Evaluasi Hasil Rencana Strategis Pusat Inovasi LIPI 2010-2014

Hal yang masih perlu ditingkatkan adalah aspek sosialisasi, diseminasi, difusi teknologi, dan pemanfaatan dari hasil penelitian yang telah dicapai sampai saat ini.

1.1.2 Aspirasi Masyarakat

Capaian dan kontribusi Pusat Inovasi LIPI terhadap pemangku kepentingan, diperoleh hasil bahwa persepsi para stakeholder terhadap kinerja Pusat Inovasi LIPI terkait tugas dan fungsi serta kewenangan berada pada kategori “BAIK”. Artinya saat ini Pusat Inovasi LIPI mampu memenuhi keinginan dan harapan para stakeholder dengan baik. Namun ada dua catatan penting yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki, yaitu Pusat Inovasi LIPI perlu meningkatkan kinerja dampak internasional, nasional dan lokal antara lain dengan cara meningkatkan kualitas output dan pelayanan, serta diseminasi hasil riset. Berdasarkan hasil tersebut, Pusat Inovasi LIPI perlu menyusun program sosialisasi yang lebih baik kepada para pemangku kepentingan, baik dari kalangan eksternal maupun internal, tentang langkah-langkah nyata yang telah dilakukan oleh Pusat Inovasi LIPI dalam merespon keinginan dan harapan para pemangku kepentingan.

1.2 Permasalahan dan Potensi

RPJP tahun 2005-2025 mengamanatkan bahwa Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahap III 2015-2019 ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam SDA yang tersedia, Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas serta Kemampuan Iptek. Ketiga elemen tersebut saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dilihat dan diperlakukan secara terpisah. Oleh karena itu, permasalahan dan tantangan ke depan yang akan dihadapi juga mempertimbangkan hal tersebut.

1.2.1 Tantangan

Dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa Permasalahan dan tantangan pembangunan iptek 5 lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: a Sumbangan Iptek untuk Perekonomian Nasional Minim Kemampuan penguasaan iptek merupakan faktor penting dalam perekonomian dan daya saing bangsa. Negara dengan kemampuan iptek yang memadai akan menjadi negara penghasil barang dan jasa yang efisien sehingga nilai ekspornya akan lebih tinggi dari impornya yang diikuti meningkatnya investasi bisnis, belanja pemerintah dan biaya konsumsi masyarakatnya. Oleh karena itu, tantangan pertama pembangunan iptek adalah meningkatkan dukungannya terhadap daya saing bangsa terutama pada sektor-sektor produksi barang dan jasa agar dapat lebih efisien dan lebih produktif. Tantangan 1: Meningkatkan dukungan nyata iptek terhadap peningkatan daya saing sektor- sektor produksi barang dan jasa. b Kekayaan Sumberdaya Alam Makin Berkurang Sebagai negara kepulauan dan tropis, Indonesia kaya dengan sumber daya alam baik yang hayati maupun nir-hayati. Sumberdaya hayati ada yang berlokasi di laut atau perairan dan ada yang di daratan yang masing-masing dalam bentuk flora, fauna, dan jasad renik. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia sering disebut sebagai negara megabiodiversity. Diperkirakan keanekaragaman jenis dunia sekitar 5 – 30 juta jenis flora, fauna, dan mikroba, dari sejumlah itu baru 1,78 juta jenis yang sudah teridentifikasi dan diberi nama. Keanekaragaman hayati Indonesia yang sudah diberi nama, juga masih terbatas, yaitu baru sekitar 300 ribu jenis. Pengelolaan SDA seharusnya dilaksanakan dengan konsep dan cara yang berbeda untuk setiap wilayah sesuai keberagamannya yang antara lain dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim. Setiap pembangunan daerah harus berlandaskan pada konsep dan cara pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang sesuai dengan kondisi dan persoalan daerah, termasuk peningkatan peran serta masyarakat. Dengan demikian tantangannya adalah bagaimana IPTEK dapat mendukung kerberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam.