with the principles of Good Corporate Governance, which form a basis for sustainable growth. The bank has disseminated the policy to its management team, executives and staff for their knowledge and observance and has also assigned supervisors at all level to encourage good example as well as compliance with the policy.

The bank has established a Compliance Unit to oversee its internal operations to be in compliance with the regulation of the local authorities and Bank Indonesia.

There are 7 (seven) Good Corporate Governance aspects which reflect the implementation of bank’s Good Corporate Governance including bank compliance toward to each aspect as follows: 1.1 Performance of duties and responsibilities

of Board of Commissioners and Board of Directors.

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank, Thailand, therefore Board of Commissioners who is known as Non- Executive Directors are domiciled at Bangkok Head Office, Thailand. This Board of Commissioners assumes responsibility for the implementation of Good Corporate Governance and oversees the business policy and direction of the bank.

For Bangkok Bank, Jakarta branch in this matter, the International Banking Group (IBG) domiciled at Bangkok, Head Office, is closely conducting the oversight role function of Board of Commissioners. Oversight function report from International Banking Group in regard to Board of Commissioners function for evaluating performance of Jakarta branch management on quarterly basis.


(8)

Sementara itu, Direksi atau Pimpinan Bangkok Bank Cabang Jakarta yang dipimpin oleh General Manager dan wakil General Manager serta Direktur Kepatuhan. Pimpinan kantor akan memimpin Komite Manajemen yang bertanggung jawab atas pembentukan dan pelaksanaan atas sasaran strategis dan keuangan dari Bank dan juga mengkaji ulang serta mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan operational bank. Komite Manajemen Cabang juga bertanggung jawab untuk mengawasi:

a. Audit Internal dan Unit Control untuk memastikan pelaksanaan fungsi internal audit dan mengambil tindakan berdasarkan pada temuan-temuan dari audit internal.

b. Fungsi Unit Manajemen Risiko adalah untuk pertanggungjawaban dalam rangka pengembangan, pengukuran dan pemeliharaan kerangka kerja manajemen risiko.

c. Unit Kepatuhan untuk mengawasi penerapan praktek good corporate governance dan memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.

Komite Manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta terdiri dari:

 Ketua Komite Manajemen: General Manajer

 Wakil Ketua Komite Manajemen: Wakil General Manajer

 Anggota: Direktur Kepatuhan Kepala Unit Operasional

Kepala Unit Kredit and Markrting Kepala Unit Internal Audit dan Kontrol

Kepala Unit Treasury

Kepala Unit Manajemen Risiko Kepala Unit Support dan Servis Komite Manajemen mengadakan pertemuan minimal 1 kali dalam sebulan dan hasil rapat didokumentasikan dengan baik, begitu juga dengan notulen pertemuan tersebut dikirimkan ke International Banking Group (IBG) Kantor Pusat, Bangkok.

1.2. Struktur, Keanggotaan, Tugas dan Tanggung Jawab Komite

Di Kantor Pusat Bangkok Bank, Thailand, komite-komite tersebut telah diatur untuk memonitor dan mengawasi operasional bank dan melaporkan kemajuan yang terjadi ke Non-Executive Direksi secara periodik. Komite-komite ini terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risk Monitoring, dan Komite Manajemen.

Meanwhile, Board of Director or called Branch Management (Pimpinan) of Bangkok Bank Jakarta who is chaired by General Manager, and Deputy General Manager and Compliance Director. The Branch Management or Pimpinan shall lead the Branch Management Committee who is responsible for the formulation and execution of strategies and financial objectives of the bank as well as reviewing and discussing matters related to banking operation.

The Branch management is also responsible for supervising:

a. Internal Audit and Control Unit for ensuring the execution of internal audit function and taking action based on regular internal audit findings. b. Risk Management Unit function is to take

overall accountability for the development, measurement and maintenance of the bank’s risk management framework.

c. Compliance Unit for overseeing the implementation of good corporate governance practices and ensuring bank’s compliance with the prevailing laws and regulations.

The Management Committee of Bangkok Bank Jakarta Branch is comprised as follows:

 Chairman : General Manager

 Vice-chairman : Deputy General Manager

 Members : Compliance Director Head of Operation

Head of Credit and Marketing Head of Internal Audit and Control Head of Treasury

Head of Risk Management Head of Support and Services

The Management Committee is conducting a minimum monthly meeting and the minutes of meeting is properly documented as well as forwarded a copy of minutes to International Banking Group (IBG) Head Office, Bangkok.

1.2 Structures, Membership, Duties and Responsibilities of the Committees.

In Bangkok Bank- Head Office, Thailand, the committees have been set up to closely monitor and oversee the bank’s operation and report the progress to the Non- Executive Board of Directors on a regular basis. These committees include the Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee and Management Committee.


(9)

Sementara itu Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta, sebagai kantor cabang bank asing tidak diharuskan untuk membentuk komite tersebut sejak Dewan Direksi di Kantor Pusat telah membentuknya.

Bagaimanapun di kantor pusat fungsi dari tiap komite-komite tersebut telah diterapkan dengan baik dan dibawah kontrol International Banking Group (IBG) untuk mengawasi kinerja manajemen dari kantor cabang Jakarta. Dan laporan fungsi pengawasan dari International Banking Group (IBG) juga telah diterima oleh kantor cabang Jakarta setiap 3 bulan sekali.

Fungsi dari masing-masing komite itu dapat dideskripsikan sebagai berikut:

 Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris dalam proses audit laporan keuangan, internal control dan audit, dan pemilihan dan penunjukkan eksternal audit bank.

 Komite Risk Monitoring bertugas untuk mengawasi dan memastikan profil manajemen risiko bank apakah sudah cukup memadai, sistematis, efisien, efektif dan memaksimalkan nilai terhadap kinerja bank, dan juga apakah sudah sejalan dengan rencana strategis bank dan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.

 Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas untuk memilih dan menunjuk orang yang tepat untuk posisi pekerjaan yang ditentukan dan juga untuk mengevaluasi kinerja secara individu, dan kebijakan penggajian dan paket benefit yang diterima oleh level eksekutif dan staffnya.

Kinerja semua komite diatas telah diterapkan dengan baik di Kantor Pusat.

Sedangkan penerapan strategi dan rencana bisnis Bangkok Bank Jakarta diatur oleh komite sebagai berikut:

a. Komite Manajemen

Untuk memastikan efisiensi kinerja bank yang mencakup penelahaan secara periodik, pengarahan operasional bank, kebijakan, strategi, ALMA dan juga masalah kepegawaian serta bagian umum yang akan dibicarakan di dalam komite. Pertemuan secara rutin diadakan setiap 1 bulan sekali. b. Komite Kredit

Komite ini bertanggung jawab untuk mengakses dan mempertimbangkan semua

Meanwhile, Bangkok Bank, Jakarta branch as foreign branch office in this regard does not have to form such committees since Board of Directors at Head Office has established them.

However, the functions of such committees have properly implemented in Head Office and it has been conducted under International Banking Group (IBG) to oversee the Jakarta’s branch management performance in respective committee function. The oversight function report from International Banking Group (IBG) has also been received by Jakarta branch on quarterly basis.

The function of each committee can be described as follows:

 The objectives of the Audit Committee are to assist the Board of Commissioners with regard to process audit of financial reports, internal control and internal audit and to select and appoint the bank’s external auditors.

 The objective of Risk Monitoring Committee is to oversee and ensure that bank’s management risk profile is adequate, systematic, efficient, and effective and maximizes value to the bank and is also to be in-line with the bank’s strategic plan and overall risk management policy.

 The objective of Nomination and Remuneration Committee is to select and nominate suitable persons for appointment job position as well as to evaluate individual performance and policy of remuneration or benefit package for executive level and its staffs.

All performance of committees above has already been properly implemented in Head Office. However, in implementing the strategic and business plan of the bank, Bangkok Bank Jakarta is managed under following committees:

a. Management Committee

To ensure proper and efficient running of the entire operation covering periodical review and directions of bank operation, policy, and strategy, ALMA as well as personnel and general affairs matters.

The routine meetings are held on monthly basis.

b. Loan Committee

This committee is responsible to assess and consider all banks’ portfolio, which include


(10)

portfolio bank, yang tercakup di dalamnya nasabah kredit lancar maupun pinjaman kredit bermasalah.

Komite kredit akan bertemu secara periodik untuk menelaah dan mendiskusikan aktivitas dari aplikasi kredit yang masuk, suku bunga kredit, dan strategi marketingnya.

Fungsi dari Komite Kredit adalah bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak, merekomendasi aplikasi kredit berdasarkan kewenangan kantor cabang. Pertemuan rutin Komite kredit diadakan setiap 2 minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Komite Manajemen Risiko

Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan kerangka kerja dan strategi majemen risiko, komposisi risiko dari setiap tipe risiko itu dan juga memeriksa secara periodik prosedur dari manajemen risiko.

Bangkok Bank Jakarta menggunakan peringkat kredit yang handal sebelum menyetujui semua kredit baru ataupun perpanjangan fasilitas kredit. Penilaian ini menjadi alat yang penting bagi manajemen risiko kredit dan digunakan sebagai standar underwritting dan juga panduan penetapan harga. Pertemuan rutin setiap 1 bulan sekali. 1.3. Kinerja dari Departemen Kepatuhan

Unit Kepatuhan dibentuk untuk membantu manajemen dalam pengawasan internal operasional dan juga kepatuhan pada peraturan dari otoritas lokal.

Unit kepatuhan bertangung jawab dalam mengkoordinasi unit operasional dan mengumpulkan informasi guna tersedianya informasi dalam pengkinian panduan kerja. Unit kepatuhan harus bekerja secara independen dan berdampingan dengan manajemen dan staf di berbagai bisnis unit. Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundangan yang berlaku telah disosialisaikan keapda unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampact terhadap kegiatan operational ,bisnis dan stategi bank.

Memastikan komitmen bank yang dibuat kepada Bank Indonesia telah dipenuhi secara tepat waktu. Satuan Kerja Kepatuhan telah melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada manajemen bank secara

active and non-performing loan accounts. The Loan Committee will meet periodically to review and discuss the following activities of loan application, loan pricing and marketing strategies.

The Loan Committee responsibility and function is to approve or reject, recommend or decline credit application according to branch authorization.

The routine meetings are held in every two weeks or more often to match with the requirement.

c. Risk Management Committee

This committee is responsible to monitor the implementation of risk management framework and strategy, composition of risk for each type of risks as well as periodically review on risk management procedure. Bangkok Bank Jakarta requires a valid credit rating prior approval of any new or renewed credit facility. Rating is one of the most important tools of credit risk management and used in the underwriting standards as well as in pricing guidelines.

The routine meetings are held once a month.

1.3 Performance of Compliance functions, intrnal audit and external audit.

Compliance unit has been established to assist the management in overseeing its internal operation so as to be in compliance with the regulation of authorities.

The compliance unit has the responsibility in coordinating with operation units and colleting the information for the availability and updating of work guidelines.

The compliance function shall have independence and work closely with management and staff in various business units.

BI regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and also been discussed in the Management Committee meeting, especially for regulations which have significant impact to the operations, business and strategy of the bank.

Ensuring the bank’s commitments made to Bank Indonesia has been rectified in timely manner.


(11)

triwulanan.

Satuan Kerja Kepatuhan juga memastikan bahwa tindakan yang memadai telah dilaksanakan guna mencegah terjadinya risiko kepatuhan yang mungkin terjadi dan mendorong terciptanya budaya kepatuhan dalam bank. Satuan Kerja Kepatuhan dan petugas UKK juga mengkontrol pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan aktifitas anti pencucian uang (Anti Money Laundering) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan pemahaman atas penerapan KYC dan AML, Satuan Kerja Kepatuhan akan terus melakukan sosialisasi kepada unit bisnis terkait untuk meyakinkan efektifitas tugasnya.

Internal audit bank (SKAI) telah menyusun rencana audit operasional dan setiap tahun memeriksa semua unit bisnis berdasarkan jadwal rencana auditnya.

Untuk tahun 2010 SKAI telah melakukan fungsi kerjanya dengan independen dan objektif.

Pada saat melakukan fungsi kerjanya, SKAI telah mengevaluasi efisiensi dan keefektifan internal kontrol bank dan kepatuhan pada perundangan-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.

Semua hasil temuan audit telah dilaporkan ke manajemen kantor cabang dan divisi internal audit kontrol Kantor Pusat dan informasi rekomendasi audit akan disebarkan ke unit bisnis yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

Internal Audit (SKAI) juga mengawasi dan mengikuti kemajuan perkembangan dan perbaikan yang dibuat oleh unit bisnis yang terlibat.

Internal Audit (SKAI) juga akan melakukan pemeriksaan tahunan mengenai kecukupan keamanan audit dan pengawasan internal dari BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) apakah telah mematuhi peraturan yang berlaku.

Setiap 3 tahun, Audit Eksternal Independen ditunjuk untuk memeriksa keefektifan kinerja dari SKAI termasuk kaji ulang atas fungsi internal audit atas penggunaan Teknologi Informasi. Pemeriksaan terakhir yaitu pada bulan Mei 2011 dengan hasil yang cukup memadai.

Sementara itu, untuk laporan eksternal audit tahunan dan persiapan laporan tahunan, bank telah menunjuk akuntan publik independen yang terdaftar dalam list Bank Indonesia yang

Compliance unit also ensures that appropriate action has been taken to prevent the potential compliance risks, which may occur and promote the compliance culture within the bank.

Compliance unit has reported their activity and responsibility to Branch Manager on quarterly basis.

Compliance unit and AML (UKK) officer are also in control of Know Your Customer and Anti-Money Laundering implementation pursuant to regulation. In the effort to better understanding for implementation of KYC/ and AML, the compliance unit would continuously perform socialization to relevant business unit ensuring effectiveness of duty. Banks’ Internal audit (SKAI) has already arranged the operational audit plan and has annually reviewed to all business units according to its audit-planning schedule. For year 2011, the bank’s SKAI has performed its function independently and objectively.

In performing its audit function, SKAI has conducted and evaluated toward the efficiency and effectiveness of the bank’s internal control and compliance to the prevailing laws and Bank Indonesia regulations.

All audit findings have been reported to branch management and internal audit control and division – Head Office and disseminate its audit recommendation to the business unit concerned for further action to be taken. Internal audit (SKAI) has also monitored and followed up the progress development and improvement made by business units involved.

Internal audit (SKAI) has also performed annual review on the adequacy of security audit and internal review for BI-RTGS and National Clearing System (SKNBI) in order to be in compliance with the regulation.

Every 3 (three) years, an Independent External Reviewer/Auditor is appointed to review the effectiveness of SKAI work performance including review on internal audit function on Iformation Techonogy use. The last review was in May 2011 with satisfactory result.

Meanwhile, for annual external audit performance and preparing financial report, bank has appointed independent public accountant that registered under Bank Indonesia’s approved list to conduct an audit. The assignment of audit work to public


(12)

bisa melakukan audit.

Penetapan kerja audit dari akuntan publik meliputi kapasitas dari kantor akuntan publik, bidang kerja audit, dan profesionalisme pemeriksa.

Penunjukan akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan kantor cabang untuk tahun 2011 telah disetujui oleh Komite Audit Kantor Pusat.

Untuk tahun buku 2011, Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sanjaya yang merupakan anggota Ernst & Young telah ditunjuk untuk melakukan audit keuangan bank.

1.4. Kinerja Manajemen Risiko dan Fungsi Internal Kontrol.

Fungsi Manajemen Risiko bank mempunyai tanggung jawab untuk berbagai macam aspek risiko mencakup kredit, pasar, likuiditas, operasional, legal, strategi, reputasi, dan risiko kepatuhan dari bank.

Secara umum, manajemen kantor cabang telah aktif memonitor dan mengawasi kebijakan dan prosedur serta pengaturan limit untuk setiap jenis risiko guna memelihara kondisi manajemen risiko internal bank yang baik. Unit Manajemen Risiko secara periodik memberikan laporan profil risiko bank setiap 3 bulan sekali dalam rangka menganalisa dan mengatur kecukupan dari setiap risiko. Laporan tiga bulanan profil risiko bank telah diajukan ke Bank Indonesia secara tepat waktu.

Unit Manajemen Risiko juga telah mengadopsi model perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan model Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga sehubungan dengan risiko pasar. Unit Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko liquidity dan risiko foreign exchange serta melakukan verifikasi terhadap kertas kerja laporan bulanan risiko operasional dan disamping itu juga memonitor posisi harian dan limit-limit serta membuat laporan bulanan analisa kredit portfolio.

accountant covers the capacity of the assigned public accountant firm, scope of audit work and professionalism of the auditor.

The appointment of public accountant to conduct the audit of branch financial report for year 2011 has been approved by Head Office-Audit Committee..

For the year 2011, the Public Accountant Purwantono, Sarwoko & Sanjaya under member of Ernst & Young has been appointed to conduct financial audit of the bank.

1.4 Performance of Risk Management and Internal Control Function.

The risk management function of the bank has responsibility for various risk aspects covering of credit, market, liquidity, and operational, legal, strategic, reputation and compliance risks of the bank.

In general, branch management has actively monitored and supervised the policy and procedure as well as limit arrangement type of each risk in order to maintain the soundness of bank internal risk management condition.

Risk management unit has periodically provided the bank’s risk profile reports on quarterly basis for analyzing and managing the adequacy of each risk.

This quarterly bank’s risk profile has been timely submitted to Bank Indonesia.

Risk management unit has adopted the Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) models from Hong Kong regional office for monitoring interest rate risk relating to market risk. RMU has also performed general stress stesting for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk as well as verification to monthly operational risk self assessment report, besides monitoring daily position and limit as well as providing monthly portfolio credit analysis.


(13)

1.5 Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit kepada Pihak-Terkait dan Grup Debitur Besar.

Bank tidak diperbolehkan masuk ke dalam suatu kondisi atau perjanjian dimana bank diharuskan memberikan dana yang melanggar BMPK (Batas Minimum Pemberian Kredit) dan batas pemberian fasilitas kredit.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia pemberian kredit kepada pihak-terkait dan atau kelompok debitur besar masing-masing tidak boleh melebihi 10% dan 25% dari modal bank. Tidak ada pelanggaran BMPK kepada kelompok debitur besar dan pihak-terkait. Semua keputusan pemberian kredit harus disetujui oleh komite kredit yang para anggotanya akan memeriksa dan memberi komentar atas masalah yang ada di aplikasi kredit.

Bank telah mengkinikan internal limit guna memonitor terjadinya pelampauan BMPK. Selama penilaian aplikasi kredit, account officer harus memeriksa latar belakang profil perusahaan dan manajemennya, dan juga informasi yang relevan menurut faktor-faktor yang diperhitungkan mengenai pihak-terkait dan grup debitur.

Per tanggal 31 Desember 2011, saldo pemberian kredit (dalam jutaan rupiah): a. Pihak-terkait : Rp. Nihil b. Debitur Inti:

- Individual Rp. 2.362.897 - Grup Rp. 2.598.335 1,6 Rencana Strategi Bisnis Bank

Rencana bisnis bank disiapkan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan prinsip kehati-hatian bank. Untuk faktor internal, pada saat rencana bisnis dibuat melibatkan semua unit bisnis terkait sehingga akan sejalan dengan rencana kerja dari setiap unit bisnis terkait.

Sedangkan faktor eksternal, indikator ekonomi mikro dan makro akan secara ketat dimonitor seperti tingkat inflasi, nilai tukar dan suku bunga indikasi dari Bank Indonesia. Pada saat menyiapkan rencana bisnis, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta memfokuskan hubungan ke sektor nasabah korporasi. Bank akan terus terlibat dalam pembiayaan pabrikasi yang menciptakan lapangan kerja dan kepatuhan terhadap ramah lingkungan. Investasi komoditi dalam mempromosikan sektor agro bisnis seperti

1.5 Prudential principles in fund provision to Related-parties and in Large-exposures.

The bank is prohibited to enter into condition or agreement that obligate bank to provide fund, which will violate the LLL and credit facility limit granted.

Fund provision to Related- party and /or in Large- exposures are in accordance with Bank Indonesia regulation, which the Legal Lending Limit for related-party and in large exposure not exceed 10 % and 25 %, respectively of the bank capital. There was no breach on the Legal Lending Limit for large exposures and Related- party.

Any credit decision made must be approved by Loan committee meeting and member of Loan committee will review and comment on the credit application on certain issues. Bank has updated the internal limit for monitoring the LLL impelemtation.

During the credit application assessment, account officer must check on the back- ground of the company profile and management, as well as relevant information according to factors counted as related party and or group borrower.

As of December 31, 2011 the outstanding balance of ( in million of Rupiah):

a. Related- party Rp. None b. Core debtor :

- Individual Rp 2,362,897 - Group Rp 2,598,335 1.6 Bank’s strategic business plan

Bank business plan is prepared by considering internal and external factors as well as prudent banking principles. For internal factor, in making business plan projected that involving all units concerned, so it will be running in-line with working plan of each unit involved. For external factor, the micro and macro economic indicators will be closely monitored such as inflation, foreign exchange and Bank Indonesia indicative rates.

In preparing the business plan, Bangkok Bank, Jakarta branch focuses on relationship with corporate customers sectors. The bank will continue involving in manufacturing that create employment and complying to the environment. Commodities investment in promoting agricultural sectors such as cocoa, oil palm, sugar and coconut processing are given priority. The oil and gas services related


(14)

kakao, kelapa sawit, gula dan prosesing kelapa merupakan juga hal yang mendapat prioritas. Juga akan mempertimbangkan service terkait bisnis minyak dan gas, chemical and konstruksi. Kami menawarkan strategi bersaing yang mencakup di dalamnya peningkatan pelayanan kepada nasabah, proses dan sistem operasi serta target dari unit bisnis kami. Bank juga menawarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang kompetitif kepada debitur.

Setiap kwartal, komite manajemen akan mengkaji ulang antara realisasi bisnis dibandingkan dengan rencana bisnis bank guna terus memonitor masalah yang ada yang akan menimbulkan penyimpangan yang signifikan, untuk kemudian dicari penyelesaian dan perbaikannya.

Oleh karena itu, rencana bisnis bank disediakan untuk memberikan dukungan keuangan kepada proyek debitur potensial yang disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia serta mempertahankan stabilitas jangka panjang bank serta pertumbuhan ROA dan ROE.

1.7 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non- Keuangan

Bank telah menyiapkan dan memenuhi semua laporan sesuai prosedur seperti yang ditetapkan di dalam peraturan Bank Indonesia.

Bank menyadari pentingnya mengkontribusikan informasi ke masyarakat, pemegang saham, dan komunitas. Untuk masalah ini, Bangkok Bank kantor cabang Jakarta percaya bahwa laporan ke pemegang saham seperti disebutkan diatas akan meningkatkan nilai organisasi kantor cabang dan akan mempertahankan kestabilan kondisi keuangan.

Bank juga menerbitkan informasi keuangan di surat kabar lokal dan laporan tahunan bank. Sementara untuk informasi non-keuangan seperti informasi produk bank, informasi mediasi bank, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diumumkan di lobi kantor bank.

Sejak kwartal pertama 2010 bank telah mempunyai website sendiri namun nantinya akan menggunakan koneksi komunikasi dari homepage atau website Kantor Pusat (www.bangkokbank.com) untuk menyediakan informasi secara elektronik ke publik.

business , chemicals and constructions would also be considered. We offered our competitive strategy that includes improving our customer service, process and operational system as well as performance target for our business units. Bank also offered competitive Prime Lending Rate (SBDK) to borrower. On quarterly basis, management committee will review the actual realization or achievement and comparing to the bank business plan target in order to monitor the problems occurs that will cause any big deviation and then to solve and improve the performance.

Therefore, bank business plan is to provide financial support to the prospective borrower’s project that is in compliant to Bank Indonesia and maintaining bank’s long-term stability and growth in return on assets (ROA) and equity (ROE)

1.7 Financial and Non-financial conditions transparency.

Bank has prepared and complied with all reports requirement with procedures and coverage as stated in Bank Indonesia regulation.

