Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Bagi Pendidikan Keperawatan Bagi Tempat Penelitian Bagi Peneliti Lokasi dan Waktu Penelitian

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengetahuan Lansia Tentang Andropause Di Desa Alur gadung di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui secara langsung tentang pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. 1.4.Manfaat penelitian

a. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi praktek keperawatan sebagai bahan masukan bagi perawat dan tim kesehatan lainnya untuk mengetahui sejauh mana lansia mengetahui tentang andropause sehingga diharapkan perawat lebih meningkatkan pengetahuan lansia tentang andropause. Hasil penelitian ini dijadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang.

b. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi lansia sebagai bahan sumber informasi masyarakat di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak serta pencegahan andropause

c. Bagi Peneliti

Diharapkan mahasiswa mampu mensintesa ilmu pengetahuan, penerapan proses keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan Universitas Sumatera Utara keperawatan professional, baik kepada individu, keluarga, masyarakat, mampu melakukan manajemen keperawatan, juga mampu melakukan menejemen pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan - kegiatan keperawatan secara efektif efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan serta menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penelitian selanjutnya.

d. Bagi Keluarga masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa andropause 5 Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2.1.1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan knowledge adalah segala sesuatu yang telah dikenali atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik dari hal yang dikenali manusia. Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal Muliono dkk, 1988. Berkenaan dengan hal yang dikenali atau diketahui seseorang dapat memahami dan mungkin melakukan tentang pengetahuan tersebut dalam situasi tertentu. Menurut penelitian Rogers 1974 sebelum orang mengadopsi prilaku baru dalam ciri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu: Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek, Interest merasa tertarik terhadap suatu stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Trial, dimana subjek sudah mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus. Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang sebab dari pengetahuan dan penelitian ternyata prilakunya yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya. Pengetahuan merupakan 6 Universitas Sumatera Utara hasil perkembangan dan pendidikan maka semakin tinggi perkembangan dan pendidikan perawat maka semakin kompleks bahasa yang dipakai dalam proses komunikasi sehingga dapat menjembatani proses komunikasi yang baik antara perawat dan pasiennya Potter Perry, 2002. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu: indra penglihatan, indra pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoadmojo, 2007 Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu Mubarok, dkk, 2007

2.1.2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoadmojo 2003, pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni: 1. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang diterima 7 Universitas Sumatera Utara 2. Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek tersebut harus bisa menjelaskan, menyimpulkan dan menyebutkan terhadap materi yang sudah diterima. 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari terhadap suatu situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lain. 4. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi kedalam kompenen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja: menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya 5. Sintesis Sintesis menunjukan suatu kemampuan meletakan bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulir baru dari formulasi yang ada. 6. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi. Penilaian tersebut bedasarkan suatu krikteria yang ditentukan sendiri ataupun menggunakan krikteria yang ada Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Fungsi Pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur yang tidak konsisiten dengan apa yang diketahui individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu consistent Notoatmodjo, 2003

2.1.4. Sumber Pengetahuan

Menurut Setyosari 2010 ada beberapa sumber pengetahuan diantaranya :

1. Pengalaman Experience

Pengalaman pribadi setiap orang sangat beragam dan berbeda. Kadang kala dengan berbekal pengalaman pribadi ini atau pengalaman yang diperoleh melalui orang lain seseorang memperoleh manfaat darinya. Namun demikian tidak semua bentuk pengalaman sesuai untuk mengatasi masalah yang kita hadapi. Untuk mencari jawaban persoalan yang bersifat sederhana atau mudah pemecahannya juaga sederhana dan tidak telalu kompleks.

2. Kewenangan Authority

Wewenang atau otoritas dimiliki oleh seseorang yang sudah memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Wewenang ini juga sering dipakai sebagai pegangan oleh seseorang dalam suatu usaha untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya.

