OksidaSilikaSiO
2
+ Oksida Alumina Al
2
O
3
+ Oksida Besi Fe
2
O
3
, minimum 70
50
Trioksida Sulfur SO
3
, maksimum 5.0
5.0 Kadar Air, maksimum
3.0 3.0
Kehilangan Panas, maksimum 6.0
6.0 Penggunaan sampai dengan 12 masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau
hasil test laboratorium menunjukkan demikian
2.5 Material Paving Block
Material penyusun pada paving block yang akan digunakan antara lain semen Portland PC, agregat halus dan air.
2.5.1 Semen Portland PC
Semen merupakan bahan hidrolik campuran yang kimiawi aktif setelah berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan penting dalam reaksi
kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi yang dapat mencegah perubahan-perubahan volume beton setelah pengadukan selesai dan memperbaiki
keawetan beton yang dihasilkan. Bahan utama pembentuk semen portland adalah kapur CaO, silica SiO
3
, alumina Al
2
O
3
, sedikit magnesia MgO, dan terkadang sedikit alkali Tri Mulyono 2003. Bahan-bahan ini membentuk senyawa-senyawa kimia utama
yang menyusun semen Portland yaitu : a.
Trikalsium Silikat C
3
S
Universitas Sumatera Utara
Senyawa ini cepat bereaksi dan menghasilkan panas jika terkena air. Panas tersebut akan mempengaruhi kecepatan mengeras sebelum hari ke – 14.
b. Dikalsium Silikat C
2
S Senyawa ini lebih lambat bereaksi dengan air dan hanya berpengaruh
terhadap semen setelah umur 7 hari. c.
Trikalsium Aluminat C
3
A Senyawa ini bereaksi secara cepat, memberikan kekuatan awal yang
sangat cepat pada 24 jam pertama. d.
Tetrakalsium Aluminoferrit C
4
AF Senyawa ini kurang berpengaruh terhadap kekerasan semen atau beton
sehingga konntribusinya dalam peningkatan kekuatan beton kecil.
Tabel 2.5 Persentase Komposisi Semen Portland
Komposisi dalam persen Karakteristik
Umum
C
3
S C
2
S C
3
A C
4
AF CaSO
4
C
a
O M
g
O
Universitas Sumatera Utara
Tipe I, Normal
49 25
12 8
2,9 0,8
2,4 Semen untuk
semua tujuan
Tipe II, Modifikasi
46 29
6 12
2,8 0,6
3 Relatif sedikit
pelepasan panas,
digunakan untuk struktur
besar
Tipe III, Kekuatan Awal
Tinggi
56 15
12 8
3,9 1,4
2,6 Mencapai
kekuatan awal yang tinggi
pada umur 3 hari
Tipe IV, Panas Hidrasi Rendah
30 46
5 13
2,9 0,3
2,7 Dipakai pada
bendungan beton
Tipe V, Tahan Sulfat
43 36
4 12
2,7 0,4
1,6 Dipakai pada
struktur yang diekspose
terhadap sulfat
Sumber : Nawyi, 1985 : 11
2.5.2 Agregat Halus
Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 dan No. 100 saringan standar amerika. Agregat halus yang
Universitas Sumatera Utara
baik harus bebas bahan organik, lempung, partikel yang lebih kecil dari saringan No. 100 atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton.
Adapun syarat-syarat untuk agregat halus berdasarkan ASTM C. 33 adalah 1.
Modulus Kehalusan butiran 2,3 sampai 3,1 2.
Susunan gradasi harus memenuhi syarat seperti table berikut :
Tabel 2.6 Susunan Gradasi Untuk Agregat halus
Ukuran lubang ayakan Persen lolos Kumulatif
38 in 9,5 mm 100
No. 4 4,75 mm 95-10
No.8 2,36 mm 80-100
No.16 1,18 mm 50-85
No.30 0,6 mm 25-60
No. 50 0,3 mm 10-30
No.100 0,15 mm 2-10
Sumber : Nawy, Edward G,1985: 15 3.
Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron 0,074 mm atau No. 200 dalam persen berat maksimum,
• Untuk beton yang mengalami abrasi sebesar 3,0 • Untuk beton jenis lainnya sebesar 5
4. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah dirapikan maksimum
3 5.
Kadar arang dan lignit
Universitas Sumatera Utara
• Bila tampak permukaan beton dipandang penting beton akan diekspos maksimum 0,5
• Beton jenis lainnya, maksimum 1,0 6.
Kadar zat organik yang ditentukan dengan mencampur agregat halus dengan larutan natrium sulfat NaSO
4
3 , tidak menghasilkan warna yang lebih tua dibanding warna standard. JIka warnanya lebih tua maka
ditolak kecuali • Warna lebih tua timbul karena sedikit adanya arang lignit atau
yang sejenis lainnya • Ketika diuji dengan uji perbandingan kuat tekan beton yang dibuat
dengan pasir standard silica hasilnya menunjukkan nilai lebih besar dari 95 .
7. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton yang
berhubungan dengan basah dan lembab atau yang berhubungan dengan bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen, dimana penggunaan
semen yang mengandung natrium oksida tidak lebih dari 0,6 8.
Kekekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 10 dan jika dipakai magnesium sulfat, maksimum 15 .
2.5.3 Air
Universitas Sumatera Utara
Fungsi air pada campuran paving block adalah untuk membantu reaksi kimia yang menyebakan berlangsungnya proses pengikatan. Persyaratan air menurut
British Standard BS.3148-80 adalah sebagai berikut : a.
Gabungan ion-ion yang terdapat dalam air yaitu kalsium, magnesium, natrium, kalium, bikarbonta, sulfat, klorida, dan kadang-kadang karbonat
tidak melebihi 2000 mg per liter. b.
Konsentrasi NaCl atau garam dapur dalam air harus lebih kecil dari 2000 ppm part per million dan kandungan sulfat dalam air harus lebih kecil
dari 1250 ppm c.
Air campuran asam tidak boleh melebihi pH 3,00 d.
Konsentrasi air dengan kandungan basa Natrium hidroksida harus lebih rendah dari 0,5 dari berat semen.
e. Kadar gula dalam air tidak boleh melebihi 0,2 dari berat semen.
f. Air yang mengandung minyak tidak boleh melebihi 2 dari berat semen.
Nugraha, 2007 Pemakaian air pada pembuatan campuran harus pas karena pemakaian air
yang terlalu berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai dan hal tersebut akan mengurangi kekuatan pving block
yang akan dihasilkan. Sedangkan terlalu sedikit air akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga dapat mengurangi kekuatan paving
block yang akan dihasilkan.
2.6 Penambahan Serat fiber Terhadap Beton