mesio-distal. Sebaliknya, bila permukaan proksimal gigi cembung, diameter gingiva interdental bertambah lebar. Tinggi gingiva interdental bervariasi tergantung pada
lokasi dari kontak proksimal. 2.4.4 Konsistensi
17
Konsistensi gingiva yang normal adalah kaku dan lenting. Konsistensi gingiva cekat yang kaku adalah disebabkan oleh lamina proprianya yang mengandung banyak
serat kolagen dan melekat ke mukoperiosteum tulang alveolar. Gingiva bebas meskipun tidak melekat ke tulang alveolar berkonsistensi kaku karena mengandung
serat-serat gingiva.
17
2.4.5 Tekstur Permukaan Tekstur permukaan gingiva cekat yang normal adalah seperti kulit jeruk
stippledstippling, sedangkan tekstur permukaan gingiva bebas adalah licin. Bagian tengah dari gingiva interdental mempunyai tekstur seperti kulit jeruk, sedangkan
bagian tepinya licin. Pola dan perluasan stippling adalah bervariasi antar individu dan antar sisi pada satu individu. Stippling tidak begitu jelas pada permukaan oral, dan
pada beberapa orang bisa tidak dijumpai. Stippling timbul sebagai akibat adaptasi gingiva untuk menerima fungsi, yang secara mikroskopis disebabkan oleh adanya
protuberansia penonjolan dan depresi pada permukaan gingiva. 2.4.6 Posisi
17
Dengan posisi gingiva dimaksudkan level dimana tepi gingiva menempel ke permukaan gigi. Pada waktu gigi erupsi ke rongga mulut, tepi gingiva dan sulkus
gingival berada pada puncak mahkota gigi, namun dengan terus erupsinya gigi posisi tepi gingiva dan sulkus gingiva semakin dekat ke akar gigi.
17
2.5 Gambaran Klinis Gingiva Patologis Dengan Gambaran Mikroskopis
2.5.1 Gambaran Klinis Gingiva yang terinflamasi akan menjadi merah. Gingiva menjadi merah tua
pada stase inflamasi akut dan merah kebiruan pada inflamasi kronis. Marginal gingiva tampak seperti menggulung dan papila interdental menumpul. Konsistensi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
gingiva berubah menjadi seperti oedema, lunak dan mudah koyak pada inflamasi akut dan keras pada stase kronis. Stippling hilang pada gingiva yang terinflamasi dan
terlihat seperti permukaan berkilat. Marginal gingiva meninggi atau terjadi resesi gingiva.
2.5.2 Gambaran Mikroskopis
9
Gingiva menjadi merah karena lapisan epitel menipis, berkurangnya keratinisasi, pembengkakan subepitel salur darah atau proliferasi kapilari. Perubahan
kontur terjadi akibat peningkatan cairan tisu oedema atau peningkatan elemen seluler fibrosis. Gingiva berubah menjadi lunak dan mudah koyak karena adanya
peninpisan lapisan epitel dan kehilangan keratin. Kehilangan keratin, penipisan epithelium dan akumulasi cairan tisu penghubung menyebabkan stippling pada
permukaan gingiva hilang. Oedema dan proliferasi tisu dapat menyebabkan posisi gingiva tampak meninggi atau resesi gingiva akibat abrasi karena menyikat gigi atau
malposisi gigi.
9
2.6 Plak dan Higiena Oral
Plak dental adalah deposit lunak dalam bentuk biofilm berakumulasi ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi
lepasan dan cekat. Lingkungan biofilm tersebut penting artinya karena sering merugikan bagi mikroorganisme dan dapat mempengaruhi sifat-sifat bakteri yang ada
disana. Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva yang berada pada atau koronal dari tepi gingiva dan plak subgingiva yang berada tepat pada tepi gingiva.
Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan, atau kuning. Laju pembentukan plak dipengaruhi oleh faktor seperti higiena oral, dan faktor-faktor
pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva.
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.7 Pengaruh Diet Terhadap Status Periodontal