BAB 4. HASIL
4.1 Data Demografik dan Karateristik Sampel
Penelitian dilaksanakan di tiga SD dan dua SLTP di kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Propinsi Sumatera Utara yang berjarak 158 km
dari kota Medan. Dari 958 siswa SD dan SLTP yang disurvei dengan
kuesioner dan wawancara langsung serta dilakukan pemeriksaan fisik selama bulan April 2012 sampai Juni 2012, diperoleh 124 anak yang
memenuhi kriteria inklusi. Delapan anak dikeluarkan karena tidak mendapat persetujuan dari orang tua. Total 116 anak ikut serta selama periode
penelitian yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu 58 anak untuk kelompok probiotik dan 58 anak untuk kelompok plasebo. Pemberian terapi
selama 2 minggu, dan semua peserta penelitian menyelesaikan studi, seperti yang terlihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Profil penelitian
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi N = 124
Menolak berpartisipasi n = 8
Randomisasi N = 116
Probiotik n = 58
Plasebo n = 58
Dianalisis lengkap n= 58
Dianalisis lengkap n= 58
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian.
Karakteristik Probiotik
n = 58 Plasebo
n = 58
Umur tahun, rerataSD 11.1 2.17
11 2.16 Jenis kelamin, n
Laki-laki Perempuan
31 53.5 27 53.5
22 37.9 36 62.1
Berat badan kg, rerataSD 29.3 7.56
36 62.1 Tinggi badan cm, rerataSD
138.0 12.26 136.2 12.00
Status nutrisi, n Baik
Kurang 41 70.7
17 29.3 34 58.6
24 41.4 Frekuensi nyeri sebelum terapi ,
rerata SD 2.7 0.72
2.7 0.67 Lama nyeri sebelum terapi menit,
rerata SD 12.4 6.50
13.1 7.30 Intensitas nyeri sebelum terapi,
rerataSD Minum obat anti nyeri sebelum
terapi, n Absen sekolah karena nyeri perut
sebelum terapi, n Keluhan tidak nyaman di perut
sebelum terapi, n 2.7 0.72
13 22.4 9 15.5
47 81 2.7 0.66
13 22.4 13 22.7
48 82.8
Dalam tabel 4.1 ditampilkan karakteristik responden yang mengikuti penelitian ini. Dari karakteristik dasar antara kelompok probiotik dan plasebo
dinilai rerata umur, jenis kelamin, rerata berat badan, rerata tinggi badan, dan karakteristik nyeri perut sebelum terapi. Kedua kelompok studi tidak berbeda
dalam hal rerata umur yaitu 11 tahun. Kelompok probiotik sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dan kelompok plasebo sebagian besar berjenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin perempuan. Rerata berat badan kedua kelompok studi adalah masing-masing 29.3 kg dan 36 kg. Rerata tinggi badan kedua kelompok
studi adalah masing-masing 138 cm dan 136.2 cm. Rerata frekuensi nyeri perut sebelum terapi kedua kelompok studi yaitu 2.7 kali perminggu, rerata
lama nyeri perut sebelum terapi kedua kelompok studi masing-masing 12.4 menit dan 13.1 menit. Rerata berat nyeri perut sebelum terapi kedua
kelompok studi yaitu 2.7 pada skala NRS yang berarti nyeri perut ringan. Tabel 4.2. Perbandingan frekuensi, lama, berat nyeri perut, minum obat anti
nyeri, absen sekolah, dan ketidaknyamanan di perut sebelum dan sesudah 2 minggu pemberian probiotik
Pemantauan Sebelum
terapi Sesudah
terapi IK 95
P
Frekuensi nyeri setelah terapi SD
2.7 0.66 1.08 0.84
1.378;1.931 0.0001†
0.0001† Lama nyeri setelah terapi SD
12.4 6.57 8.4 7.45
2.412;5.518 Intensitas nyeri setelah terapi
SD Minum obat anti nyeri
Absen sekolah 2.7 0.72
13 22.4 9 15.5
1.6 1.14 4 6.9
1 1.7 0.726;1.480
0.482;0.995 -0.706;1.120
0.0001† 0.02•
0.155• 0.01•
Ketidaknyamanan di perut 47 81
18 31 0.493;0.773
•Uji Kai-kuadrat †Uji t independen
Tabel 4.2 menunjukkan perbandingan frekuensi, lama, berat nyeri perut, minum obat anti nyeri, absen sekolah, dan ketidaknyamanan di perut
sebelum dan setelah 2 minggu pemberian probiotik. Dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
uji t independen, terdapat perbedaan bermakna berkurangnya frekuensi, durasi, dan berat nyeri perut setelah pemberian probiotik P=0.0001. Dengan
menggunakan uji kai-kuadrat dari 58 anak yang mendapat probiotik, terdapat 13 anak 22.4 minum obat anti nyeri sedangkan pada kelompok plasebo
terdapat 4 anak 6.9 minum obat anti nyeri. Tidak ada perbedaan bermakna minum obat anti nyeri sebelum dan setelah pemberian probiotik
P=0.02. Demikian pula tidak dijumpai perbedaan bermakna adanya rasa tidak nyaman di perut dan ketidakhadiran di sekolah sebelum dan setelah
pemberian probiotik. Tabel 4.3. Perbandingan frekuensi, lama, berat nyeri perut, minum obat anti
nyeri, absen sekolah, dan ketidaknyamanan di perut sebelum dan setelah 2 minggu pemberian plasebo
Pemantauan Sebelum
terapi Sesudah
terapi IK 95
P
Frekuensi nyeri setelah terapi SD
2.7 0.67 2.0 0.96
0.447;0.932 0.0001†
0.0001† Lama nyeri setelah terapi SD
13.1 7.30 10.7 7.46
2.413;5.518 Intensitas nyeri setelah terapi
SD Minum obat anti nyeri
Absen sekolah 2.7 0.66
13 22.4 13 22.7
2.4 2.79 8 13.8
5 8.6 -0.371;1.129
0.426;1.020 0.491;1.020
0.315† 0.01•
0.007• 0.0001•
Ketidaknyamanan di perut 48 82.8
29 50.0 0.279;0.561
•Uji Kai-kuadrat †Uji t independen
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 menunjukkan perbandingan frekuensi, lama, berat nyeri perut, minum obat anti nyeri, absen sekolah, dan ketidaknyamanan di perut
sebelum dan setelah 2 minggu pemberian plasebo. Dengan menggunakan uji t independen, terdapat perbedaan bermakna berkurangnya frekuensi, dan
durasi, nyeri perut setelah pemberian plasebo P=0.0001, tetapi tidak dalam mengurangi berat nyeri perut P=0.315. Dengan menggunakan uji kai-
kuadrat dari 58 anak yang mendapat plasebo, terdapat 13 anak 22.4 minum obat anti nyeri sedangkan pada kelompok plasebo terdapat 8 anak
13.8 minum obat anti nyeri. Tidak ada perbedaan bermakna minum obat anti nyeri sebelum dan setelah pemberian plasebo P=0.01. Dari 58 anak
yang mendapat plasebo, terdapat 13 anak 22.7 absen sekolah karena nyeri perut sedangkan pada kelompok plasebo terdapat 5 anak 8.6.
Terdapat perbedaan bermakna absen sekolah sebelum dan setelah pemberian plasebo P=0.007. Demikian pula terdapat perbedaan bermakna
adanya ketidaknyamanan di perut sebelum dan sesudah pemberian plasebo P=0,0001
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Perbandingan keberhasilan pengobatan, frekuensi, lama, dan berat nyeri perut setelah 2 minggu terapi
Pemantauan Probiotik
n = 58 Plasebo
n = 58 IK 95
P
Keberhasilan pengobatan Frekuensi nyeri setelah terapi
SD 17 29.3
1.08 0.54 8 13.8
2.0 0.96 -0.325;7.333
1.260;-0.601 0.432•
0.0001† 0.091†
Lama nyeri setelah terapi SD 8.4 7.45
10.7 7.46 -4.849;0.367
Intensitas nyeri setelah terapi SD
1.6 1.14 2.4 2.79
-1.575;0.092 0.08†
•Uji Kai-kuadrat †Uji t independen
Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan keberhasilan pengobatan, frekuensi, lama dan berat nyeri perut antara kelompok probiotik dan plasebo
setelah 2 minggu pemberian terapi. Dengan menggunakan uji kai-kuadrat dari 58 anak yang mendapat probiotik didapatkan 17 29.3 anak sembuh
nyeri perut tidak ada, sedangkan pada kelompok plasebo 8 13.8 anak sembuh. Tidak ada perbedaan bermakna kesembuhan pada kelompok yang
mendapat probiotik dengan kelompok plasebo P=0.432, IK 95: -0.325;7.333.
Setelah 2 minggu pemberian terapi, dengan menggunakan uji t independen, terdapat perbedaan bermakna berkurangnya frekuensi nyeri
perut pada kelompok probiotik dibandingkan dengan kelompok plasebo
Universitas Sumatera Utara
P=0.0001. Sedangkan lamanya nyeri perut dan beratnya nyeri perut tidak dijumpai adanya perbedaan bermakna antara kedua kelompok.
Tabel 4.5. Perbandingan perbedaan minum obat anti nyeri, absen sekolah dan rasa tidak nyaman di perut setelah 2 minggu terapi
Pemantauan Probiotik
n = 58
Plasebo n = 58
IK 95 P
Minum obat anti nyeri setelah terapi
4 6.9 8 13.8
-1.050;1.312 0.543
0.914 Absen sekolah setelah terapi
1 1.7 5 8.6
-1.011;1.188 Rasa tidak nyaman di perut
setelah terapi 18 31
29 50 -0.237;2.213
0.578
Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan minum obat anti nyeri, absen sekolah dan rasa tidak nyaman di perut antara kelompok probiotik dan
plasebo setelah 2 minggu pemberian terapi. Dengan menggunakan uji kai- kuadrat dari 58 anak yang mendapat probiotik, terdapat 4 anak 6.9 minum
obat anti nyeri sedangkan pada kelompok plasebo terdapat 8 anak 13.85 minum obat anti nyeri. Tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok yang
mendapat probiotik dengan kelompok plasebo P=0.543. Tidak dijumpai perbedaan bermakna adanya rasa tidak nyaman di perut dan ketidakhadiran
di sekolah setelah terapi pada kedua kelompok. Probiotik dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ditemukan adanya efek samping.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN