Penatalaksanaan Probiotik sabagai terapi dispepsia fungsional

kelainan anatomi seperti malrotasi, ileitis terminal pada penyakit Crohn, dan bentuk obstruksi ataupun lesi inflamasi lainnya. 2,15

2.6. Penatalaksanaan

2.6.1. Non farmakologis Gejala dapat dikurangi dengan menghindari makanan yang mengganggu, diet tinggi lemak, kopi, alkohol, dan merokok. Selain itu makanan kecil rendah lemak dapat membantu mengurangi intensitas gejala. Ada juga yang merekomendasikan untuk menghindari makan yang terlalu banyak terutama di malam hari dan membagi asupan makanan sehari-hari menjadi beberapa makanan kecil. Alternatif pengobatan yang lain termasuk terapi relaksasi untuk mengurangi stres, hipnoterapi, dan terapi perilaku. 2.6.2. Farmakologis 8 Pengobatan dispepsia fungsional mengenal beberapa obat diantaranya antasida, prokinetik, penghambat reseptor histamin, inhibitor pompa proton, dosis rendah antidepresi trisiklik, eradikasi Hp, plasebo dan probiotik. 7,25 Plasebo mempunyai efek terapi pada pengobatan dispepsia fungsional bervariasi sekitar 13 sampai 73. 2 Prokinetik, penghambat reseptor histamin atau penghambat pompa proton digunakan pada anak dan remaja dengan keluhan dispepsia persisten disertai kualitas hidup yang rendah karena menyebabkan penurunan aktivitas maupun tingkat absensi sekolah Universitas Sumatera Utara yang tinggi. Terapi inisial menggunakan penghambat reseptor histamin atau penghambat pompa proton selama 2 minggu dapat dimulai dengan dasar empiris karena risiko yang minimal. 7,26

