Persetujuan Setelah Penjelasan Informed Consent Bahan dan alat Identifikasi Variabel Variabel bebas Definisi Operasional

b. Nyeri tidak berkurang dengan defekasi atau tidak berhubungan dengan suatu perubahan frekuensi buang air besar atau konsistensi feses. c. Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik, atau neoplasma dengan tidak dijumpainya alarm symptoms.

3.6.2. Kriteria Eksklusi

1. Anak tidak bersedia minum obat secara teratur. 2. Dijumpai adanya penurunan berat badan, gagal tumbuh, muntah berulang, diare kronis, demam yang tidak diketahui penyebabnya, feses abnormal, dan nyeri haid pada anak perempuan. 3. Pada saat pemeriksaan fisik dijumpai adanya pembesaran organ seperti hepatomegali dan splenomegali.

3.7. Persetujuan Setelah Penjelasan Informed Consent

Semua sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orangtua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk pemberian probiotik pada penderita dispepsia fungsional. 3.8. Etika Penelitian Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

3.9. Bahan dan alat

3.9.1. Bahan • Probiotik berupa kapsul yang berisi Lactobacillus rhamnosus R001 1.9 x 10 9 CFU dan Lactobacillus acidophilus R0052 0.1 x 10 9 • Plasebo berupa kapsul berisi saccarum lactis diberikan satu kali sehari selama dua minggu. CFU produksi Dexa Medica dengan merk dagang Lacidofil, diberikan satu kali sehari selama dua minggu. Pemilihan jenis probiotik Lactobacillus karena mudah diperoleh, memiliki rentang dosis yang luas, dan telah ada studi sebelumnya. • Antasida berupa tablet yang mengandung Kalsium Karbonat 500 mg produksi Nicholas dengan merk dagang Flamints, diberikan dua kali sehari setengah tablet. 3.9.2. Alat • Timbangan berat badan BB Pengukuran BB dengan menggunakan timbangan merk camry dengan tingkat ketepatan 0.5 kg. Pasien ditimbang tanpa menggunakan alas kaki dan hanya memakai pakaian sekolah saja. Universitas Sumatera Utara • Pengukur tinggi badan TB Pengukur TB dengan menggunakan microtoa 2 M yang terbuat dari metal dengan tingkat ketepatan 0.5 cm. Pasien diukur pada posisi tegak dengan muka menghadap ke depan, bokong dan tumit menempel ke dinding, tanpa menggunakan alas kaki. 3.10. Cara kerja dan alur penelitian 3.10.1. Cara Kerja 1. Pasien disurvei dulu dengan kuesioner dan wawancara langsung. 2. Setelah mendapat persetujuan orangtua, pasien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan ke dalam penelitian. 3. Dilakukan pengukuran antropometri : BB, TB dan dinilai status nutrisi anak. 4. Dilakukan pemeriksaan fisik dan tanda peringatan alarm symptoms untuk menilai tidak dijumpai kelainan organik. 5. Sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan cara randomisasi sederhana menggunakan tabel random. 6. Masing-masing kelompok dinilai frekuensi, lama sakit, beratnya sakit, absen sekolah, minum obat anti nyeri karena sakit perut, dan adanya rasa tidak nyaman di perut sebelum pemberian obat dan dicatat dalam formulir penelitian. Universitas Sumatera Utara 7. Kelompok pertama mendapat probiotik satu kali sehari diberikan selama dua minggu serta antasida dua kali sehari setengah tablet selama dua minggu. 8. Kelompok kedua mendapat plasebo diberikan satu kali sehari diberikan selama dua minggu serta antasida dua kali sehari setengah tablet selama dua minggu. 9. Probiotik dan plasebo diminum pada pagi hari pukul 09.00 WIB di sekolah, kecuali pada hari libur. Dilakukan kunjungan ke rumah pada anak yang absen sekolah. 10. Probiotik dan plasebo dimasukkan ke dalam kapsul dengan warna yang sama. Pasien dan peneliti tidak mengetahui obat yang diberikan. 11. Masing-masing pasien mengisi catatan harian yang telah diberikan untuk mencatat frekuensi, lama, beratnya nyeri perut, minum obat anti nyeri, absen sekolah dan rasa tidak nyaman di perut selama dua minggu pengobatan. Sebelumnya diberikan penjelasan cara pengisian catatan harian pada anak dan orang tua. 12. Evaluasi dilakukan setelah dua minggu pengobatan untuk melihat efek pengobatan terhadap frekuensi, lama dan beratnya sakit perut, minum obat anti nyeri, absen sekolah dan adanya rasa tidak nyaman di perut serta evaluasi efek samping yang timbul dari catatan harian dan pemeriksaan fisik. Universitas Sumatera Utara