3. Berfikir Deduktif Deductive Thinking

Berfikir deduktif ini merupakan proses berfikir yang didasarkan pada pernyataan yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus dengan menggunakan logika tertentu. Cara berfikir ini dilandasi dengan suatu system penyusunan fakta yang sudah diketahui terlebih dahulu untuk sampai pada kesimpulan yang benar. Universitas Sumatera Utara

4. Berfikir Induktif Inductive Thinking

Cara berfikir induktif pada pokoknya bertolak dari dasar pemikiran bahwa suatu kebenaran tidaklah selalu berasal dari otoritas atau kewenangan belaka. Dalam berfikir induktif seseorang harus melakukan pengamatan sendiri, mencari fakta untuk mencapai generalisasi. Cara berfikir induktif berbeda dengan deduktif yang mendasarkan pada dasar pikiran harus diketahui terlebih dahulu sebelum mencapai pada kesimpulan yang benar. Dalam berfikir secara induktif, kesimpulan akan tercapai dengan mengamati contoh, fakta, gejala atau objeknya.

5. Berfikir Ilmiah Scientific Thinking

Proses berfikir ilmiah adalah proses melakukan penalaran terhadap suatu hal sesuai dengan prosedur ilmiah. Sesuatu disebut ilmiah apabila bias ditangkap dengan rasio piker, dengan demikian sesuatu itu dikatakan rasioanal apabila cara pemikirannya dilandasi oleh prosedur ilmiah. Sesuatu yang dikatakan ilmiah apabila bias diterima oleh akal artinya menurut pertimbangan akal atau pikiran yang sehat Setyosari, 2010 Kepercayaan bedasarkan tradisi merupakan pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan yang menunjukan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara mewarisi apa saja yang ada dalam diri seseorang dan umumnya berlaku dalam kehidupan masyarakat, adat, nilai, kebiasaan dan kehidupan dalam beragama dengan kata lain pengetahuan diperoleh bedasarkan pemahaman atas sesuatu situasi baru yang berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan Aisyah, 2006 10 Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoadmojo 2007, ada beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuaan diantaranya : a. Umur Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat semakin berulang. Semakin cukup umum, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja b. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat. c. Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang baik. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolah dengan memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

2.2. Lansia

2.2.1. Definisi Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia Siti Maryam, 2008. Sedangkan menurut UU No. 13 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2, 3, 4 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Usia lanjut Universitas Sumatera Utara menurut Noorkasiani, 2008 adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun, yang selanjutnya terbagi ke dalam usia 70 - 75 tahun young old, 75 - 80 tahun old, dan lebih dari 80 tahun di katakan very old. Menurut Arisman, 2010 usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Sedangkan menurut Nugroho, 2008. Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dirimengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi. dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

2.2.2. Batasan Usia Lanjut

Menurut organisasi Kesehatan Dunia, Usia pertengahan middle age ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia elderly antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua old antara 76 sampai 90 tahun, usia sangat tua very old diatas 90 tahun.

2.2.3. Klasifikasi Lansia

Menurut Rosidawati, 2008 terdapat 5 klasifikasi pada lansia diantaranya: 1. Pralansia Prasenilis Seseorang yang berusia antara 45 - 59 tahun 2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih 12 Universitas Sumatera Utara 3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang beresiko 70 tahun atau lebihseseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan 4. Lansia potensial Menghasilkan barangjasa. Lansia yang mampu melakukan pekerjaan danatau kegiatan yang dapat 5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. 2.3. Andropause 2.3.1. Definisi Andropause Andropause adalah kondisi pria di atas umur pertengahan atau tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda, dan keluhan mirip menopause pada wanita. Karena itu istilah andropause sering disebut sebagai menopause pada pria. Akan tetapi istilah andropause merupakan istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan kondisi keluhan-keluhan tersebut. Pada andropause meskipun keluhannya mirip keluhan menopause tetapi hal ini tidak berarti bahwa kondisi dan keluhannya akan sama persis dengan wanita. Pada wanita menopause, produksi sel telur, hormon estrogen, dan siklus haid akan terhenti secara nyata. Sedangkan pria di atas umur tengah baya produksi spermatozoa dan hormon testosteron turun secara perlahanbertahap Susilo, 1998. Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, andro artinya pria sedangkan pause artinya penghentian, jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang mengalami 13 Universitas Sumatera Utara menopause dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti dengan cara yang relatif tiba-tiba, pada pria penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormone lainnya terjadi secara perlahan dan bertahap Setiawan, 2006. Andropause seperti juga menopause pada perempuan usia senja, pada kaum laki- laki juga ada istilah andropause yang belum populer di kalangan masyarakat. Secara harfiah andropause diartikan sebagai andro: kejantanan, pause: istirahat, secara awam boleh diartikan mulai istirahatnya kelaki-lakian seseorang laki-laki usia senja, sedangkan secara umum diartikan sebagai berkurangnya produksi hormon laki-laki testosteron, ada yang memberi istialah andropause sebagai klimakteriaum laki-laki. Seorang laki-laki sedang berada pada tingkat kritis fase kehidupannya, dimana terjadi perubahan fisik, hormon, dan psikis, serta penurunan aktifitas seksual. Selama proses penuaan normal pada pria, terdapat penurunan 3 sistem hormonal, yaitu hormon testosteron, dehydroephyandrosteron DHEADHEA Sulfat DHEAS, serta Insulin Growth Factor IGF dan Growth Hormon GH. Menurut Saryono, 2010 yang menyebut andropause dengan sebutan lain seperti: klimaterium pada pria, Partial Androgen Deficiency in Aging Male PADAM, Partial Testosteron Deficiency in Aging Male PTDAM, Adrenopause defisiensi DHEA, Somatopause, Viropause

