Bahan Tambah Admixture TINJAUAN PUSTAKA

Konvensional • Dapat dilakukan oleh pemodal kecil • Alat cetak relative murah • Dapat dilakukan dimana dan oleh siapa saja home industry • Kuat tekan umumnya rendah dan tidak stabil • Dalam sekali cetak hanya satu buah paving • Tidak dapat diproduksi secara massal Mekanis • Kuat tekan yang dihasilkan relative stabil sesuai mix design • Dalam sekali cetak, lebih dari satu paving tergantung jumlah alat cetak • Dapat diproduksi secara massal • Hanya bisa dilakukan oleh pemodal besar • Alat cetak relative mahal • Tidak dapat dilakukan disembarang tempat home industry Sumber : Studi lapangan, 2012 di” Home Industry Paving Block Hery”

2.4 Bahan Tambah Admixture

Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar sebaiknya tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini cenderung merupakan pengganti atau subsitusi dari dalam campuran beton itu sendiri sehingga kecenderungan perubahan komposisi dalam berat atau volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah Tri Mulyono, 2004. Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton mortar, dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi chemical admixture dan bahan Universitas Sumatera Utara tambah yang bersifat mineral additive. Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan pengecoran placing, sedangkan bahan tambah additive ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan. Bahan tambah additive merupakan bahan tambah yang lebih banyak bersifat penyemenan jadi bahan tambah additive lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja kekuatannya. • Abu terbang batu bara fly ash Penelitian ini menggunakan abu terbang batu bara fly ash sebagai bahan tambah dalam meningkatkan kuat tekan paving block. Fly ash yang digunakan untuk penelitian ini adalah fly ash dari PT ADHI KARYA. Menurut ASTM C.618 ASTM, 1995: 304 abu terbang fly ash didefenisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur lime lebih dari 10 beratnya.Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silica yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat. Tabel 2.4 Kandungan Kimia Fly Ash Berdasarkan ASTM C. 618 -95 : 305 Senyawa Kimia Jenis F Jenis C Universitas Sumatera Utara OksidaSilikaSiO 2 + Oksida Alumina Al 2 O 3 + Oksida Besi Fe 2 O 3 , minimum 70 50 Trioksida Sulfur SO 3 , maksimum 5.0 5.0 Kadar Air, maksimum 3.0 3.0 Kehilangan Panas, maksimum 6.0 6.0 Penggunaan sampai dengan 12 masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau hasil test laboratorium menunjukkan demikian

2.5 Material Paving Block