Pengobatan Tradisional Dinamika Kehidupan Orang Sakai (Studi Etnografi Mengenai Dinamika Kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau)

disebabkan oleh ayam sangat menusuk hidung dan tidak sehat bagi lingkungan dapur. Begitu juga dengan jamban yang persis bersebelahan dengan tempat mengasap ikan. Hal ini tentulah membuat ikan yang diasap tersebut tidak sehat bagi tubuh. Gambar 49: Kandang ayam yang berada di dapur

3.9 Pengobatan Tradisional

Orang Sakai di Jembatan II menggunakan tumbuh-tumbuhan untuk mengobati penyakit. Salah satunya adalah daun esam yang digunakan untuk mengobati demam pada anak. Daun esam dapat ditemukan pada semak-semak dipinggir jalan. Cara menggunakannya adalah dengan meremas-remas daun esam kemudian remasan daun esam tersebut ditempelkan pada kening anak yang sedang demam. Selain itu juga ada daun kabah-kabah daun kapas yang digunakan seagai obat sakit perut. Cara menggunakannya adalah dengan meremas-remas atau menumbuk daun kabah-kabah daun kapas, lalu menyaring air hasil remasan atau tumbukannya. Kemudian air tersebut disaring dan diminumkan pada orang yang skait perut. Universitas Sumatera Utara Gambar 40: Daun Esam Pengobatan tradisioanal lain yang biasa dilakukan Orang Sakai di Jembatan II adalah dikir. Dikir adalah pengobatan yang dilakukan oleh seorang dukun. Dikir dilakukan apabila suatu penyakit dianggap telah parah. Cara pengobatan dikir adalah dukun menari-nari yang diiringi bunyi tetabuhan kendang. Dalam pengobatan, dukun dibantu oleh dua orang penabuh kendang. Peralatan yang harus disediakan oleh keluarga si sakit antara lain bangunan rumah atau kapal yang dibuat dari kayu batang kumba dan anyam- anyaman janur kuning daun pucuk. Bangunan rumah atau kapal ini merupakan simbolisasi tempat tinggal rumah antu yang menyebabkan penyakit. Peralatan lainnya adalah Obor besar, lilin nisan terbuat dari sarang lebah, daun-daunan yang tidak bergetah dan berduri daun belum bangun, daun anuti, daun bauit, daun pagaga, daun ibu-ibu, betih, beras kunyit, beras rendang, beras basah, nasi ketan kuning dan telur rebus. Pengobatan dikir berlangsung selama tiga hari. Tetapi pada waktu siang hari tidak ada upacara pengobatan. Upacara pengoatan dimulai setelah matahari terbenam dan dihentikan pada subuh tiba. Universitas Sumatera Utara BAB 4 DINAMIKA KEHIDUPAN ORANG SAKAI DI JEMBATAN II SERTA HUBUNGAN MEREKA DENGAN ALAM

4.1 Awal Kedatangan Orang Sakai di Jembatan II serta Hubungan Orang Sakai dengan Alam

Dokumen yang terkait

Sistem Berladang Menetap Orang Sakai di Desa Petani, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis,Riau

4 64 111

Pelaksanaan Hukum Waris Islam Pada Masyarakat Sakai di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

0 0 18

Pelaksanaan Hukum Waris Islam Pada Masyarakat Sakai di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

0 0 2

Pelaksanaan Hukum Waris Islam Pada Masyarakat Sakai di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Sistem Berladang Menetap Orang Sakai di Desa Petani, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis,Riau

0 0 32

Sistem Berladang Menetap Orang Sakai di Desa Petani, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis,Riau

0 0 15

Dinamika Kehidupan Orang Sakai (Studi Etnografi Mengenai Dinamika Kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau)

0 0 12

BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah Daerah Riau - Dinamika Kehidupan Orang Sakai (Studi Etnografi Mengenai Dinamika Kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau)

0 1 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Dinamika Kehidupan Orang Sakai (Studi Etnografi Mengenai Dinamika Kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau)

0 1 33

DINAMIKA KEHIDUPAN ORANG SAKAI (Studi Etnografi Mengenai Dinamika Kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau)

0 0 17