The bank realizes the importance of contributing information to public, stakeholder and community. In this regard Bangkok Bank , Jakarta branch believes that its treatment of stakeholders in the previously mentioned ways will help increase the value of the branch organization and will sustain its stable financial condition.

Bank has also quarterly published financial information in local newspaper and bank’s annual report. While, for non- financial information such as banking product information, banking mediation information and Deposit Fund Guarantee (LPS) have been announced in the bank’s banking hall.

Starting Q1- 2010 report, bank has already provided website alone by using the linkage communication with Bangkok Bank Head Office homepage/website (www.bangkokbank.com) in order to allow public to electronically access the Bank’s financial and non- financial information.


(15)

1 Informasi Kepemilikan Saham dalam Hubungannya dengan Dewan Komisaris dan Direksi

Bangkok Bank Cabang Jakarta adalah kantor cabang dari Kantor Pusat Bangkok Bank di Thailand, dalam hal ini tidak ada informasi kepemilikan saham bank yang dilaporkan dan juga tidak ada hubungan keuangan dan keluarga diantara anggota manajemen dengan pemegang saham bank.

2 Paket Remunerasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi

Paket Remunerasi untuk Pimpinan Bangkok Bank dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Paket Remunerasi seperti gaji, bonus dan tunjangan rutin dan fasilitas lain berkisar antara Rp 5.166.703.956 per tahun untuk 3 orang.

b. Fasilitas lain dalam bentuk tunjangan seperti rumah, transport, dan asuransi kesehatan sebagai berikut:

- yang akan dimiliki : Rp. Nihil

- yang akan dipakai tapi tidak dimiliki: Rp 209.014.299 per tahun untuk 1 orang (General Manager ).

- Fasilitas Asuransi Kesehatan untuk manajemen lokal adalah Rp 28.204.300. Total paket remunerasi selama tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Jumlah Direksi/Man Jumlah. Komisaris > Rp 2milyar 1 Nihil Rp 1 s/d 2 milyar 1 Nihil Rp 500jt s/d 1 milyar Nihil Nihil < Rp 500 jt 1 Nihil

3 Shares dan Option

Karena merupakan kantor cabang dari bank asing maka tidak ada kepemilikan saham dan option yang diberikan dan dilakukan oleh manajemen Bangkok Bank Kantor Cabang Jakarta.

4 Salary Ratio

 Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah = 21 : 1

 Rasio gaji direksi tertinggi dan terendah = 6 : 1

 Rasio gaji komisaris tertinggi dan terendah =

2. Shares ownership information in relation to Board of Commissioners and Board of Directors

Bangkok Bank, Jakarta branch is a branch office of Bangkok Bank – Head Office, Thailand, therefore, there was no shares ownership information of the bank to be declared and also there were no financial and family relationship among management members with bank’s controlling shareholders.

3. Remuneration package of Board of Commissioners and Board of Directors

Remuneration package for Bangkok Bank Jakarta’s Pimpinan /branch management can be described as follows:

a. Remuneration package such as salary, bonus, routine allowance and other facility non benefit in-kind are Rp. 5,166,703,956 per year for 3 persons

b. Other facilities in form of benefit in-kind such as housing, transportation and health insurance that:

- Will be owned: Rp None

- Will be used and not owned: Rp 209,014,299 per year for 1 person (General Manager ).

- Health Insurance facility for local management are Rp.28,204,300

Total remuneration package during year 2010 as follows:

No.of No.of Dir./Mgt. Comm. Above Rp 2 billion. 1 None Rp 1 bilion up to Rp 2 billion 1 None Rp 500 million up to Rp None None 1 billion.

Below Rp 500 million. 1 None 4. Shares and Option

Due to as a foreign branch office, there was no Shares owned and Option have been given and executed by Bangkok Bank Jakarta’s branch management.

5. Salary ratio

 The highest and the lowest of employee salary ratio = 21 : 1

 The highest and the lowest of Director salary ratio = 6 : 1


(16)

Nihil

 Rasio gaji Direksi dan karyawan teringgi = 3 : 1

5 Pertemuan Dewan Komisaris

Karena Bangkok Bank Cabang Jakarta tidak mempunyai Dewan Komisaris di Kantor Cabang, oleh karena itu tidak ada pertemuan Dewan Komisaris yang diadakan di kantor cabang Jakarta. 6 Penyimpangan Internal

Bank tidak memiliki penyimpangan internal selama tahun 2011 dan 2010. Bank dalam menjalankan usahanya selalu memperhatikan asas kehati-hatian (prudential banking).

7 Permasahan Kasus Hukum

Selama tahun 2011 tidak terdapat kasus hukum yang muncul, namun bank masih mempunyai 1 (satu) kasus perdata dari tahun sebelumnya. Kasus tersebut masih di Pengadilan Tinggi dan masih belum ada keputusan.

8 Transaksi yang menyebabkan Benturan Kepentingan

Selama tahun 2010, tidak terdapat transaksi yang menyebabkan benturan kepentingan di kantor cabang kami.

Bank tidak akan menentukan kondisi khusus untuk transaksi yang berhubungan keterlibatan manajemen. Bank telah membentuk komite kredit untuk mengelola dan memonitor fasilitas kredit yang akan dan telah diberikan kepada debitur and tidak ada otorisasi dilakukan sendiri dalam pemberian fasiltias kredit. Bank telah menerapkan praktek yang baik yaitu meminta otorisasi dua tingkat untuk semua transaksi dan juga dalam pemisahan tugas.

9 Pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi

Selama tahun 2010, bank tidak mempunyai transaksi untuk pembelian kembali saham dan pembelian kembali obligasi.

10 Pemberian Dana kepada Aktivitas Politik dan Sosial

Selama 2011, bank tidak menyediakan pemberian dana bagi aktivitas sosial dan juga tidak memberikan sumbangan ke aktivitas politik.

II. Penilaian Good Corporate Governance Bank

Penilaian Good Corporate Governance Bank telah dikaji ulang secara periodik dan dinilai setidaknya

salary ratio = None

 The highest salary of Director and Employee ratio = 3 : 1

6. Board of Commissioners meetings

Bangkok Bank, Jakarta branch does not have Board of Commissioner in the branch, therefore there was no Board of Commissioners meetings were held in Jakarta branch office.

7. Internal Fraud

Bank has no internal fraud during 2011 and 2010. The Bank is always excerted effort ensuring full attention to prudential banking.

8. Legal matters

During 2010 there was no legal case occurs, however, the bank still has 1 (one) outstanding civil case from previous year. The case still on the Supreme Court and there is no decision yet for the case.

9. Transaction that pose conflict of interest During 2011, there was no transaction that poses conflict of interest that occurs in our branch. Bank will not prescribe special condition for connected transaction in favors of management involved. The credit committee has been formed to manage and monitor the credit facilities will be given and already given to borrower and there shall be no single authority in granting credit facilities.

Bank has implemented good practices for dual control authorization level requirement on any transactions as well as segregation of task.

10. Buy back shares and buy back bonds

During 2011, the bank does not have any transaction for buy back shares and buy back bonds.

11. Fund provision to social and political activities. During 2011, the bank does not have provided fund provision to social activity and there was also no donation to political activity.

II. Good Corporate Governance Self – assessment

Good Corporate Governance self-assessment has been periodically reviewed and assessed at least


(17)

setiap tahun. Hasil penilaian good corporate governance bank merupakan bagian terintegrasi dari laporan penerapan good corporate governance.

Hasi penilaian bank didasarkan pada prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, independen dan keadilan.

Di bawah ini merupakan ringkasan perhitungan komposit dari penilaian good corporate governance Bank:

 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena merupakan kantor cabang dari bank asing, dimana fungsi pengawasan untuk Kantor Cabang Jakarta telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan fungsi pengawasan untuk fungsi Dewan Komisaris telah diserahkan ke Kantor Cabang Jakarta lewat IBG.