3.10.2. Alur penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian Sampel yang memenuhi kriteria inklusi Randomisasi Kelompok Probiotik + Antasida Kelompok Plasebo + Antasida Efek obat : - Frekuensi nyeri - Lama nyeri - Intensitas nyeri - Minum obat anti nyeri - Absen sekolah - Rasa tidak nyaman Efek obat : - Frekuensi nyeri - Lama nyeri - Intensitas nyeri - Minum obat anti nyeri - Absen sekolah - Rasa tidak nyaman Analisis data dan penyusunan laporan Universitas Sumatera Utara

3.11. Identifikasi Variabel Variabel bebas

Skala Kelompok obat probiotik dan plasebo Nominal Variabel tergantung Skala Nyeri perut Nominal Frekuensi nyeri Numerik Durasi nyeri Numerik Intensitas nyeri Numerik Minum obat anti nyeri Nominal Absen sekolah Nominal Rasa tidak nyaman Nominal

3.12. Definisi Operasional

1. Dispepsia fungsional merupakan nyeri perut yang persisten dan berulang atau perasaan tidak nyaman yang berasal dari perut bagian atas di atas umbilikus sesuai dengan kriteria ROME III. 2. Tidak ada bukti adanya proses inflamasi, kelainan anatomis, kelainan metabolik atau neoplasma yaitu tidak ditemukannya tanda peringatan alarm symptoms dari anamnese dan pemeriksaan fisik. 3. Probiotik merupakan obat berupa kapsul lepas lambat yang berisi Lactobacillus rhamnosus R001 1.9 x 10 9 CFU dan Lactobacillus Universitas Sumatera Utara acidophilus R0052 0.1 x 10 9 4. Antasida merupakan obat berupa tablet yang mengandung 500 mg Kalsium karbonat diminum dua kali sehari setengah tablet selama dua minggu. CFU satu kali sehari diminum setiap hari selama dua minggu. 5. Plasebo merupakan kapsul yang berisi saccarum lactis diberikan satu kali sehari setiap hari selama dua minggu. 6. Keberhasilan pengobatan kesembuhan dinilai dari tidak adanya nyeri perut setelah pemberian terapi dua minggu. 7. Frekuensi nyeri perut dicatat sesuai dengan jumlah nyeri perut yang dialami setiap minggu kali perminggu. 8. Durasi atau lama nyeri perut dicatat sesuai dengan waktu lama nyeri perut yang dialami dalam satuan menit. 9. Intensitas nyeri perut dinilai dengan numeric pain rating scales NRS. Skala berupa garis lurus dengan angka 0 sampai 10, dengan catatan bahwa 0 tidak ada nyeri perut, 1 sampai 3 nyeri perut ringan, 4 sampai 6 nyeri perut sedang, 7 sampai 10 nyeri perut berat. 10. Rasa tidak nyaman di perut meliputi adanya keluhan 40 11. kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, dan muntah. Efek samping meliputi demam, sedikit rasa tidak nyaman di perut, yang dijumpai setelah pemberian terapi. Universitas Sumatera Utara

3.13. Pengolahan dan Analisa Data