METODE PENELITIAN Gambaran Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal pada sales Asuransi di Kota Medan

45

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukakan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yaitu usaha yang dilakukan dengan metode ilmiah Hadi, 2000. Selain itu, dalam suatu penelitian ilmiah, metode penelitian merupakan unsur yang penting karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2000. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang tertulis di Bab I Pendahuluan adalah peneliti ingin mendapatkan gambaran perilaku mengatasi konflik interpersonal pada karyawan sales di kota Medan, dengan demikian penelitian ini akan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan dengan sistematik dan akurat fakta dengan tidak bermaksud menjelaskan, menguji hipotesis, membuat predikasi, maupun implikasi Azwar 1999. III.A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu dilakukan identifikasi variabel penelitian. Variabel yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah: Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal. Universitas Sumatera Utara 46 III.B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal adalah suatu cara yang ditempuh dua individu lebih untuk mengatasi keadaan yang menimbulkan frustrasi karena adanya pandangan bahwa individu lain menghalanginya untuk mencapai tujuannya, yang ditandai dengan adanya keinginan antara memenuhi kepentingan diri sendiri dengan keinginan untuk memenuhi kepentingan individu lain dengan cara: 1 Memenuhi kepentingan pihak lain tanpa memenuhi kepentingan pihaknya sendiri Akomodatif; 2 Memenuhi kepentingan kedua pihak secara moderat Berbagi, 3 Memenuhi kepentingan kedua belah pihak secara penuh Kolaboratif; 4 Tidak memenuhi kepentingan pihak manapun Menghindar, dan 5 Memenuhi kepentingan pihaknya sendiri tanpa memenuhi kepentingan pihak lain Kompetitif. Variabel perilaku mengatasi konflik interpersonal ini akan diukur dengan menggunakan penskalaan subjek yang sebagian aitemnya diadaptasi dari model skala Cohen Conflict Response. Semakin besar skor yang diperoleh karyawan sales dalam skala yang aitem-aitemnya disusun menurut komponen-komponen orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal, sehinggan akan terdapat lima subskala yang akan menunjukkan kategori subjek sesuai orientasi perilaku mengatasi konfliknya. III.C. Pertanyaan Penelitian Seperti yang telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan, permasalahan utama yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran umum Universitas Sumatera Utara 47 perilaku mengatasi konflik interpersonal pada karyawan sales di kota Medan. Adapun permasalahan utama pada penelitian ini secara umum adalah : 1. Bagaimana gambaran umum “Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal” pada sales asuransi di kota Medan? 2. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Kompetitif Dominan dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” pada sales asuransi di kota Medan? 3. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Menghindar Avoiding dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” pada sales asuransi di kota Medan? 4. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Mengalah Akomodatif dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” pada sales asuransi di kota Medan? 5. Bagaimana gambaran umum subskala ” Orientasi Berbagi Sharing dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” pada sales asuransi di kota Medan? 6. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Bekerjasama Kolaboratif dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” pada sales asuransi di kota Medan? 7. Bagaimana gambaran umum “Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari usia pada sales asuransi di kota Medan? 8. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Kompetitif Dominan dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari usia pada sales asuransi di kota Medan? 9. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Menghindar Avoiding dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari usia pada sales asuransi di kota Medan? Universitas Sumatera Utara 48 10. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Mengalah Akomodatif dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari usia pada sales asuransi di kota Medan? 11. Bagaimana gambaran umum subskala ” Orientasi Berbagi Sharing dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari usia pada sales asuransi di kota Medan? 12. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Bekerjasama Kolaboratif dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari usia pada sales asuransi di kota Medan? 13. Bagaimana gambaran umum “Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari jenis kelamin pada sales asuransi di kota Medan? 14. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Kompetitif Dominan dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari jenis kelamin pada sales asuransi di kota Medan? 15. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Menghindar Avoiding dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari jenis kelamin pada sales asuransi di kota Medan? 16. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Mengalah Akomodatif dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari jenis kelamin ditinjau dari jenis kelamin pada sales asuransi di kota Medan? 17. Bagaimana gambaran umum subskala ” Orientasi Berbagi Sharing dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari jenis kelamin pada sales asuransi di kota Medan? Universitas Sumatera Utara 49 18. Bagaimana gambaran umum subskala ”Orientasi Bekerjasama Kolaboratif dalam Mengatasi Konflik Interpersonal” ditinjau dari jenis kelamin pada sales asuransi di kota Medan? III.D. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel III.D.1. Populasi Menurut Hadi 2000 populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh akan digeneralisasikan. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, yang lebih dikenal dengan nama sampel. Hadi 2000, mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus memiliki sedikitnya satu sifat yang sama Hadi, 2000. Oleh karena itu, sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan sales yang bekerja di kota Medan. III.D.2. Jumlah Sampel Penelitian Menurut Hadi 2000 dalam Metodologi Research, jika jumlah N ≥ 30 maka distribusi sampling Mean adalah normal atau mendekati normal, dengan alasan itu penulis mengambil sampel dengan jumlah total sebanyak 120 orang, dengan perincian 60 orang untuk uji coba alat ukur dan 60 orang untuk penelitian. Universitas Sumatera Utara 50 III.D.3. Prosedur Pengambilan Sampel Penelitian Pengambilan sampel digunakan untuk menggeneralisasikan sampel dan menarik kesimpulan sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi Azwar, 2000. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling secara simple random sampling. Probability sampling memiliki karakteristik dimana peneliti bisa menentukan probabilitas untuk setiap elemen dari populasi yang akan diikutsertakan dalam sampel, dimana simple random sampling berarti setiap elemen tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam sampel dalam Shaughnessy dkk., 2003. III.E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan suatu instrumen alat ukur self report berupa skala sikap berdasarkan penskalaan subjek. Azwar 1999 mengungkapkan skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap. Dari respon subjek diharapkan pada setiap pernyataan tersebut kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Sedangkan penskalaan subjek yang berorientasi pada subjek bertujuan meletakkan individu-individu pada suatu kontinum penilaian, sehingga kedudukan relatif individu menurut suatu atribut yang diukur dapat diperoleh dalam Azwar, 1999. Cronbach dalam Azwar, 1999 menyatakan bahwa skala suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu cenderung dimunculkan secara sadar dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi. Universitas Sumatera Utara 51 Menurut Azwar 1999 metode skala sering digunakan karena mempunyai kebaikan-kebaikan dengan alasan sebagai berikut: 1. Data yang diungkap oleh skala psikologi berupa konstrak atau konsep psikologi yang menggambarkan aspek kepribadian individu. 2. Pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari. Sehingga dapat mengumpulkan sebanyak mungkin indikasi dari aspek kepribadian individu. 3. Responden terhadap skala psikologi sekalipun memahami isi dari pertanyaannya, biasanya tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut. Adapun blue-print disajikan dalam bentuk tabel yang memuat uraian komponen-komponen atribut yang akan memberikan gambaran mengenai isi skala dan menjadi acuan serta pedoman bagi penulis untuk tetap berada dalam lingkup yang benar Azwar, 1999. Skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal untuk try-out ini terdiri dari 60 pernyataan, dimana pilihan respon dari masing-masing aitem akan disusun berdasarkan indikator perilaku dari komponen dan aspek pada Tahap Perilaku dalam Model Proses Konflik Dyadic dalam Dunnette, 1978. Sedangkan blue-print dari skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal untuk try-out adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 52 Tabel 1 Blue-Print Aitem Skala Try-Out Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal No. Komponen-Komponen Nomor Aitem Jumlah Persentase 1. Memenuhi kepentingan pihaknya sendiri tanpa memenuhi kepentingan pihak lain Dominasi. 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41, 46, 51, dan 56. 