 Kinerja Tugas dan Tanggung Jawab dari Dewan Direksi dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.600, karena merupakan kantor cabang dari bank asing dimana manajemen kantor cabang Jakarta dianggap menggantikan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Direksi sedangkan tugas dari manajemen kantor cabang sendiri adalah menyelenggarakan dan menyetujui aktivitas operasional bisnis sehari-hari termasuk di dalamnya strategi bank. Bagaimanapun, pengawasan manajemen perlu ditingkatkan dalam hal kontrol atas risiko kredit dan risiko operasional.

 Komite-komite dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, hal ini karena merupakan kantor cabang dari bank asing, yang tugas dan fungsi pengawasan dari Komite-komite telah dilakukan di bawah kontrol International Banking Group (IBG) Kantor Pusat dan setiap 3 bulan sekali laporan pengawasannya telah dikirimkan ke Kantor Cabang Jakarta.

 Benturan kepentingan dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.200, karena ketentuan mengenai Benturan Kepentingan tertuang dalam pedoman kebijakan bank dan code of conduct serta telah dilaksanakan. Tidak ada otorisasi sendiri dilakukan dalam pemberian pinjaman kredit. Prinsip dual-control dan level otorisasi diperlukan pada setiap transaksi yang dibuat.

 Fungsi Kepatuhan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, hal ini karena semua peraturan Bank Indonesia dan perundangan yang berlaku telah disosialisasikan kepada unit terkait dan dibahas dalam rapat komite manajemen terutama yang memiliki dampak terhadap

once a year. The self-assessment result of good corporate governance is an integral part of good corporate governance implementation report. This self-assessment result has evaluated performance of good corporate governance principles, which consist of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness at the bank.

Below is the summary of composite score calculation of good corporate governance self-assessment:

 Performance of duties and responsibilities of Board of Commissioners with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, oversight role and function of Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and every quarter the oversight role and function performance of Board of Commissioners has already submitted to Jakarta branch through IBG.

 Performance of duties and responsibilities of Board of Directors with rating of 3 and score 0.600, because as a foreign bank branch office, Jakarta branch management assumes replacing of duties and responsibilities of Board of Directors and the duties of branch management is performing and approving daily business operation activities including the bank strategy. However, the management oversight should be increased in term of control on credit risk and operational risk.

 Committees with rating of 2 and score 0.200, because as a foreign bank branch office, the oversight role and function of Committee for Jakarta branch performance has been done under International Banking Group (IBG), Head Office and the quarterly oversight report has already sent to the branch.

 Conflict of interest with rating of 2 and score 0.200, because the rules of conflict of interest has been incorporated in bank wide rules and code of conduct as well as it has been enforced. There shall no single authority in granting credit facilities. Dual control principle and authorization level are required for transaction made

 Compliance function with rating of 3 and score 0.150, because all Bank Indonesia regulations and prevailing laws have been socialized to the relevant units and it has also been discussed in the management committee meeting especially for regulations which have


(18)

kegiatan opersional, bisnis dan strategi bank. Fungis kepatuhan telah dilaksanakan melalui pengecekan kepatuhan secara berkala dan Unit Kepatuhan juga telah membantu manajemen dalam mengawasi intenal kontrol dari operasional.

 Fungsi Audit Internal (SKAI) dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.150, karena pelaksanaan fungsi SKAI cukup objektif dan independen dengan hasil yang cukup memadai. Hasil temuan audit telah ditindak lanjuti dan telah dilakukan pembetulan oleh bisnis unit terkait. Kinerja audit didasarkan pada pendekatan risiko dan dibuat menurut jadwal rencana audit. Selain itu, internal audit selalu merekomendasikan penunjukan untuk penugasan audit eksternal.

 Fungsi Audit Eksternal dinilai dengan peringkat 1 dan skor 0.050, karena fungsi eksternal audit dipertimbangkan cukup kompeten dan penunjukkan eksternal audit telah mendapat persetujuan oleh Komite Audit-Kantor Pusat melalui rekomendasi dari Unit Internal auditl (SKAI) dan juga Direktur IBG-Kantor Pusat.

 Fungsi Manajemen Risiko dan Kontrol Internal dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.225, karena manajemen risiko masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut dalam pengukuran dan memonitor risiko dan juga kontrol internal pada operasional untuk mengurangi risiko. Bagaimanapun, Unit Manajemen Risiko telah mengadopsi model untuk perhitungan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Nilai Modal Ekonomis (EVE) dari kantor regional Hong Kong guna memonitor risiko suku bunga, RMU telah melakukan stress testing untuk risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko foreign exchange serta melakukan verifikasi terhadap kertas kerja dan laporan risiko operasional. Disamping telah menyediakan laporan bulanan analisa kredit portfolio dan pemantauan posisi harian dan limit-limit.

 Prinsip kehati-hatian dalam pemberian dana kepada pihak-terkait dan kelompok usaha besar dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.150, karena telah memenuhi peraturan mengenai BMPK dan tidak ada pelanggaran peraturan BMPK.Bank telah mengkinikan limit internal untuk mewaspadai dan memonitor terkadinya pelampauan BMPK. Terkait dengan sistim pengendalian risiko kredit, setelah menerima proposal aplikasi kredit dari pejabat pemasaran, kemudian pejabat CAU akan melakukan analisa kwantitatif atas proposal aplikasi kredit tesebut dan akan memberikan komentar dan pendapat atas proposal kredit yang dievaluasi secara tepat waktu untuk dipakai dalam rapat Komite Kredit.

significant impact to the operation, businenss and strategy of the bank. Compliance function has done through periodically compliance checking and thus compliance unit has assisted the management in overseeing its internal control of operation.

 Internal audit/SKAI function with rating of 3 dan score 0.150, because SKAI function considers objective and independent with satisfactory performance. The audit finding has closely followed up and has been rectified by business unit involved. The performance of audit is based on risk-based approach and conducting according to the audit plan scheduled. In addition, internal audit always recommending the appointment of external audit engagement.

 External audit function with rating of 1 and score 0.050, because external audit function is considering competent and the appointment of external audit has been approved by Audit Committee – HO through recommendation made by branch’s internal audit unit (SKAI) as well as Director of Intenational Banking Group (IBG)- HO.

 Risk management and internal control function with rating of 3 and score 0.225 because risk management still need further development in measuring and monitoring of risks as well as internal control on operation in order to mitigate the risk. However, the Risk Management Unit has already adopted Net Interest Income (NII) and Economic Value of Equity (EVE) modles from regional office in Hong Kong for monitoring interest rate risk. RMU has already performed the stress testing for market risk, liquidity risk and foreign exchange risk. as well as verifacation to monthly operational risk self assessment report. Besides monthly report of Portfolio Credit Analysis and daily position and limit monitoring have been implemented.

 Prudential principle in fund provision to Related Party and in Large exposures with rating of 2 and score 0.150, because bank has already complied with the prudential banking of LLL regulation and there was no breach LLL regulation The bank has updated the internal limit for monitoring LLL calculation.. For risk control system on credit, after receiving credit application from marketing officer then Credit Acceptance Unit (CAU) officer will perform more quantitative analysis on the credit application proposal and will provide comments and opinion on credit proposal evaluation on timely manner to Loan


(19)

 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan dinilai dengan peringkat 3 dan skor 0.450, karena Bank telah cukup transparan dalam menjelaskan produk bank dan layanan perbankan kepada nasabah. Terkait dengan penyediaan homepage, bank akan menyediakan website sendiri, degan menggunakan website dari Kantor Pusat untuk menyediakan informasi bank secara elektronik ke publik yang pelaporannya.

Penyebaran laporan internal dipertimbangkan cukup baik, karena laporan internal dapat menyediakan informasi yang terkini, lengkap dan tepat waktu yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen.

Bank menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam hal transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen dan kewajaran. Penyebaran dan penyerahan laporan GCG dilakukan berdasarkan peraturan Bank Indonesia.