2.7. Probiotik sabagai terapi dispepsia fungsional

Probiotik berasal dari dua kata pro berarti untuk dan bio berarti hidup. 27 Pertama sekali probiotik didefenisikan sebagai mikroorganisma yang dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisma lain. 14 Pada tahun 2001 Food and Agriculture Organization FAO dan World health Organization WHO melakukan evaluasi probiotik bagi kesehatan dan mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisma hidup yang bila diberikan dalam jumlah cukup dapat memberikan pengaruh menguntungkan pada pejamu. 28 Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah yang mampu memproduksi asam laktat misalnya golongan Lactobacilllus dan Bifidobacterium, walaupun jenis lain juga ada. 29,30 Jenis Mikroorganisma yang digunakan sebagai probiotik terlihat dalam tabel 2.1. 23 Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu memberikan efek yang menguntungkan pada pejamu, tidak patogenik dan tidak toksik, mengandung sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisma dalam usus, tetap Universitas Sumatera Utara hidup selama dalam penyimpanan dan waktu yang digunakan, mempunyai sifat sensori yang baik, diisolasi dari pejamu. Tabel 2.1. Mikroorganisma yang digunakan sebagai probiotik 7, 24 Lactobacillus sp Bifidobacterium sp Lactic acid bacteria Non Lactic acid bacteria 23 L.acidophylus B.adolescentis Enterococcus faecalis Bacillus cereus L amylovoruus B.animalis Enterococcus faecium Escherichia coli L.casei B.bifidum Leuconostoc mesenteroides Saccharomyces L.crispatus B.breve Sporolactobacillus inulinus cerevisae L.gallinarum B.infantis L.gasseri B.longum L.johnsonii L.paracasei L.plantarum L.reuteri L.rhamnosus Beberapa mekanisme peranan probiotik dalam melindungi kesehatan dan berguna pada pencegahan dan pengobatan gangguan fungsional saluran cerna yaitu melalui stimulasi imunitas, pengaruh motorik dan sekretorik, pengaruh sensorik, dan fermentasi. 23,25 Probiotik mampu menstimulasi imunitas dan memodulasi sel imun dengan meningkatkan level mediator anti-inflammatory IL-10, menurunkan proinflammatory tumor necrosis factor TNF- α dan produksi IL-8. 31 Probiotik dapat meningkatkan respon imun enterosit dan memodulasi sel imun usus, memberikan respon terhadap patogen usus dan antigen spesifik lain seperti flagellin. 32 Satu uji klinis pemberian Bifidobacterium infantis 35624 terbukti mampu memperbaiki Universitas Sumatera Utara nyeri perut, keluhan kembung dan meningkatkan rasio IL-10 IL-12, 33 dan beberapa probiotik lain mampu mengubah sitokin mukosa. Uji klinik pemberian Lactobacillus reuteri ATCC 55730 4 x 10 8 Colony forming unit CFU per hari selama 28 hari menunjukkan adanya peningkatan kolonisasi di lambung, duodenum dan ileum dikaitkan dengan perubahan respon imun di mukosa gastrointestinal. Probiotik mampu mempengaruhi waktu migrasi motorik dan transit usus halus. Suatu uji klinik pada anak sindrom usus iritabel usia 4 sampai 18 tahun yang menerima probiotik yang mengandung 8 strain bakteri atau plasebo selama 6 minggu, menunjukkan transit kolon berkurang secara bermakna meskipun tidak mempengaruhi konsistensi feses. Data ini menunjukkan bahwa kombinasi probiotik dapat mengubah fungsi motorik. 34 Pengaruh sekresi probiotik tampak pada percobaan tikus, yang mana probiotik mampu mengurangi sekresi klorida kolon dan permiabel terhadap peroksidase. 35 36 Probiotik juga mampu meregulasi kembali dan mensekresi mukus yang berfungsi sebagai pelumas dan memberikan perlindungan pada kolon. Fungsi regulasi kembali ini tampak pada spesies Lactobacillus dan Bifidobacterium. Probiotik dapat meningkatkan ambang rangsang nyeri. Lactobacillus mampu meregulasi kembali ekspresi opiat dan cannabinoid tipe 2 dalam sel epitel tikus. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan 20 ambang rangsang 11 Universitas Sumatera Utara nyeri. 33 Lactobacillus farciminis mampu menekan hipersensitivitas yang diinduksi stres dan meningkatkan permiabilitas mukosa kolon. Efek ini tampaknya disebabkan nitrat oksida yang dihasilkan probiotik menyebabkan penghambatan kontraksi sel epitel kolon, sehingga tight junctions terbuka dan permiabilitas kolon meningkat. 36 Lactobacillus reuteri mampu menurunkan frekuensi jantung sebagai respon terhadap adanya tekanan dan distensi akibat gas di kolorektum. Probiotik meningkatkan metabolisme substrat makanan mencapai kolon dalam bentuk gas dan membentuk short chain fatty acids SCFAs. Short chain fatty acids akan mempengaruhi dan mendorong kontraksi untuk mempercepat transit atau menambah absorpsi cairan dan natrium di kolon. 29 Sampai saat ini studi tentang manfaat probiotik pada dispepsia fungsional masih terbatas, pengaruh probiotik tunggal maupun kombinasi tampaknya mengurangi gejala perut kembung, rasa penuh, mengurangi kelebihan produksi gas, tetapi tidak berpengaruh dalam mengurangi nyeri. 32,37 27 Studi oleh Elena menemukan pemberian Lactobacillus rhamnosus satu kali sehari selama 2 minggu dapat menormalkan kembali waktu pengosongan lambung yang sebelumnya lambat, sehingga dapat mengatasi gejala dispepsia. 38 Suatu uji klinik acak tersamar ganda oleh Gawronska pada anak dengan gangguan nyeri perut fungsional yang diberikan LGG selama 4 Universitas Sumatera Utara minggu, menunjukkan keberhasilan terapi lebih banyak pada kelompok probiotik. 13

2.8. Kerangka konseptual