5
RASIO KEUANGAN PER POSISI AKHIR TAHUN
PT. Bank Dinar Indonesia dalam
RASIO 31 DES 2012
31 DES 2011 1. Permodalan
a. C A R
b. Modal Inti
2. Aktiva Produktif
a. Akt.Prod. BermslhAkt.Prod
b. N P L Gross
c. N P L Netto
d. CKPN Terhadap Total Asset
e. Pemenuhan CKPN
3. Rentabilitas
a. R O A
b. R O E
c. N I M
d. B O P O
4. Likuiditas L D R
5. Kepatuhan
a. Pelanggaran BMPK
- Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait
b. Pelampauan BMPK
- Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait
c. GWM Rupiah
d. PDN
55,58 194.151
0,95 1,83
1,43 0,21
100
1,74 2,84
5,61
82,71
101,35
- -
- -
10,85 -
61,07 108.773
2,07 3,01
3,01 0,89
100
2,78 5,08
7,55
78,84
103,38
- -
- -
10,84 -
6 Demikian kinerja dan kondisi Bank Dinar sampai dengan akhir tahun 2012, semoga
perkembangan Bank Dinar ke depan jauh lebih baik dari apa yang telah dicapai tahun ini dan lebih bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.
Jakarta, 10 Mei 2013 Hormat kami,
DIREKSI PT. BANK DINAR INDONESIA
Hendra Lie J o y o
Idham Aziz Direktur Utama
Dir. Operasional Direktur Bisnis
7
STRUKTUR ORGANISASI
8
PERKEMBANGAN USAHA BANK Kinerja Bank Dinar pada tahun 2012, jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami
peningkatan khususnya jika dilihat dari sisi aset, kredit, penghimpunan dana pihak ketiga bahkan modal disetor. Pada tahun 2012 bank mulai melakukan ekspansi namun juga banyak
melakukan konsolidasi demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan Bank Dinar kedepan. Untuk kondisi dan perkembangan usaha Bank per akhir tahun 2012
adalah sbb: Total Asset
Total asset Bank Dinar per akhir tahun 2012 sebesar Rp. 523.798 juta, jumlah ini meningkat 108,32 jika dibandingkan dengan total asset akhir tahun 2011 yang sebesar Rp. 251.439
juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor dari Pemegang Saham sebesar Rp 83.500 juta dan peningkatan jumlah dana pihak ketiga sebesar Rp
122.571 juta. Kredit Yang Diberikan
Total kredit diberikan per akhir tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibanding posisi akhir tahun 2011. Prosentase peningkatannya adalah 100,97 yaitu menjadi Rp. 242.557
juta per akhir tahun 2012 dari Rp. 120.693 juta per akhir tahun 2011. Peningkatan ini lebih disebabkan karena Bank sudah mulai melakukan ekspansi kredit untuk peningkatan kinerja.
Dalam upaya ini pengurus tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan pengendalian risiko khususnya risiko kredit.
Berdasarkan pada sektor ekonominya, besaran penyaluran kredit per akhir tahun 2012 adalah
sbb :
Tabel 3
Kredit Yang Diberikan Berdasar Sektor Ekonomi
PT. Bank Dinar Indonesia dlm Jutaan Rp.
SEKTOR EKONOMI 31 - 12
に 2012 31 - 12 に 2011
Industri Pengolahan Listrik, gas dan air
Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel
Pengangkutan, pergudangan dan Komunikasi
Jasa-jasa Dunia usaha Jasa-jasa sosial masyarakat
Lainnya 10.492
- 31.100
130.284 4.476
19.924 26.526
19.755 10.291
- 15.686
45.921 2.445
29.260 5.090
12.000
Total 242.557
120.693 Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Kredit Usaha Kecil KUK merupakan kreditpembiayaan dari bank untuk investasi dan atau modal kerja yang diberikan kepada nasabah usaha kecil dengan plafon Rp. 50 juta sampai
dengan Rp. 500 juta untuk membiayai usaha yang produktif termasuk Kredit Pemilikan Rumah KPR tipe tertentu. Untuk kredit dengan plafon dibawah Rp. 50 juta masuk katagori
9 Kredit Mikro. Sedangkan kredit dengan plafon diatas Rp. 500 juta masuk kriteria Kredit
Usaha Menengah. Adapun Jumlah Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4
Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
PT. Bank Dinar Indonesia dlm Jutaan Rp
KETERANGAN 31
に 12 に 12 31 に 12 に 11 MUTASI
Kredit Usaha Mikro Kredit Usaha Kecil
Kredit Usaha Menengah Non UMKM
518 16.675
92.473 132.891
506 13.507
56.262 50.418
12 3.168
36.211 82.473
Jumlah 242.557
120.693 121.864
Penempatan Pada Bank Indonesia Penanaman aktiva produktif dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia per akhir
tahun 2012 dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, Dep Facility, dan Time Deposit yaitu sebesar Rp 72.976 juta, jumlah ini naik jika dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp
68.076 juta. Kenaikan jumlah penempatan pada Bank Indonesia karena besarnya tambahan Dana Pihak Ketiga dan juga modal disetor sementara untuk penyaluran kredit harus tetap
dilakukan dengan hati-hati sehingga dana yang belum tersalurkan diantaranya ditempatkan pada Bank Indonesia. Penanaman dalam SBI lebih banyak dimaksudkan untuk secondary
reserve dan juga instrumen pemenuhan GWM. Aktiva Produktif
Bank adalah lembaga intermediasi antara pemilik dana dan dunia usaha oleh karenanya dana pihak ketiga yang dihimpun harus ditanamkan kembali pada jenis-jenis penanaman
yang produktif agar Bank mampu bekerja secara optimal. Pada tahun 2012 penanaman terbesar adalah pada kredit sementara penanaman dalam Sertifikat Bank Indonesia sifatnya
hanya sebagai secondary reserve. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh jenis penanaman selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 11,17 dan 11,15 .
Secara keseluruhan penanaman dana Bank Dinar dalam aktiva produktif pada tahun 2012 dan tahun 2011 adalah sbb. :
Tabel 5
Aktiva Produktif
PT. Bank Dinar Indonesia dlm Jutaan Rp
KETERANGAN 31
に 12 に 12 31 に 12 に 11 MUTASI
Kredit Penemp. Pd Bank Indonesia
Penempatan Pd Bank Lain Bank Garansi
242.557 72.976
170.076 120.693
68.078 40.074
210 121.864
4.898 130.002
210
Jumlah 485.609
229.055 256.554
10 Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah simpanan yang diterima Bank Dinar dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Pada tahun 2012 jumlah dana pihak ketiga mengalami peningkatan 104,995
jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu masing-masing Rp.239.320 juta dan Rp. 116.749 juta. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh Dana Pihak Ketiga selama tahun 2012 dan
2011 masing-masing 5,74 dan 6,28 . Adapun kondisi masing-masing jenis simpanan pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Dana Pihak Ketiga
PT. Bank Dinar Indonesia dlm Jutaan Rp
KETERANGAN 31
に 12 に 12 31
に 12 に 11 MUTASI
Giro Tabungan
Deposito 19.897
31.143 188.280
22.567 31.047
63.135 2.670
96 125.145
Jumlah 239.320
116.749 122.571
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN Strategi dan kebijakan yang dilakukan manajemen pada tahun 2012 senantiasa searah
dengan visi dan misi Bank Dinar yaitu Menjadi Bank yang sehat dan berkembang melalui
M ningkatkan pelayanan dan kenyamanan nasabah, serta turut berkontribusi dalam pertumbuhan
. Adapun strategi yang dilakukan pada tahun 2012 adalah :
1. Memperkuat permodalan Bank dengan menambah jumlah modal disetor sebanyak Rp.
83.500 juta, 2.
Memperkuat struktur kepengurusan dengan mengangkat pengurus yang profesional dan berpengalaman pada bidangnya serta menambah dan meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia, 3.
Meningkatkan kualitas Sistim Informasi Manajemen dengan melakukan penggantian Corebanking System dari program yang dibangun dengan Clipper dan Operating System
Novel Netware versi 4.1 diganti dengan program berbasis AS 400, 4.
Melakukan rebranding dengan mengganti nama PT. Bank Liman International menjadi PT. Bank Dinar Indonesia yang di lounching pada tanggal 8 November 2012.
Dengan strategi dan kebijakan ini maka kondisi pos-pos tertentu Bank Dinar mengalami peningkatan dari sisi asset, kredit maupun dana pihak ketiganya. Strategi dan kebijakan ini
dimaksudkan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pengembangan usaha Bank Dinar ke depan. Hal ini sebagai wujud komitmen Pemegang Saham untuk mengembangkan Bank
Dinar. Disisi lain dalam pengelolaan dan pengembangan usaha Bank Dinar kedepan, pengurus
harus senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dengan melakukan kajian atas setiap kebijakan yang diambil dari sisi risiko serta melakukan praktek perbankan yang sehat.
PENGELOLAAN RISIKO Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas operasional Bank maka
Bank telah menerapkan Manajemen Risiko yang disesuaikan dengan ukuran dan
11 kompleksitas kegiatan usaha Bank Dinar. Untuk memastikan pelaksanaan penerapan
manajemen risiko ini, Bank Dinar telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas melakukan penilaian atas beberapa jenis risiko yang
telah ditetapkan dan menentukan sistem pengendaliannya. Untuk menjamin efektivitas penerapan manajemen risiko maka dalam setiap kegiatan
operasional bank telah ada : 1.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, 2.
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, 3.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko,
4. Sistem pengendalian intern
Dalam rangka untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi Bank maka secara berkala Bank Dinar melakukan pengukuran risiko. Untuk tujuan pengukuran ini bank melakukan
penilaian terhadap beberapa indikator penilaian yang dikelompokkan dalam delapan jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko
Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategik. Disisi lain juga dilakukan penilaian terhadap Sistim Pengendalian Risiko dari masing-masing jenis risiko dimaksud.
Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat gagalnya pihak debitur untuk
memenuhi kewajibannya kepada bank. Untuk pengelolaan risiko ini Bank menerapkan prinsip kehati-hatian mulai dari analisa kelayakan, pemanfaatan fasilitas sampai dengan
kredit lunas. Disisi lain juga melakukan langkah-langkah penyelesaian secepatnya atas kredit bermasalah dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas kredit yang
menunjukkan gejala bermasalah. Untuk memitigasi risiko kredit, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai dalam jumlah yang cukup.
Keputusan pemberian kredit dilakukan apabila diyakini bahwa pinjaman yang diberikan kepada Debitur dapat kembali sesuai dengan target waktu yang diberikan. Proses
pengambilan keputusan kredit dilakukan melalui Rapat Komite Kredit yang anggotanya terdiri dari Account Officer, Pejabat Perkreditan dan Direksi. Keputusan diambil apabila
seluruh peserta rapat Komite menyetujui atas usulan pemberian kredit. Strategi pemasaran di bidang perkreditan menyesuaikan dengan kemampuan pembiayaan
dengan sasaran utama pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, eksposur risiko dan tingkat konsentrasi per sektor. Strategi pemasaran ditetapan oleh Direksi yang
dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank RBB tahunan. Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kredit seperti
Kebijaksanaan Perkreditan Bank KPB, Keputusan-Keputusan Direksi dan Surat Edaran di bidang perkreditan.
Bank Dinar mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan berbagai cara diantaranya : diversifikasi produk kredit, menetapkan limit kredit, pengukuran dan pemantauan serta
pengendalian risiko kredit termasuk penilaian Jaminan Kredit. Selain itu Bank Dinar juga menjalankan fungsi pengawasan supervise kredit dengan efektif
yang mencakup pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada
12 kredit yang telah disalurkan. Mengambil tindakan secepatnya terhadap kredit bermasalah
atau yang menunjukan potensi bermasalah. Mengacu pada ketentuan PSAK 5550, Bank mengelompokan kualitas kredit dalam dua
kelompok yaitu tagihan kredit Non Impair dan tagihan Impair. Tagihan Non Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan bunga sampai dengan 90 hari, sedangkan
tagihan Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok danbunga lebih dari 90 hari. Atas tagihan kredit tersebut, Bank Dinar membentuk cadangan kerugian penurunan nilai
CKPN atas portofolio kredit yang telah diberikan kepada debitur. CKPN dibedakan antara CKPN individual dan CKPN kolektif. CKPN individual untuk portofolio kredit diperhitungkan
berdasarkan cashflow debitur. Sedangkan CKPN kolektif didasari oleh data historis bank selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan system migration.
Bank Dinar telah memperhitungkan Asets Tertimbang Menurut Risiko ATMR untu risiko kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat debitur korporasi bank sampai saat
ini belum berperingkat maka seluruh perhitungan menggunakan klasifikasi tanpa peringkat. Sebagai salah satu proses mitigasi risiko, Bank Dinar menerima agunan second-way-out.
Agungan yang dapat diterima oleh bank harus memenuhi kriteria memiliki dokumentasi kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki nilai pasar yang baik marketability value, dapat
diikat secara hukum legalitas, dan memiliki nilai yang relative stabil dan cenderung naik baik untuk agunan yang bergerak, agunan tidak bergerak, agunan tunai, maupun emas.
Penyerahan agunan diawali dengan proses penilaian agunan dan diikat sesuai dengan ketentuan legalitas yang berlaku. Atas agunan tersebut dicover dengan asuransi yang
B C
B Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang terjadi karena ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem
external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pengelolaan risiko operasional maka Bank menyiapkan sistem dan prosedur yang memadai termasuk implementasi prinsip Dual
Control. Bank Dinar telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional
yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme APU dan PPT dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta pedoman- pedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit
persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu bank juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error. Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat
kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, system atau akibat adanya kejadian eksternal.
Bank Dinar melakukan identifikasi data kejadian operasional yang berisi kejadian-kejadian yang terjadi di bank baik yang berpotensi menimbulkan kerugian maupun yang sudah
menimbulkan kerugian serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan bank
13 terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan
pendapatan dan biaya. Selain itu, Bank Dinar melakukan penyempurnaan system informasi yang dapat
menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank.
Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta
adanya pemeriksaan internal audit secara berkala. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mampu memenuhi kewajiban pokok dan atau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada definisi tersebut maka
risiko ini hanya terjadi jika Bank menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset likuidnya. Untuk pengelolaan risiko ini Bank telah membentuk team Assets and Liabilities
Committee ALCO dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Bank melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan.
Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability
Management Committee ALCO. Bank Dinar memiliki Money Market Line dengan beberapa Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Bank
mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana. Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang
tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk
menghindari kerugian akibat kekurangan likuidatas, konsentrasi gap dan kertergantungan kepada counterparty tertentu, instrument atau market segmen tertentu.
Bank Dinar menetapkan system manajemen likuiditas yang bertujuan untuk menjaga Cadangan Wajib Formal Legal Reserve Requirement sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Beberapa cara untuk menetapkan system manajemen likuiditas tersebut adalah dengan
mengurangi idle fund seminimum mungkin dan menjaga alat-alat likuid yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan cash flow sehari- hari maupun dari hal-hal yang tidak terduga.
Bank Dinar menetapkan beberapa indicator peringatan dini untuk mengetahui dan mengatasi risiko likuiditas yang mungkin timbul antara lain: indicator internal yang berupa
kualitas asset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa asset dan sumber pendanaan tertentu serta posisi arus kas yang semakin memburuk dan indicator eksternal
yang berupa informasi publik yang negative terhadap bank, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, serta keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka
panjang. Pengelolaan dan pemantauan tingkat likuiditas Bank Dinar dilakukan secara harian,
mingguan dan bulanan di Kantor Pusat, Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu.
14 Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas
menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.
Risiko Pasar Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar.
Mengingat Bank Dinar bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya untuk kegiatan Money Changer yang tidak aktif maka risiko pasar yang dihadapi Bank Dinar
hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury dan aktivitas fungsional pendanaan.
Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Asset and Liability
Management Committee ALCO. Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku
Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit.
Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar.
Bank Dinar bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi tingkat risiko pasar hanya dari risiko suku bunga.
Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisa perkembangan suku bunga pasar dan bank-bank dalam peer groups.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.1418PBI2012 tanggal 28 November 2012 maka Bank Dinar belum wajib memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR pasar yang
digunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM. Pengendalian Risiko Pasar dilakukan dengan menetapkan sturktur organisasi yang jelas
menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.
Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat Bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Untuk pengelolaan risiko ini maka Bank senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan atau
kebijakan dari sisi legalitasnya. Secara berkala seluruh ketentuan dan prosedur dikaji ulang untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan adalah Direktur Kepatuhan dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan
kerja lainnya. Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitment Bank Dinar Indonesia untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundang-undangan, baik yang di
keluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Bank telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
15 Direktur Kepatuhan bersama dengan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan koordinasi
dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka memastikan ketersediaan, kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur dengan peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku lainnya dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan yang
tertuang dalam Pedoman Kepatuhan, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT , Buku Pedoman Manajemen Risiko,
Surat-surat Keputusan dan Surat Edaran. Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Bank
melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan berdasarkan laporan-laporan yang diterima dari unit-unit kerja terkait, yang
meliputi aktivitas fungsional perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrument utang, teknologi system informasi
dan Sistem Informasi Manajemen serta pengelolaan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan melakukan analisis Kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan
Perundangan lainnya. Bank memantau secara rutin Risiko Kepatuhan berdasarkan identifikasi atas pelanggaran dan Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum danatau adanya kelemahan aspek yuridis. Untuk pengelolaan risiko ini maka Bank senantiasa melakukan
kajian dalam setiap keputusan khususnya transaksi yang terkait dengan pihak ketiga dari sisi aspek yuridisnya.
Bank Dinar Indonesia telah mempunyai Bagian Legal yang berperan dalam mengelola Risiko Hukum yang disebabkan adanya permasalahan hukum danatau kelemahan aspek yuridis.
Tugas Bagian Legal antara lain melakukan pengkajian terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lainnasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Disisi lain juga
melakukan analisa terhadap permasalahan hukum yang dihadapi Bank. Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan Risiko Hukum
yang dituangkan dalam beberapa pedoman seperti Kebijakan Perkreditan Bank Dinar Indonesia. Pedemon Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi ,
Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Edaran dan Surat Keputusan serta Peraturan Perusahaan. Lebih lanjut, Bank Dinar Indonesia telah melakukan penetapan limit yang
berkaitan dengan Risiko Hukum dan memantau adatidaknya tuntutan atau gugatan hukum yang akan dihadapi Bank dalam setiap transaksi.
Penetapan limit Risiko Hukum ditujukan untuk mengurangi Risiko Hukum yang ditimbulkan karena adanya perkara hukum yang dihadapi Bank, kelemahan perikatan, dan ketiadaan
aturan atau perundang-undangan yang melandasi perikatan bahkan mungkin aturannya sudah berubah.
Pemantauan dan pengendalian Risiko Hukum dilakukan dengan review secara kontrak dan perjanjian Bank dengan pihak lain, memastikan kesesuaian antara operasional, organisasi
16 dan pengendalian intern dengan ketentuan yang berlaku, kode etik dan strategi
usaha,kepatuhan terhadap prosedur internal, kualitas laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi system informasi manajemen risiko, serta efektivitas penerapan komunikasi yang
berkaitan dengan dampak Risiko Hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi.
Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Untuk meminimisir munculnya risiko ini maka bank mengadakan komunikasi secara terbuka dan menjaga kepercayaan stakeholder
disamping mengharuskan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan operasional bank.
Bank Dinar Indonesia membentuk fungsi khusus dan penanganan dan penyelesaian pengaduan yang diajukan nasabah danatau perwakilan nasabah serta menunjuk pengacara
atau penasehat hukum apabila ada hal-hal yang harus diselesaikan melalui jalur hukum dengan tanpa mengabaikan upaya perdamaian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi adanya risiko reputasi yang kadang berada diluar kontrol. Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko
Reputasi yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Kebijakan dan prosedur mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah serta
penanganan pengaduan nasabah untuk meminimalisasikan Risiko Reputasi akibat publikasi negative.
Meminimalisasi Risiko Reputasi yang timbul adanya pemberitaan media dan atau rumor mengenai Bank yang bersifat negative, dilakukan dengan penetapan limit kerugian akibat
complaint nasabah dan publikasi negative. Pengendalian Risiko Reputasi dilakukan dengan meningkatkan Kepatuhan terhadap
Ketentuan yang berlaku dan transparan dalam hubungan transaksi dengan nasabah serta mengambil tindakan segera terhadap keluhan nasabah juga melakukan penanganan secara
hati-hati jika ada gugatan hukum dari pihak ketiga yang berpotensi meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Hal utama yang dilakukan adalah menyiapkan sumber daya yang berkualitas
dan menguasai kinerja operasional Bank sebagai bagian dari upaya mengurangi keluhan nasabah karena kesalahan informasi atau transaksi.
Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan danatau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk menjaga munculnya risiko ini maka bank harus mampu membaca
dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi baik di dunia perbankan maupun di dunia bisnis pada umumnya termasuk perkembangan isu internasional.
Bank Dinar Indonesia menetapkan kebijakan pengelolaan Risiko Strategik untuk memastikan pengambilan dan atau pelaksanaan suatu keputusan strategik telah tepat, untuk
17 pencapaian tujuan usaha Bank dengan mempertimbangkan visi dan misi Bank, kelemahan
dan kekuatan Bank, sumberdaya manusia dan infrastrukturnya serta faktor dan kondisi eksternal, termaksud rencana penerbitan produk atau peluncuran aktivitas baru. Direksi
menetapkan asumsi dan target rencana bisnis bank berdasarkan kemampuan sumber daya dan prospek usaha Bank.
Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengolaan Risiko Startegik yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Penyusunan Rencana Bisnis Bank
untuk jangka pendek dan menengah dan Corporate Plan untuk penetapan rencana jangka panjang.
Limit Risiko Strategik ditetapkan sebagai bahan evaluasi dan penyesuaian terhadap rencana strategic bank dan rencana bisnis terhadap kesesuaiannya dengan visi, misi, dan strategi
pengembangan Bank. Pengukuran Risiko Strategik dilakukan dengan pertimbangan tingkat kompleksitas strategi
bisnis bank, posisi bisnis bank di industri perbankan dan pencapaian Rencana Bisnis bank. Bank melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan untuk memantau
realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai dan memastkian bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap
perubahankondisi eksternal dan ketentuan yang berlaku.
KOMITE-KOMITE Komite Audit
Fungsi Komite Audit adalah memberikan nasehat, saran dan pendapat professional kepada Komisaris dalam menjalankan peran tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana
ditentukan dalam Anggaran Dasar, Peraturan Bank Indonesia khususnya terkait Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum. Adapun tugas-tugas Komite Audit meliputi : 1.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan audit baik oleh audit intern maupun audit extern yang didasarkan pada hasil
pemantauan dan evaluasi lapangan. 2.
Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
Komite Pemantau Risiko Fungsi dari Komite Pemantau Risiko adalah membantu fungsi pengawasan dari Dewan
Komisaris dalam praktek pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang dijalankan oleh Direksi agar eksposure risiko Bank tidak melampaui limit risiko yang telah ditetapkan.
Adapun tugas Komite Pemantau Risiko meliputi :
1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan
penerapan Manajemen Risiko yang didasarkan atas hasil pemantauan dan penilaian praktek penerapan manajemen risiko.
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko. 3.
Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko.
18 4.
Melalukan evaluasi atas kesesuai antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya.
Komite Remunerasi dan Nominasi Tugas utama dari Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan Pegawai secara keseluruhan termasuk evaluasi terhadap kebijakan remunerasi
yang
telah ada.
Serta memberikan
rekomendasi sistem
dan prosedur
pemilihanpenggantian Dewan Komisaris dan Direksi termasuk merekomendasikan calon anggota Komisaris dan Direksi serta anggota Komite.
Tugas lainnya adalah memastikan bahwa kebijakan remunerasi yang ada paling kurang telah sesuai dengan kinerja keuangan, prestasi kerja individual dan adanya kewajaran dengan
perusahaan dalam peer groups, serta sesuai dengan strategi jangka panjang bank. Asset Liability Committee ALCO
Asset Liability Committee ALCO merupakan komite yang bertugas memantau keseimbangan perkembangan asset dan liability bank dari waktu ke waktu sehingga
diperoleh kondisi yang paling optimal antara asset dan liability. Termasuk tugas dari ALCO adalah mengevaluasi, meninjau dan menetapkan suku bunga penanaman dana dan
penghimpunan dana dengan memperhatikan tingkat suku bunga pasar.
TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi informasi yang digunakan oleh Bank Dinar saat ini adalah tehnologi informasi
yang dibangun dengan platform AS400. Penggantian teknologi dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memenuhi tuntutan perkembanganan informasi perbankan yang semakin
praktis, real time, akurat dan mendukung penerbitan berbagai produk serta yang tidak kalah pentingnya adalah untuk penyediaan informasi dan transaksi yang terintegrasi. Sementara
teknologi infromasi yang digunakan Bank Dinar sebelumnya adalah dibangun dengan platform Clipper dengan Operating System Novel Netware versi 4.1.
AKTIVITAS UTAMA Aktivitas utama Bank Dinar masih terfokus pada aktivitas penghimpunan Dana dari
masyarakat dan penyaluran kredit kepada yang membutuhkan. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk Giro, Tabungan dan Deposito. Sementara pemberian kredit
meliputi Kredit Konsumsi, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Berdasarkan besaran nilai kredit maka kredit Bank Dinar meliputi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
serta Non UMKM. PRODUK DAN JASA
Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bank Dinar sampai dengan akhir tahun 2012 relatif tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Jenis produk dan jasa yang ditawarkan
adalah sbb. :
19
1. Produk