2.3.2. Penyebab Andropause

Andropause dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : 1. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang berperan dalam terjadinya andropause ialah adanya pencemaran lingkungan yang bersifat kimia, psikis, dan faktor diet atau makanan. Universitas Sumatera Utara Faktor yang bersifat kimia yaitu pengaruh bahan kimia yang bersifat estrogenic. Bahan kimia tersebut antara lain: asam sulfur, difocol, pestisida, insektisida, herbisida, dan pupuk kimia. Efek estrogenic yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan penurunan hormon testosteron. Sedangkan faktor psikis yang berperan yaitu kebisingan, ketidaknyamanan, dan keamanan tempat tinggal Susilo, 1998. 2. Faktor Organik Faktor organik yang berperan dalam terjadinya andropause yaitu adanya perubahan hormonal. Pada pria yang telah mengalami penuaan, perubahan hormonal yang terjadi antara lain: a. Hormon Testosteron Testosteron adalah zat androgen utama yang tidak hanya diproduksi oleh testis, tapi juga oleh ovarium pada wanita dan kelenjar adrenal Tan, 2001. Dalam keadaan normal, kira-kira hanya 2 hormone testosteron berada dalam bentuk bebas tidak terikat, sisanya terikat pada Sex Hormone Binding Globulin SHBG, dan hanya sedikit yang terikat pada albumin serta cortisolbinding globulin. Sedangkan yang menunjukkan bioavailabilitas testosteron ialah yang memiliki bentuk bebas dan terikat pada albumin, bukan yang terikat pada SHBG. b. Hormon dehydroepiandrosteron DHEA dan dehydroepiandrosteron sulphate DHEAS Merupakan hormone yang berbentuk steroid C-19 dan merupakan steroid terbesar dalam tubuh manusia. Hormon ini terutama disekresi oleh zona reticularis kelenjar adrenal. Dalam darah, hormon ini terutama berbentuk ikatan dengan sulfat disebut sebagai dehydroepiandrosteron sulfat DHEAS. Konsentrasi Universitas Sumatera Utara DHEAS dalam darah kira-kira 300-500 kali konsentrasi konsentrasi DHEA. Sekresi DHEAS selain oleh kelenjar adrenal, sebagian kecil berasal dari konversi DHEA jaringan perifer. Hormon DHEAS, terutama akan dimetabolisir menjadi DHEA, kemudian berubah lagi menjadi σ 5 -androstenedion, kemudian akhirnya menjadi testosterone, Sisanya sebagian kecil akan dimetabolisir menjadi σ 5 - androstenediol sulfat tanpa kehilangan gugus sulfatnya dan atau sebaliknya. DHEA dalam sirkulasi kebanyakan berasal dari DHEAS dan sebagian kecil berasal dari kelenjar adrenal. DHEA yang berasal dalam sirkulasi sebagian besar terikat albumin, sisanya pada SHBG dan dalam bentuk bebas.Puncak kadar DHEADHEAS ialah pada umur 20-30 tahun. Berikutnya mulai terjadi penurunan secara perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 2 per tahun. 3. Faktor Psikogenik Faktor-faktor psikogenik yang sering dianggap dapat mendorong timbulnya keluhan adropause antara lain: a. Pensiun, b. Penolakkan terhadap kemunduran c. Stress tubuhfisik.

2.3.3. Fisiologis Andropause

Walaupun istilah andropause ditujukan untuk pria usia lanjut, tetapi gejala yang sama juga terjadi pada pria berusia lebih muda yang mengalami kekurangan hormon androgen.. Testosteron merupakan hormon seks pria yang paling penting Pangkahila, 2006. Testosteron disekresikan oleh sel-sel interstisial leydig di dalam testis. Testis mensekresi beberapa hormon kelamin pria, yang secara bersamaan disebut dengan androgen, termasuk testosteron, dihidrotestosteron, dan Universitas Sumatera Utara androstenedion. Testosteron jumlahnya lebih banyak dari yang lain sehingga dapat dianggap sebagai hormon testicular terpenting, walaupun sebagian besar testosteron diubah menjadi hormone dihidrotestosteron yang lebih aktif pada jaringan target Guyton dan Hall, 1997. Nilai rujukan normal testosteron total adalah 300-1100 ngdl Sayono, 2010, Richard 2002 menyatakan kadar testosteron pada pria dewasa adalah sebagai berikut: free testosteron sebesar 0,47-2,44 ngdl atau 1,6 - 2,9, sedangkan kadar testosteron dan kadar testosteron SHBG Sex Hormone Binding Globulin diklasifikasikan berdasarkan usia seperti tabel berikut ini: Tabel 1 . Kadar Testosteron dan Kadar Testosteron SHBG Sex Hormone Binding Globuli Kadar Testosteron Kadar Testosteron HSBG Usia ngdl Usia nmoll 20 – 39 400 - 1080 13 – 15 13 – 63 40 – 59 350 - 890 16 – 18 13 – 71 60 350 - 720 19 11 – 54 Testosteron total terdiri dari 60 testosteron terikat globulin SHBG, 38 testosteron terikat albumin, dan 2 testosteron bebas. Komponen aktif dari testosteron adalah testosteron terikat albumin dan testosteron bebas yang kemudian diubah oleh enzim menjadi estradiol dengan aromatase dan dehidrotestosteron dengan 5 alfa reduktase. Testosteron antara lain bertanggungjawab terhadap berbagai sifat maskulinisasi tubuh. Pengaruh Universitas Sumatera Utara testosteron pada perkembangan sifat kelamin primer dan sekunder pada pria dewasa antara lain Guyton dan Hall, 1997: 1. Sekresi testosteron setelah purbetas menyebabkan skrotum, testis, penis kira - kira membesar delapan kali lipat sampai usia kurang dari 20 tahun 2. Pengaruh pada penyebaran bulu rambut tubuh antara lain diatas pubis, ke arah sepanjang linea alba kadang-kadang sampai umbilicus dan diatasnya, serta pada wajah dan dada. 3. Menyebabkan hipertropi mukosa laring dan pembesaran laring. Pengaruh terhadap suara pada awalnya terjadi “suara serak”, tetapi secara bertahap berubah menjadi suara bass maskulin yang khas. 4. Meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan kekasaran jaringan subkutan. 5. Meningkatkan pembentukan protein dan peningkatan massa otot. 6. Berpengaruh pada pertumbuhan tulang dan retensi kalsium. Testosteron meningkatkan jumlah total matriks tulang dan menyebabkan retensi kalsium. 7. Testosteron juga berpengaruh penting pada metabolisme basal, produksi sel darah merah, sistem imun, serta pengaturan elektrolit dan keseimbangan cairan tubuh.

2.3.4. Gejala dan Tanda Andropause

. Menurut Saryono, 2010 penurunan kadar hormon testosteron pada pria menimbulkan beberapa gejala dan keluhan pada berbagai aspek kehidupan, antara lain : 18 Universitas Sumatera Utara 1. Gangguan vasomotor yaitu gangguan kenyamanan secara umum, tubuh terasa panas, insomnia, berkeringat, rasa gelisah dan takut terhadap perubahan yang terjadi. 2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati yaitu Mudah lelah, menurunnya motivasi terhadap berbagai hal, berkurangnya ketajaman mental, depresi, dan hilangnya kepercayaan diri. 3. Gangguan virilitas yaitu Mudah lelah, berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdomen, dan osteoporosis 4. Gangguan seksual yaitu Menurunnya libido yang berimbas pada menurunnya minat terhadap aktivitas seksual, kualitas orgasme yang menurun. berkurangnya kemampuan ereksi atau disfungsi ereksi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi. Khusus mengenai fungsi seksual, terjadi keluhan dan gejala sebagai berikut: Menurunnya dorongan seksual, memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai ereksi penis, memerlukan rangsangan langsung pada penis untuk mencapai ereksi penis, berkurangnya kekakuan pada penis, berkurangnya itensitas enjakulasi.

2.3.5. Dampak Andropause 1. Osteoporosis

Pada pria, testosterone berperan juga dalam menjaga keseimbangan otot dan tulang. Dengan bertambahnya usia dan menurunnya kadar testosterone, kemampuan kembali pembentukan jaringan tulang semakin menurun sehingga menunjukan pola yang mirip dengan osteoporosis. Universitas Sumatera Utara 2. Kanker Prostat Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat dengan sel kelenjar prostat yang tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Ukurannya kecil dan terletak dibawah kandung kemih mengelilingi saluran kencing uretra. Prostat memegang peranan penting dalam produksi cairan enjakulasi yang fungsinya memproduksi cairan prostatyang menyediakan zat makanan bagi sel sperma. Kanker tersebut terjadi karena proses reduksi terhadap hormone testosterone akibat pengaruh enzim 5 alfa reduktase menjadi hormone dihidrotestosterone. Perubahan yang berlangsung secara bertahap ini menyebabkan makin tingginya kadar dihidrotestosterone sehingga pembesaran prostat pun terjadi.

3. Penyakit Jantung

Resiko pria terkena arterosklerosis cenderung meningkat setelah terjadi andropause. Fenomena ini terjadi dikarenakan menurunnya kadar testosterone sejalan dengan proses penuaan. Kadar testosterone yang rendah akan menyebabkan peningkatan faktor resiko penyakit jantung.

4. Angina Pektoris

Akibat penurunan kadar testosterone juga mengakibatkan terjadinya angina pectoris pada pria.

2.3.6. Terapi dan Pencegahan Andropause

Menurut Saryono 2010 Terapi andropause dapat dilakukan secara ilmiah. Kombinasi diet dan olahraga dengan tidur yang cukup dan tingkat stress yang rendah membantu memperkuat produksi testosterone. Metode lain termasuk mengkonsumsi suplemen ekstra tumbuhan yang dapat membantu dalam Universitas Sumatera Utara mengatasi masalah andropause. Terapi testosterone terdapat berbagai sediaan termasuk di temple di kulit skin patches, kapsul, jel dan injeksi. 1. Skin Patches Terapi ini yang berisi testosterone di tempelkan di kulit dimana testosterone di lepaskan secara perlahan ke dalam darah untuk mencegah munculnya gejala yang disebabkan oleh kekurangan testosterone. Terapi ini dipasang di daerah yang kering seperti punggung, abdomen, lengan atas atau paha. 2. Gel Testosterone Terapi ini juga dipakai langsung di kulit misalnya pada lengan. Untuk menghindari kontak dengan orang lain, seseorang yang melakukan terapi gel dianjurkan mencuci tangan sesudah melakukan terapi ini. 3. Kapsul Terapi dalam bentuk kapsul ini biasanya dikonsumsi 2 kali sehari setelah makan. Pria yang menderita penyakit hati, penyakit jantung, penyakit ginjal atau kelebihan kalsium didalam darah sebaiknya menghindari terapi pemberian kapsul testosterone. 4. Injeksi Testosterone Terapi injeksi testosterone testosterone cypionate testosterone enanthate diberikan setiap 3 sampai 4 minggu. Efek dari obat ini menyebabkan suasana hati menjadi labil akibat perubahan hormone testosterone. Bagi penderita penyakit jantung, penyakit ginjal, kelebihan kalsium berlebihan dalam darah sebaiknya menghindari terapi testosterone cypionate sedangkan bagi penderita penyakit ginjal sebaiknya mendapat terapi testosterone enanthate. Tetosterone tidak boleh berikan oleh pasien dengan kanker prostat atau payudara. Universitas Sumatera Utara

2.3.7. Manfaat Pengobatan Terapi Hormon Testosterone

Menurut Saryono 2010 ada Beberapa manfaat dari terapi hormone testosterone yaitu: 1. Emosi dan rasa penghargaan diri membaik 2. Energi secara fisik dan mental meningkat 3. Kemarahan, mudah tersinggung, kesedihan, kelelahan, dan rasa gugup berkurang 4. Kualitas tidur membaik 5. Libido dan kemampuan seksual meningkat 6. Massa tubuh meningkat dan lemak berkurang 7. Kekuatan otot bertambah 8. Penurunan resiko penyakit jantung 22 Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Adapun kerangka konsep penelitian ini tentang Pengetahuan Lansia Tentang Andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut : Skema 3.1 Pengetahuan Lansia Tentang Andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat Pengertian Andropause Penyebab Andropause Tanda Gejala Andropause Dampak Andropause Pencegahan Andropasue Pengetahuan Lansia Tentang Andropause: - Baik - Cukup - Kurang 23 Universitas Sumatera Utara 3.2.Tabel Definisi Operasional NO Variabel Penelitian Definisi Operasiaonal Alat Ukur Skala Hasil Ukur 1 Pengetahuan Lansia Andropause adalah kondisi pria di atas umur pertengahan atau tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda, dan keluhan mirip menopause pada wanita Penyebab Andropause terdiri dari 3 faktor yaitu: faktor lingkungan, faktor organik dan faktor psikogenik. Gejala Andropause terdiri dari: Gangguan Vasomotor tubuh terasa panas, Kuisioner dengan 15 pernyataan Ordinal Baik, bila responden mendapat skor 26 - 30 dari 15 pernyataan Cukup, bila responden mendapat skor 21 - 25 dari 15 pernyataan Kurang, bila responden mendapat skor 15-20 dari 15 pernyataan 24 Universitas Sumatera Utara berkeringat, rasa gelisah dan takut Gangguan Kognitif mudah lelah, depresi, kehilangan kepercayaan diri, berkuranganya ketajaman mental Gangguan Virilitas kurangnya bertenaga, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah perut Gangguan seksual menurunnya libido, menurunnya aktifitas seksual, kemampuan ereksi berkurang Dampak Andropause: Osteoporosis, Universitas Sumatera Utara Kanker Prostat, Penyakit jantung, Angina Pektoris Pencegahan Andropause: Kapsul Skin Patches, gel testosterone, Injeksi testosteron Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka desain penelitian yang digunakan deskriptif untuk mengetahui bagaimana pengetahuan lansia tentang andropause. 4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti Notoadmojo, 2002. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruh lansia pria yang berusia 60 tahun keatas, populasi dalam penelitian ini adalah 57 orang yang ada di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah objek yang dianggap mewakili seluruh populasi. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sebagai penelitian populasi, tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih, dalam penelitian ini sampel yang berusia 60 tahun keatas sebanyak 57 orang. Dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat dengan pertimbangan efisien biaya dan efektifitas waktu karena penelitian ini dilakukan pada masa studi tepatnya bulan September sd November 2012. Lokasi penelitian ditempat ini dipilih dengan alasan karena didesa tersebut banyak terdapat lansia. 27 Universitas Sumatera Utara

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Muda di Kelurahan Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

2 94 114

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Masyarakat Kabupaten Langkat Kecamatan Secanggang Desa Cinta Raja Dusun Ii Emplasemen PT. Buana Estate Tentang Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner (Pjk)

4 88 83

Solidaritas Kekerabatan Pada Masyarakat Jawa Perantauan (Studi Deskriptif Di Kelurahan Sawit Seberang, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat)

20 108 98

KONTRIBUSI KEGIATAN KARANG TARUNA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA REMAJA DI DESA ALURGADUNG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT.

1 5 19

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN USIA MUDA DI KELURAHAN SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 13

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 1 18

Pengetahuan Lansia Tentang Andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 21