 Rencana Perusahaan dan Rencana Bisnis Bank (RBB) dinilai dengan peringkat 2 dan skor 0.100, Secara umum kinerja keuangan bank melebihi target yang dicanangkan dalam rencana bisnis bank. Namun realisasi kredit yang diberikan dmasih dibawah taget yang dikarenakan masih belum optimalnya penggunaan kelonggaran tarik fasiltas kredit yang ada. Bagaimanapun, bank juga perlu meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan menyelaraskan tingkat bunga yang berlaku dipasar serta menjaga potrfolio kreditnya dengan penerapan prinsip kehati-hatian.Di tahun 2011, bank telah menambah declared Dana Usaha sebesar USD 70 juta dan jumlah declared Dana Usaha telah tercatat sbesar USD 180 juta. Disamping itu modal disetor bank tercatat sebesar IDR 754 milyar.

Total nilai komposit yang diperoleh adalah 2.475 dengan predikat Baik.

Kesimpulan Umum Pelaksanaan Good Corporate Governance

Penilaian hasil laporan self-assessment tahun 2011 dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak ada hal-hal yang signifikan ditemukan selama pemeriksaan GCG oleh pemeriksa Bank Indonesia per posisi 30 September 2011. Namun bank perlu mengkinikan kertas kerja GCG seperti yang direkomendasikan oleh Pemeriksa Bank Indonesia.

Committee meeting.

 Financial and non-financial condition transparency with rating of 3 and score 0.450, because Bank has adequate transparent in desbribing the bank’s products and banking services to the customer. In relation to financial and non-financial reporting, the bank shall provide website alone which linkage with website from Head office in order to allow public to access electronically of bank information.

Internal report dissemination is considering adequate so that intenal report can provide an updated information, completed and timely to be used for management decision.

Bank conducts its business in line with principles of Good Corporate Governance (GCG) for transparency, accountable, responsibility, independency and Fairness. Dissemination and submission the GCG report according to the BI regulation requirement.

 Corporate Plan and Bank’s Business Plan (Rbb) with rating of 2 and score 0.100, because In general the bank has achieved financial performance which exceed the target. However, the credit granted realization was slightly below the target due to undrawn credit facilities of some borrowers were not optimally used. In addition, the bank is also focusing in increasing third party fund by offering competitive interest rate and maintaining credit portfolio with prudential principle implementation. In addtion, in year 2011 bank has increased declared Dana Usaha for USD 70 million and total Dana Usaha recorded at USD 180 million besides paid up capital recorded at IDR 754 billion.

Total composite scores were achieved at 2.475 with predicate Adequate Governance.

General conclusion of Good Corporate Governance Implementation.

The GCG self-assessment 2011 has already conducted in accordance with BI stipulation. And there is no significant issues founded during the GCG examination as of September 30, 2011 by BI auditor. However, the bank needs to update GCG’s self-assessment as reconmended by Bank Indonesia.


(20)

PEREKONOMIAN INDONESIA 2011

Indonesia Economy in 2011

Selama tahun 2011 indikator makro ekonomi Indonesia menunjukan fundamental ekonomi yang kuat. Nilai tukar rupiah terhadap USD masih terjaga pada level wajar dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6%. Nilai Tukar

Nilai tukar USD pada tahun 2011 mengalami penguatan yang sedikit lebih tinggi sebesar 57 nilai dasar dari Rp. 9.010 / 1 USD pada akhir tahun 2010 menjadi Rp. 9.067,50 / 1 USD pada akhir tahun 2011. Secara fundamental nilai tukar rupiah sedikit terdepresiasi karena pengaruh faktor eksternal dan internal yang antaranya perlambatan ekonomi Eropa yang menyebabkan pelemahan EUR terhadap USD sehingga USD lebih diminati oleh pasar dalam dan luar negeri. Dilain hal, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jumlah relatif besar juga merupakan faktor penyeimbang kestabilan rupiah.

Tingkat Inflasi

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 3,79% dimana lebih rendah dari tingkat inflasi pada tahun 2010. Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah guna kestabilan tingkat inflasi rendah, sehingga diharapkan stabilitas inflasi di periode tahun mendatang tetap terjaga.

Suku Bunga

Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dipertahankan pada level 6% di tahun 2011 Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengatur tingkat inflasi sesuai kisaran target.

Kondisi Sektor Perbankan

Di tahun 2011, sector perbankan mampu meningkatkan kinerjanya secara umum. Dimana hal ini dapat terlihat pada kondisi penghimpunan dana pihak ketiga, kecukupan permodalan, non-performing loan (NPL), dan net interest margin (NIM), berkinerja lebih baik ditahun 2011.

Mengingat peran penting perbankan dalam menstimulasi aktivitas ekonomi, maka kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia selama tahun 2011 diarahkan untuk memberikan ruang gerak bagi bank untuk mengembangkan fungsi intermediasi mereka tanpa mengorbankan stabilitas system keuangan. Secara umum, beberapa indikator finansial dan

During 2011 Indonesia’s macroeconomic indicators, in general, showed strong economic fundamentals. The exchange rate of IDR against USD was still maintained within reasonable level, and Indonesia experienced 6% in economic growth.

Exchange Rate

The USD exchange rate in year 2011 was appreciated against IDR by 57 basis points from Rp. 9.010 / 1 USD at the end year 2010 to become Rp. 9.067.50 / 1 USD at the end of year 2011. Fundamentally, the IDR is insignificantly depreciated due to external and internal factors such as slowing down of European economy that led weakening of EUR against USD; thus increase in demand of USD in local and abroad market. On the other hand, Capital inflow to Indonesia in relatively large amounts is the balancing factor in creating IDR stabilization..

Inflation Rate

Inflationary Consumer Price Index (CPI) reached 3,79%, which is lower, compared to inflation rate in year 2010. Government still manages the stabilization of low inflation rate, so the country expects low inflationary rate in the following year can still be maintained.

Interest Rate

The BI reference interest rate was maintained at level 6% in 2011. The policy is inline with the fiscal policy to stabilize and to control inflation rate within its target range.

Banking Sector Condition

In 2011, banking sector was able to improve its overall performances. As it can be seen on the increase of third-party funds, high Capital Adequacy Ratio (CAR), manageable NPL ratio, and high net interest margin (NIM) in 2011.

Due to the important role of banking sector in stimulating economic activities, the policies created by Bank Indonesia throughout 2011 were directed to improve banks’ intermediary function without sacrificing financial system stability. Generally, several financial and operational performance indicators for the banking industry


(1)

KINERJA BANGKOK BANK Bangkok Bank’s Performance

Loan By Sector 2010

Industrial Trading, restaurant & hotel Agriculture Construction

Mining Others 58,01% 21.97%

3.38% 7,15%

58,01% 7,15%

1,41% 21.97% 3.38% 1,41%

8,08%

Hasil operasi Bangkok Bank Jakarta selama tahun 2011 telah menunjukkan peningkatan dalam kinerja keuangannya. Kemajuan utama dicapai sebagai dorongan untuk memajukan dasar-dasar operasi bank dan membangun tingkat pertumbuhan pendapatan.

Aktiva dan Kewajiban

Total keseluruhan pinjaman yang diberikan pada akhir tahun 2011 mencapai Rp. 4.235 milyar, terdapat peningkatan sebesar 33,60% dari Rp. 3.170 milyar pada tahun 2010. Peningkatan terjadi pada sektor industri sebesar 61,03%. Total pencadangan untuk pinjaman yang tak tertagih mengalami peningkatan dari Rp. 245,44 milyar menjadi Rp. 255,21 milyar, terdapat peningkatan 4,08%. Total aktiva Bank naik dari Rp. 4.407 milyar menjadi Rp. 5.084 milyar pada akhir tahun 2011. Total simpanan mengalami penurunan sebesar 26,40% menjadi Rp. 758 milyar pada akhir tahun 2011. Sedangkan, rasio pinjaman (LDR) yang diberikan terhadap simpanan mencapai 559,97%

Loan By Sector 2011

Industrial Trading, restaurant & hotel Agriculture Construction

Mining Others 69,91% 16.21%

5.36% 5,89%

69,91% 5,36%

1.92% 16.21% 3.38% 1,92%

The operating results of Bangkok Bank Jakarta in 2011 have shown improvement in its financial performance. The major progress was made on key initiatives to strengthen the bank’s operating fundamentals and build revenue growth.

Assets and Liabilities

Total net outstanding loans at year-end 2011 amounted to Rp. 4,235 billion, an increase of 33.60% from Rp. 3,170 billion in 2010. The increase on loan portfolio occurred in industrial sector by 61.03%. The allowance for possible loan losses has increased from Rp 245,44 billion to become Rp. 255,21 billion, or increased by 4.08%. Total assets of the Bank increased from Rp. 4,407 billion to Rp. 5,084 billion at the end of year 2011.Total deposit decreased by 26.40% to become Rp. 758 billion at year-end 2011. Moreover our loan to deposit ratio has reached up to 559.97%.

Pendapatan – Biaya

Pada tahun 2011, pendapatan bunga bersih naik dari Rp. 236,57 milyar menjadi Rp 257,95 milyar, atau naik sebesar 9,04%, dikarenakan peningkatan jumlah pinjaman yang diberikan.

Pada tahun 2011, laba operasi mencapai Rp. 174 milyar menurun sebesar 3,87 % jika dibandingkan dengan laba operasi pada tahun 2010 sebesar Rp.182 milyar.

Income – Expenses

In year 2011, interest revenue has increased from Rp. 236.57 billion to Rp. 257.95 billion, or increased by 9.04%, due to increase in loan given to customers). In year 2011, the operating profit amounted to Rp. 174 billion decreased by 3.07%, compared to Rp. 182 billion in year 2010.


(2)

Secara keseluruhan, laba bersih setelah pajak pada akhir tahun 2011 menurun dari Rp. 108,66 milyar menjadi Rp.104,94 milyar pada tahun 2010.

Overall, the Bank’s Net Profit after Tax at year-end has decreased from Rp. 108,66 billion in year 2011 to become Rp. 104.94 billion in year 2010.

Modal dan Kecukupan Modal

Total modal pada akhir tahun 2011 adalah sebesar Rp. 2.903,11 milyar, meningkat sebesar 39,09% dibandingkan dengan tahun 2010. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 3 / 21 /PBI / 2001 tertanggal 13 Desember 2001 mengenai “Rasio Kecukupan Modal Minimum”,

Bank diwajibkan untuk memiliki modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko yang dihitung pada akhir Desember 2011. Rasio kecukupan modal minimum pada Bangkok Bank tahun 2011 naik menjadi 52,75% dari 49,93% pada tahun 2010.

Kredit Bermasalah

Pada tahun 2011, Persentase Kredit Bermasalah bersih adalah sebesar 0,51%, kredit bermasalah menurun menjadi Rp. 222,52 milyar dari Rp. 228,14 milyar pada tahun 2010. Selama tahun 2011. Manajemen melaksanakan langkah strategis khusus untuk penyelesaian masalah kredit macet, melalui proses hukum, lelang umum dan pembayaran cicilan. Bank sedang terus menerus menyesuaikan pendekatan kehati-hatian terhadap cadangan pinjaman dan juga akan lebih memperhatikan dalam memperbaiki manajemen atas Kredit bermasalah.

Capital and Capital Adequacy Ratio

The total capital fund stood at Rp. 2,903.11 billion as at year-end 2011, increased by 39.09% compared to 2010. According to Bank Indonesia Regulation No. 3 / 21 / PBI / 2001 dated 13 December 2001 regarding “Minimum Capital Adequacy Requirement”, Bank is obliged to have minimum capital adequacy ratio as much as 8 percent from Risk Weighted Assets counted at the end of December 2011. Bangkok Bank’s capital adequacy ratio has increased to 52.75% in year 2011 from 49,93% in year 2010.

Non Performing Loans

In year 2011, the percentage of Net Non Performing Loans (NPL) stood at 0,51%, non-performing loan decreased to Rp. 222,52 billion from Rp 228,14 billion in year 2010. During the year 2011, our management has been giving special attention to solve NPL problem, through legal process, public auction and installment. The Bank is continuing to adopt a prudent approach to loan loss reserves and also will continue to focus on improving its management on Non Performing Loans.

MANAJEMEN

The Management

KOMITE–KOMITE INTERNAL

Peraturan Bank Indonesia no 2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember 2000 mengenai Bank umum menyebutkan bahwa pejabat eksekutif adalah pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank serta bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Keputusan yang dibuat dan diambil atas semua kebijakan harus mendapat persetujuan dari komite yang terkait.

Komite-komite yang terdapat dalam bank adalah:

i. KOMITE MANAJEMEN

Komite ini bertanggung jawab atas efisiensi kinerja bank. Termasuk penelahaan secara periodik dan pengarahan operasional, personalia, serta bagian umum yang akan dibawa dan dibicarakan didalam komite. Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

Anggota komite saat ini adalah: - Chalit Tayjasanant - Joko Chahjono

INTERNAL COMMITTEES

Bank Indonesia regulation No 2/27/PBI/2000 dated December 15, 2000 regarding Commercial bank defines Executive Officer as any position exerting influence on bank policy and operations and is directly responsible to the Boards of Directors. Relevant committee approved decisions on policies and directions of the bank.

Established committees in the bank are:

i. MANAGEMENT COMMITTEE

The committee is responsible to ensure proper and efficient bank performance running. It covers the periodical review and direction of operations, personnel and general affairs. Any matters arise during the course of operation will be brought up by appropriate members for further deliberation of the committee. The meeting will be held monthly or as often as required. The current members are:


(3)

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman - Anwar Munaf

- Heru Purwanto - Rena Djauhari - Louis Chandra - Mario Prayitno

ii. KOMITE ASET dan KEWAJIBAN

ALCO adalah komite yang specific dibentuk dibawah IBG (International Banking Group – HO) yang bertanggung jawab dalam mengelola asset dan kewajiban bank sekaligus melaporkannya pada IBG. Beranggotakan sebagai berikut: - Chalit Tayjasanant

- Joko Chahjono - Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman - Anwar Munaf

- Heru Purwanto - Rena Djauhari - Louis Chandra - Mario Prayitno

iii. KOMITE KREDIT

Tanggung jawab utama dari komite ini adalah mengakses dan menganalisa seluruh portofolio pinjaman dari bank termasuk baik rekening pinjaman lancar maupun pinjaman bermasalah.

Rapat diadakan setiap minggu dan dihadiri oleh anggota yang spesifik telah disetujui oleh Kantor Pusat. Anggota komite saat ini adalah:

- Chalit Tayjasanant - Joko Chahjono - Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman - Anwar Munaf

- Heru Purwanto - Rena Djauhari - Mario Prayitno

iiii. KOMITE MANAGEMEN RESIKO

Komite ini bertanggung jawab atas pemantauan penerapan kebijakan managemen resiko, memantau posisi resiko untuk setiap jenis resiko dan aktivitas fungsional serta memeriksa secara berkala mengenai managemen resiko.

Rapat akan diadakan setiap bulan atau sesuai dengan kebutuhan.

- Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman - Anwar Munaf.

- Heru Purwanto - Rena Djauhari - Louis Chandra - Mario Prayitno

ii.ASSETS AND LIABILITIES COMMITTEE

ALCO is a specific committee delegated by IBG to be responsible for managing bank’s assets and liabilities as well as to report to IBG through Management Committee. With the following members:

- Chalit Tayjasanant - Joko Chahjono - Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman - Anwar Munaf

- Heru Purwanto - Rena Djauhari - Louis Chandra - Mario Prayitno

iii. LOAN COMMITTEE

The main responsibility of this committee is to assess and analyze all the banks’ loan portfolio, which includes active and non-performing loan accounts. The meeting will be held weekly and attended by members specifically approved by Head Office. The current members are:

- Chalit Tayjasanant - Joko Chahjono - Lily D. Eman

- Michael Anthony Kosman - Anwar Munaf

- Heru Purwanto - Rena Djauhari - Mario Prayitno

iiii. RISK MANAGEMENT COMMITTE

The Committee is responsible to monitor the implementation of risk management strategy, composite risk position for each type and functional activity and periodically review on risk management procedure.

The meeting will be held monthly basis or as often as required.


(4)

Anggota komite yang sekarang adalah: - Joko Chahjono

- Heru Purwanto - Anwar Munaf - Rena Djauhari - Mario Prayitno

Komite ini memberikan rekomendasi kepada General Manager:

Chalit Tayjasanant, Senior Vice President

General Manager, lahir pada tanggal 24 Mei 1953, sebelum penunjukkannya pada bulan Maret 2002, beliau menjabat sebagai Pejabat Kepala Eksekutif dan Direktur Eksekutif dari Bangkok Bank Berhad, Kuala lumpur. Setelah mendapat gelar Bachelor of Science dari Michigan Technological University, dan Master of Science dari University of Dallas, beliau bergabung dengan Bangkok Bank Kantor pusat pada bulan Januari 1981

The current members are: - Joko Chahjono - Heru Purwanto - Anwar Munaf - Rena Djauhari - Mario Prayitno

This committee provides recommendation to the General Manager,

General Manager, born on May 24, 1953, before his appointment in March 2002, he was formerly Chief Executive Officer & Executive Director of Bangkok Bank Berhad, Kuala Lumpur. After receiving his Bachelor of Science from Michigan Technological University and Master of Science from University of Dallas, he joined Bangkok Bank, Head Office in January 1981.

Joko Chahjono, Senior Vice President

Deputy General Manager, lahir pada tanggal 23 Maret 1962. Beliau bergabung dengan Bangkok Bank, Jakarta tahun 1989 sebagai Operation Officer. Pada tahun 2001, diangkat sebagai Vice President yang membawahi Departemen Operasional. Selanjutnya di tahun 2008, beliau diangkat sebagai Deputy General Manager yang membawahi Departmen Operasional dan Supports & Services. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi dari Universitas Tarumanegara, Jakarta pada tahun 1986.

Deputy General Manager, born on March 23, 1962, He joined Bangkok Bank, Jakarta in 1989 as Operation Officer. In 2001, he was promoted to Vice President and supervise Operation Department. Subsequently, in 2008, he was promoted to Deputy General Manager to supervise both Operations and Supports & Services Department. He obtained his Bachelor of Economics in Accounting from University of Tarumanegara, Jakarta in 1986.

Lily Darmawati Eman, Vice President

Head of Operations, lahir pada tanggal 17 Maret 1964, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 1986 dimulai dari bagian Credit Administration dan menjadi kepala Customer Services pada tahun 2004. Di angkat sebagai Asisstant Vice president di tahun 2007. Selanjutnya, di tahun 2008, beliau di promosikan menjadi Vice President yang mengepalai Operations Department. Beliau memperoleh gelar Sarjana Muda dalam bidang Ilmu Kesekretarisan dari Akademi Sekretaris LPK Tarakanita di tahun 1986 dan Sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Indonesia di tahun 1995.

Head of Operations, born on March 17, 1964, joined with Bangkok Bank since 1986. In the beginning, she started her career in Credit Administation unit, and became Head of Customer Services in 2004. She was promoted to Asisstant Vice President in 2007. Next, in 2008, she was promoted to Vice President of Operations Department. She obtained her diploma degree in Secretrarial Knowledge from LPK Tarakanita College in 1986 and Bachelor of Economics in Financial Management from University of Indonesia in 1995.

Michael Anthony Kosman, Vice President

Head of Marketing, lahir pada tanggal 17 April 1969, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2006 dimulai sebagai Marketing Officer dan menjadi Vice President /Head of Marketing pada tahun 2009. Beliau memperoleh gelar Bachelor of Science dalam bidang Accounting dari Rutger’s State University of New Jersey (AS) dan Master in Business Administration dalam bidang Keuangan dari ST. John’s University di New York (AS).

Head of Marketing, born on April 17, 1969, joined with Bangkok Bank since 2006. In the beginning, he started his career as a Marketing Officer, and became Head of Marketing in 2009. He obtained his Bachelor of Science in Accounting from Rutger’s State University of New Jersey (USA) and Master in Business Administration major in Finance from Saint John’s University in New York (USA).


(5)

Anwar Munaf, Assistant Vice President

Direktur Kepatuhan, lahir pada tanggal 20 April 1959, bergabung dengan Bangkok Bank, Jakarta tahun 1989 dimulai dari posisi akunting supervisor hingga Kepala bagian ekspor impor. Pada tahun 2002 diangkat sebagai Assistant Vice President, membawahi departemen budget dan planning. Dan sejak 14 November 2005 ditunjuk sebagai Direktur Kepatuhan. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta pada tahun 1986.

Compliance Director, born on April 20, 1959, he joined Bangkok Bank Jakarta in 1989 started from Accounting Supervisor to Head to Bills department. In 2002, he was promoted to Assistant Vice President and supervises Budget and Planning Department. And starting November 14, 2005 he was appointed to take position as Compliance Officer. He obtained his bachelor of Economics in Accounting from Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta in 1986.

Louis Chandra, Assistant Vice President

Head of Supports and Services, lahir pada tanggal 08 December 1977, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2007 dan sekarang ini menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang akuntansi dan audit dari Deloitte Accounting Firm dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari City University of New York (AS) di tahun 2003.

Head of Supports and Services, born on December 08, 1977, joined with Bangkok Bank since 2007, and hold a position as Assitant Vice president. He obtained accounting and auditing experiences from Deloitte Accounting Firm and various training programs. He obtained Bachelor of Business Administration from City University of New York (U.S.A) in 2003.

Mario Prayitno, Assistant Vice President

Head of Audit and Control, lahir pada tanggal 28 April 1979, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2005 dan sekarang ini menjabat sebagai Assistant Vice President. Beliau memperoleh pengalaman di bidang akuntansi dan audit dari Arthur Andersen auditing Firm and Public Accountant Drs. J. Tanzil & Co., dan berbagai program pelatihan. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atma Jaya di tahun 2001.

Head of Audit and Control, born on April 28, 1979, joined with Bangkok Bank since 2005, and hold a position as Assitant Vice president. He obtained accounting and auditing experiences from Arthur Andersen auditing Firm and Public Accountant Drs. J. Tanzil & Co and various training programs. He obtained Bachelor of Economy from University of Atma Jaya in 2001.

Heru Purwanto, Chief Officer

Head of Treasury, lahir pada tanggal 15 Juni 1975, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2010 dimulai sebagai Senior Dealer dan menjadi Head of Treasury pada November 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Business Administration dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi di Malang, Indonesia

Head of Treasury, born on June 15, 1975, joined with Bangkok Bank since 2010. In the beginning, he started his career as a Senior Dealer, and became Head of Treasury in November 2010. He obtained his Bachelor of Business Administration from Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi in Malang, Indonesia.

Rena Djauhari, Chief Officer

Head of Risk Management, lahir pada tanggal 07 Januari 1981, bergabung dengan Bangkok Bank sejak tahun 2003 dimulai sebagai staff Internal Audit dan menjadi Head of Risk Management pada 2010. Beliau memperoleh gelar Bachelor of Commerce dalam bidang Akuntasi dan Keuangan dari Curtin University of Technology (Australia)

Head of Risk Management, born on January 07, 1981, joined with Bangkok Bank since 2003. In the beginning, she started her career as an Internal Audit Staff, and became Head of Risk Management in 2010. She obtained her Bachelor of Commerce from Curtin Univerisity of Techonology (Australia)..


(6)

BANGKOK BANK PCL JAKARTA BRANCH

ORGANIZATION CHART AS OF DEC 31, 2011

Committee - Management / ALMA

- Loan

Operations

Lily D. Eman VP & Head

Head Office Audit & Control Division

Marketing

Michael Anthony Kosman VP & Head

Treasury

Heru Purwanto CO & Head

Risk Management

Rena Djauhari CO & Head

Compliance

Anwar Munaf AVP & Head

Credit Acceptance

Ridwan Martawidjaja CO & Head Head Office

CAU - IBG

Head Office IBG Compliance

Support Services

Louis Chandra AVP & Head General Manager

Chalit Tayjasanant SVP & GM

Deputy General Manager

Joko Chahjono SVP & DGM

Human Resources & General Admin Benjaporn Wongwatana

CO & Head

Internal Audit

Mario Prayitno AVP & Head

3/3

2/2 2/3

1/1

4/11 3/3 25/23

1/1

1/1 2/2

7/9

Risk Management Committee