12 20 2. Tidak memenuhi kepentingan pihak manapun Menghindar. 2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37, 42, 47, 52, dan 57. 12 20 3. Memenuhi kepentingan pihak lain tanpa memenuhi kepentingan pihaknya sendiri Akomodatif. 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, 43, 48, 53, dan 58. 12 20 4. Memenuhi kepentingan kedua pihak secara moderat Berbagi. 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39, 44, 49, 54, dan 59. 12 20 5. Memenuhi kepentingan kedua belah pihak secara penuh Kolaboratif. 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 12 20 Jumlah Total 60 100 Universitas Sumatera Utara 53 III.F. Reliabilitas dan Validitas Hasil uji coba dari skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal ditinjau pada sales asuransi di kota Medan diolah untuk kepentingan validitas dan reliabilitas alat tes tersebut. Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran Azwar, 2000. III.F.1. Uji Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas alat ukur menunjukkan kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan itu mencerminkan perbedaan- perbedaan atribut yang sebenarnya Azwar, 2000. Analisis reliabilitas dilakukan dengan pendekatan konsistensi internal, dimana prosedurnya hanya melakukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek, yang bertujuan melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes itu sendiri Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, dikarenakan koefisien alpha merupakan batas bahwa reliabilitas dan merupakan underestimasi terhadap reliabilitas murni. Artinya bila koefisien yang dihasilkan cukup tinggi maka dapat diyakini bahwa reliabilitas yang sesunggunhya memang tinggi Azwar, 2000. Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini sendiri dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 15.0 for Windows. Universitas Sumatera Utara 54 Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang valid dan reliable. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2000. Daya beda item atau daya diskriminasi item merupakan parameter yang penting pada skala psikologi Azwar, 1999. Daya Beda item dapat membedakan antara individu-individu atau kelompok yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi item merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan. Prinsip yang dijadikan dasar pemilihan item adalah memilih item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi alat ukur skala seperti yang dikehendaki peneliti. Pada penelitian ini teknik analisa daya beda item yang digunakan adalah dengan menggunakan uji Pearson Product Moment Azwar, 1999. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan pada saat try-out, maka didapatkan hasil reliabilitas untuk skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal r xx’ = 0,892. Sedangkan untuk subskala dominasi r xx’ = 0,750, subskala menghindar avoiding r xx’ = 0,802, subskala mengalah akomodatif r xx’ = 0,756, subskala berbagi sharing = 0,872, dan subskala bekerjasama kolaboratif r xx’ = 0,929. Universitas Sumatera Utara 55 III.F.2. Uji Validitas Uji validitas pengukuran validitas adalah sejauh mana alat ukur mengukur apa yang ingin kita ukur. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini termasuk ke dalam validitas isi content validity, yaitu berhubungan dengan seberapa adekuat isi content dari suatu tes yang mensampelkan pengetahuan, kemampuan-kemampuan, atau perilaku yang dimaksudkan untuk diukur oleh alat tes dalam Bordens, 2005. Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat apakah aitem-aitem dalam tes telah ditulis sesuai dengan blue-print-nya Azwar, 1999. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan pada saat try-out, maka diperoleh hasil validitas untuk skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal bergerak dari -0,197 – 0,651. Untuk subskala dominasi bergerak dari 0,145 – 0,652. Untuk subskala menghindar avoiding bergerak dari 0,344 – 0,564. Untuk subskala mengalah akomodatif bergerak dari -0,066 – 0,730. Untuk subskala berbagi sharing bergerak dari 0,044 – 0,865. Untuk subskala bekerjasama kolaboratif bergerak dari 0,520 – 0,890. Dengan mengacu pada koefisien korelasi aitem total r ix ≥ 0,30 maka semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan dalam Azwar, 2000. Dengan demikian, dari 60 aitem yang diujikan terdapat 38 aitem yang valid, sedangkan aitem yang gugur atau tidak valid sebanyak 22 aitem. Dalam penyusunan skala yang sebenarnya untuk penelitian, peneliti memakai validasi aitem berdasarkan koefisien korelasi aitem total r ix ≥ 0,30 dari Universitas Sumatera Utara 56 masing-masing subskala. Hal ini disebabkan karena skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal ini terdiri dari atribut komposit skala yang terdiri dari beberapa aspek