LIPI. Disamping itu, pola rekruitmen dan pola pengembangan SDM secara terpadu dan sesuai dengan kompetensi terus dilakukan. Pusat Inovasi LIPI juga perlu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kerja pegawai, karena belum semua SDM mempunyai porsi pekerjaan yang sesuai dengan tugas jabatannya, dan beban kerja pegawai juga belum merata.
Hal tersebut berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi kerja pegawai. Kondisi sarana dan prasarana Pusat Inovasi LIPI perlu ditingkatkan untuk memenuhi
standar pelayanan prima. Beberapa sarana dan prasarana yang perlu dilengkapi diantaranya gedung exhibition, worshop, gedung tenant sarana pendukung lainnya seperti guest house
untuk mendukung kelancaran kegiatan pengembangan zona inovasi di lingkungan CSC Science and Technology Park. Selain itu, sarana yang digunakan tidak lagi sesuai dengan
kemajuan teknologi diantaranya perangkat teknologi informasi IT untuk pengelolaan dan
analisa KI Kekayaan Intelektual. Untuk itu perlu dilakukan modernisasi guna meningkatkan kualitas dana atau memfasilitasi pengelolaan hasil-hasil penelitian dan
pengembangan litbang Iptek LIPI. Dukungan sarana IT yang kuat dan referensi informasi ilmiah terbaru juga
menjadi kebutuhan penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketersediaan infrastuktur dan sarana penelitian terbaru termasuk sarana IT dan
informasi ilmiah, yang mengikuti perkembangan teknologi, perlu diselaraskan dengan kebutuhan pengguna, arah pembangunan dan perkembangan kemampuan SDM yang
tersedia. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang Pusat Inovasi LIPI berencana untuk meningkatkan investasi dalam bidang ini.
Akibat dari keeempat permasalahan di atas, Pusat Inovasi LIPI terkendala dalam perkembangan dan persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat
global, dalam arti kebaruan ilmu pengetahuan dan kemanfaatan teknologi yang dihasilkan oleh suatu lembaga litbang harus mampu bersaing pada tingkat global. Di
sisi lain, masyarakat atau para pemangku kepentingan terutama industri masih menghadapi banyak kendala dan tantangan yang harus dijawab oleh lembaga
intermediasi seperti Pusat Inovasi LIPI. Salah satu kendala tersebut adalah minimnya intrusi IPTEK dalam kegiatan industri serta masih tingginya ketergantungan terhadap
bahan baku impor.
1.2.3 Peluang
Pembangunan Kabinet Kerja dilaksanakan dalam 9 agenda prioritas yang dikenal dengan Nawa Cita. Iptek mempunyai peran dan berkonstribusi dalam
tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing serta mewujudkan kemandirian ekonomi. Dalam nawacita 6
dijabarkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan anggaran riset untuk mendorong inovasi teknologi, dan membangun sejumlah Science dan Techno Park di
daerah-daerah dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini. Dalam hal ini Pusat Inovasi LIPI memiliki peranan penting dalam berkontribusi untuk pencapaian
tersebut diantaranya dengan pembentukan National-Science and Technology Park yang menjadi salah satu pengelolaan Science Park SP, dan Technology Park TP
yang ada di Indonesia. Dalam nawa cita 7 dijabarkan bahwa akan mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional Kerjasama
swasta-pemerintah-perguruan tinggi khususnya untuk sektor pertanian dan industri, serta riset dan pengembangan dasar didukung dengan dana pemerintah. Hal ini
merupakan peluang utana dalam melaksanakan kegiatan pemanfaatan hasil-hasil penelitian penelitian di Indonesia.
Berbagai peluang lainnya baik secara nasional maupun global terbuka untuk melakukan kegiatan riset maupun alih teknologi yang dibutuhkan oleh para pemangku
kepentingan. Beberapa peluang strategis seperti peran penting LIPI sebagai otoritas ilmiah, serta isu-isu nasional dan global seperti pertambangan, pemanasan global dan global village
harus dapat dimanfaatkan oleh Pusat Inovasi LIPI. Dalam hal ini ada dua strategi yang perlu diimplementasikan, yaitu mendorong termanfaatkannya teknologi hasil penelitian LIPI
khususnya yang telah didaftarkan HKI oleh masyarakat pengguna, dan melakukan absorbs keinginan pasar untuk menyusun rencana penelitian yang dapat menjawab keinginan pasar
tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, maka Pusat Inovasi dapat menarik mitra dari lembaga lain untuk mnegadopsi teknologi yang akan dikembangan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Di bidang pertambangan, dengan diberlakukannya UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara, maka kebutuhan pengembangan teknologi pengolahan
mineral meningkat. UU tersebut melarang ekspor bahan baku secara langsung, sehingga semua mineral harus diolah terlebih dahulu di dalam negeri. Hal ini sebagai peluang untuk
mengadakan penelitian tentang proses pengolahan mineral menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Jika penelitian tentang proses pengolahan mineral tersebut menghasilkan suatu
produk atau proses yang baru, maka produk atau proses tersebut dapat dimintakan
perlindungan HKI berupa Paten. Dengan demikian proses penelitian semacam ini selain mendorong kemandirian dalam pengolahan bahan baku, juga dapat mendorong pertumbuhan
HKI nasional, khususnya Paten. Terbitnya Perpres No. 702012 tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri
TKDN telah meningkatkan kebutuhan akan teknologi dalam negeri. Ketentuan TKDN merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi dalam
negeri terkait perdagangan barang non-jasa yang bersumber dari teknologi impor. Lebih jauh lagi, Pusat Inovasi LIPI saat ini mendorong pemberlakuan KIDN
Kandungan “Inovasi” Dalam Negeri sebagai pelengkap TKDN. Karena tidak bisa dipungkiri, TKDN memiliki banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh industri luar
negeri sehingga misi mulianya terancam tidak bisa dicapai secara optimal. Dengan KIDN, proses domestifikasi teknologi diyakini akan semakin cepat. Untuk itu Pusat
Inovasi LIPI mendukung LIPI sebagai salah satu lembaga litbang utama di tanah air telah siap untuk peningkatan kemandirian industri dalam negeri.
1.2.4 Kekuatan
Pusat Inovasi LIPI memiliki sejumlah sumber daya sebagai kekuatan dan modal dasar, yakni Sumber Daya Manusia yang berkualitas dengan disiplin ilmu yang
beragam, sarana dan prasarana, program yang fokus dan terukur serta berbagai kewenangan yang dimiliki, bisa menjawab seluruh tantangan yang diuraikan di atas
dan ikut berperan dalam mencapai tujuan RPJMN 2015-2019. a Berdasarkan Keputusan Kementerian Hukum dan HAM RI tahun 2011, LIPI telah
ditetapkan sebagai Kawasan Berbudaya HKI karena keberhasilannya mengelola hasil litbang yang dilindungi HKI, khusunya Paten. Sebagai lembaga litbang milik Pemerintah,
jumlah Paten yang dihasilkan oleh LIPI merupakan yang terbesar di Indonesia. Selain itu, setiap tahun LIPI selalu mengadakan pelatihan terkait HKI secara berkala untuk membina
pengetahuan para peneliti di bidang HKI. Faktor yang menjadi pendorong pencapaian ini adalah peran Pusat Inovasi LIPI yang didirikan ada tahun 2001. Sampai dengan saat ini,
LIPI masih menjadi lembaga litbang yang memiliki produktivitas Paten tertinggi di Indonesia.
b LIPI dipercaya sebagai salah satu kawasan Science and Technology Park yang dicanangkan oleh Pemerintah yang bertujuan mendekatkan IPTEK kepada masyarakat.
Sebagai satuan kerja di LIPI yang melaksanakan fungsi intermediasi maka pencanangan