2.7 Pengaruh Diet Terhadap Status Periodontal
Terdapat 2 mekanisme yang menghubungkan diet dengan status periodontal yaitu, jenis tekstur makanan dengan penumpukan plak dan efek ketidakseimbangan
nutrisi pada jaringan periodontal.
18
2.7.1 Pengaruh Tekstur Makanan Terhadap Status Periodontal Mengunyah makanan yang keras, kasar, dan berserat seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran, membantu menstimulasi aliran saliva.
5
Laju aliran saliva pada lakto- ovo-vegetarian lebih tinggi berbanding non-vegetarian.
19
Peningkatan saliva dalam mulut akan meningkatkan kebersihan rongga mulut, dan mengurangkan retensi
perlekatan sisa makanan. Akumulasi debris berkurang dengan berkurangnya sisa makanan dalam rongga mulut.
5
Berbagai buahan segar, setengah-masak, berair, dan berserat dapat menurunkan indeks plak, salah satunya adalah apel.
20
Apel disebut sebagai sikat gigi alami. Meskipun mengkonsumsi apel tidak menggantikan
keefektifan menyikat gigi dan flossing, tekstur berserat dari apel membantu menjadikannya sebagai pembersih alami untuk gigi ketika menyikat tidak dapat
dilakukan. 2.7.2 Pengaruh Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Jaringan Periodontal
21
Terdapat perubahan metabolisme yang merugikan pada status nutrisi yang rendah dan meningkatkan kerentanan terhadap masalah jaringan periodontal.
Kekurangan asam folat merusak respon imun dan ketahanan mukosa mulut terhadap serangan organisme patogen.
18
5
Pada asupan folat yang rendah dapat menyebabkan pendarahan gingiva dan dengan adanya asupan folat yang mencukupi
dapat mencegah berlakunya gingivitis.
22
Folat dapat meningkatkan ketahanan gingiva terhadap iritasi lokal dan mengurangkan peradangan.
Vitamin C berfungsi dalam menjaga kesehatan gingiva. Ia bertindak dalam meningkatkan mekanisme pertahanan pejamu dengan memastikan adanya aktivitas
optimal dari sel darah putih.
23
5
Gingiva cenderung berdarah pada asupan vitamin C yang rendah.
Pada asupan protein yang rendah menyebabkan keseimbangan nitrogen menjadi negatif dan tiada cadangan nitrogen yang mencukupi, menurunkan level
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
protein dalam darah, dan mengurangkan resistensi jaringan periodonsium terhadap infeksi.
5
Pada asupan protein yang rendah dapat menyebabkan terjadinya inflamasi gingiva.
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.8 Kerangka Teori