dimensi, dimana masing-masing susbkala mengungkap subdomain yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, dari segi pemilihan aitem dilakukan analisis aitem bagi setiap aspeknya dalam hal ini 5 subskala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal dan membandingkan indeks daya diskriminasinya dalam aspek masing-masing dalam Azwar, 2000. Dengan demikian, untuk subskala dominasi terdapat 9 aitem yang valid dan 3 aitem yang gugur tidak valid. Untuk subskala menghindar avoiding terdapat 12 aitem yang valid, tidak ada aitem yang gugur tidak valid. Untuk subskala mengalah akomodatif terdapat 8 aitem yang valid dan 4 aitem yang gugur tidak valid. Untuk subskala berbagi sharing terdapat 11 aitem yang valid dan 1 aitem yang gugur tidak valid. Untuk subskala bekerjasama kolaboratif terdapat 12 aitem yang valid, tidak ada aitem yang gugur tidak valid. Total seluruh aitem valid yang dikumpulkan dari masing-masing subskala seluruhnya berjumlah 52 aitem, dan 8 aitem yang gugur tidak valid. Dengan mempertimbangkan bobot yang sama bagi masing-masing subskala, maka peneliti menyeleksi kembali aitem-aitem yang valid menjadi 40 aitem. Hal ini dimaksudkan agar setiap subskala memiliki jumlah aitem yang sama banyak, karena berdasarkan uji reliabilitas bagi masing-masing subskala, subskala mengalah merupakan subskala yang paling sedikit memiliki jumlah aitem yang valid, yaitu sebanyak 8 aitem. Universitas Sumatera Utara 57 Dengan demikian, peneliti mengurangi bobot aitem subskala lainnya menjadi masing-masing 8 aitem agar bobot seluruh skala menjadi sama, sehingga total didapatkan 40 aitem untuk skala yang akan dipakai dalam penelitian sesungguhnya. Hal ini juga dilakukan untuk mempertinggi koefisien reliabilitas alat ukur berdasarkan nilai reliabilitas tertinggi dari aitem-aitem tertentu yang akan didapatkan jika aitem-aitem tersebut dihapus disisihkan, meskipun aitem-aitem tersebut memiliki daya diskriminasi daya beda aitem yang tinggi. Dengan cara ini, proporsionalitas jumlah aitem yang direncanakan akan tercapai. Komposisi aspek-aspek yang mendasari konstrak pengukuran tetap terpelihara, dan kualitas item tetap terjaga dalam Azwar, 2000. Berikut ini adalah blue-print dari skala orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal yang telah diseleksi dan dipakai dalam penelitian sesungguhnya: Tabel 2 Blue-Print Aitem Skala Orientasi Perilaku Mengatasi Konflik Interpersonal Saat Penelitian No. Aspek-Aspek Nomor Aitem Jumlah Persentase 1. Memenuhi kepentingan pihaknya sendiri tanpa memenuhi kepentingan pihak lain Kompetitif. 1, 4, 7, 13, 16, 19, 33, dan 37. 8 20 2. Tidak memenuhi kepentingan pihak manapun Menghindar. 8, 10, 20, 24, 27, 29, 34, dan 38. 8 20 Universitas Sumatera Utara 58 3. Memenuhi kepentingan pihak lain tanpa memenuhi kepentingan pihaknya sendiri Akomodatif. 11, 14, 17, 21, 25, 28, 30, dan 39. 8 20 4. Memenuhi kepentingan kedua pihak secara moderat Berbagi. 2, 5, 18, 22, 26, 31, 35, dan 40. 8 20 5. Memenuhi kepentingan kedua belah pihak secara penuh Kolaboratif. 3, 6, 9, 12, 15, 23, 32, dan 36. 8 20 Jumlah Total 40 100 III.G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian III.G.1. Persiapan Penelitian Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi pengurusan izin penelitian dan penyusunan alat ukur serta mengujicobakan alat ukur tersebut. III.H. Metode Analisa Data Azwar 1999 mengatakan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan. Data yang diperoleh akan diolah dengan analisis statistik. Alasan yang mendasari digunakannya analisis statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan atau generalisasi penelitian. Pertimbangan lain adalah: Universitas Sumatera Utara 59 1 Statistik bekerja dengan angka; 2 Statistik bersifat objektif; dan 3 Statistik bersifat universal dalam Hadi, 2000. Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran atau memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang telah diperoleh untuk kelompok subjek yang diteliti serta tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan metode statistik, lebih jelasnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 15.0 for windows, dengan tujuan: 1. Untuk mendapatkan gambaran skor orientasi perilaku mengatasi konflik interpersonal pada sales asuransi di kota Medan maka digunakan statistik deskriptif. Skor yang diperoleh dari subjek diolah, diantaranya berupa skor minimum, skor maksimum, mean dan deviasi standar. 2. Untuk mendapatkan gambaran tentang subjek penelitian yang diperoleh dari data kontrolnya, diolah dan dinyatakan dalam bentuk persentase. 3. Untuk mendapatkan gambaran skor untuk setiap aspek perilaku mengatasi konflik interpersonal yang ditinjau dari data kontrolnya. Universitas Sumatera Utara 60

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI