Tinjauan Umum Teori Tentang Bahan Bangunan Berbasis Semen Teori Tentang Paving Block

0.5 30

0.25 4 4 5 13 0.5 30 0.50 4 4 5 13

0.5 30

0.75 4 4 5 13

0.5 30

1 .0 4 4 5 13 ∑ 65

1.6 Manfaat Penelitian

• Dari hasil penelitian ini kiranya dapat kita jadikan suatu acuan bahwa penggunaan fly ash, serat poly ethylene terephtalate sebagai komponen pembentuk paving yang merupakan suatu pilhan yang patut dipertimbangkan untuk mengubah sifat paving sesuai yang diinginkan. • Penggunaan serat poly ethylene terephtalate pada paving dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kuat kejut, kuat tekan. • Mengurangi volume dan efek pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik khususnya botol minuman ringan berlogo PET.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang Pemanfaatan Limbah Botol Plastik sebagai Bahan Eco plafie economic Universitas Sumatera Utara plastic fiber yang berkonsep Ramah Lingkungan dengan Uji tekan ,Uji kejut dan Serapan air. Materi yang dibahas antara lain : • Bahan bangunan berbasis semen dan teori tentang paving block. • Material paving block, Serat plastik Polyethylene Terepthalate dan Bahan tambah admixture , Perawatan paving block • Metode pembuatan paving block di masyarakat. • Pengujian kuat tekan , kuat kejut, serapan air • Penelitian sejenis yang pernah dilakukan

2.2 Teori Tentang Bahan Bangunan Berbasis Semen

Bahan bangunan berbasis semen di antaranya adalah : • Mortar, yaitu didefenisikan sebagai bahan yang diperoleh dari mencampurkan agregat halus, semen portland dan air SNI 03-0691-1996 • Beton, yaitu didefenisiskan sebagai bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen portland dan air PBI, 1971. • Paving block, yaitu didefenisikan sebagai suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat abu batu pasir dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya SNI 03-0691-1996. Paving block digunakan pada perkerasan jalan.

2.3 Teori Tentang Paving Block

Universitas Sumatera Utara Bata beton paving block merupakan salah satu jenis beton non structural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir, trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 19971998, dimulai dengan pemasangan trotoar di Jalan Thamrin dan untuk terminal bis Pulogadung, keduanya di Jakarta. Paving block dapat berwarna seperti aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai baik didalam maupun diluar bangunan.

2.3.1 Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

Keberadaan paving block bisa menggantikan aspal dan pelat beton, dengan banyak keuntungan yang dimilikinya. Paving block mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai lapisan perkerasan lapangan terbang, terminal bis, parkir mobil , pejalan kaki, taman kota dan tempat bermain. Penggunaan paving block memiliki beberapa keuntungan, antara lain : • Dapat diproduksi secara manual • Dapat diaplikasikan pada pembangunan jalan dengan tanpa memerlukan keahlian khusus. • Pada kondisi pembebanan yang normal paving block dapat digunakan selama masa-masa pelayanan dan paving block tidak mudah rusak • Paving block lebih mudah dihamparkan dan langsung bisa digunakan tanpa harus menunggu pengerasan seperti pada beton. • Tidak menimbulkan kebisingan dan gangguan debu pada saat pengerjaannya. Universitas Sumatera Utara • Paving block menghasilkan sampah konstruksi lebih sedikit dibandingkan penggunaan pelat beton. • Adanya pori-pori pada paving block meminimalisasi aliran permukaan dan memperbanyak infiltrasi dalam tanah. • Perkerasan dengan paving block mampu menurunkan hidrokarbon dan menahan logam berat. • Paving block memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain dengan pola dan warna yang indah . • Perbandingan harganya lebih rendah dibanding dengan jenis perkerasan konvensional yang lain. • Pemasangannya cukup mudah dan biaya perawatannya pun murah. Kelemahan Paving Block : • Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman dengan kendaraan yang berkecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan pemukiman dan perkotaan yang padat.

2.3.2 Klasifikasi Paving Block

Berdasarkan SK SNI T – 04 – 1990 – F , klasifikasi paving block blok beton didasarkan atas bentuk, tebal, kekuatan, dan warna. Klasifikasi tersebut antara lain : 1. Klasifikasi berdasarkan bentuk Universitas Sumatera Utara Bentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu : a. Paving block bentuk segi empat b. Paving block bentuk segi banyak Gambar 2.1 Bentuk Paving Block Pola pemasangan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan penggunaanya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata stretcher , anyaman tikar basket weave , dan tulang ikan herring bone . Untuk perkerasan jalan diutamakan pola tulang ikan karena mempunyai kuncian yang baik. Dalam proses pemasangannya, paving block harus berpinggul dan pada tepi susunan paving block biasanya ditutup dengan pasak yang berbentuk topi uskup. Universitas Sumatera Utara Pola Anyaman Tikar Penguncian Sedang Pola Tulang Ikan 45º Penguncian Paling Baik Pola Tulang Ikan 90º Penguncian Paling Baik Pola Susun Bata Penguncian Paling Rendah Gambar 2.2 Pola Pemasangan Paving Block 2. Klasifikasi berdasarkan ketebalan Ketebalan paving block ada tiga macam, yaitu : a. Paving block dengan ketebalan 60 mm b. Paving block dengan ketebalan 80 mm c. Paving block dengan ketebalan 100 mm Universitas Sumatera Utara Pemilihan bentuk dan ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana penggunaanya dan kuat tekan paving block tersebut juga harus diperhatikan. 3. Klasifikasi berdasarkan kekuatan a. Paving block dengan mutu beton f’c 37,35 MPA b. Paving block dengan mutu beton f’c 27,0 MPA 4. Klasifikasi berdasarkan warna Warna yang tersedia dipasaran antara lain abu-abu, hitam, dan merah. Paving block yang berwarna kecuali untuk menambah keindahan juga dapat digunakan untuk member batas pada perkerasan seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain.

2.3.3 Standar Mutu Paving Block

Standar mutu yang harus dipenuhi paving block untuk lantai menurut SNI 03 – 0691 – 1996 adalah sebagai berikut : 1. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak – retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan. 2. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai tergantung dari persetujuan antara pemakai dan produsen. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran, dan konstruksi pemasangan paving block untuk lantai. Universitas Sumatera Utara 3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan kurang lebih 3 mm. 4. Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik sebagai berikut : Tabel 2.1 Kekuataan Fisik Paving Block Mutu Kegunaan Kuat Tekan kg cm 2 Ketahanan Aus mm menit Penyerapan Air Rata- rata Maks Rata 2 Min Rata 2 Min A Perkerasan jalan 400 350 0,0090 0,103 3 B Tempat parkir mobil 200 170 0,1300 1,149 6 C Pejalan kaki 150 125 0,1600 1,184 8 D Taman Kota 100 85 0,2190 0,251 10 Sumber : SNI 03 - 0691 – 1996 5. Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat, dan kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum 1 .

2.3.4 Metode pembuatan Paving Block di masyarakat

Cara pembuatan paving block yang biasanya digunakan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu : 1. Metode Konvensional Universitas Sumatera Utara Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kita dan lebih dikenal dengan metode gablokan. Pembuatan paving block cara konvensional dilakukan dengan menggunakan alat gablokan dengan beban pemadatan yang berpengaruh terhadap tenaga orang yang mengerjakan. Metode ini banyak digunakan oleh masyarakat sebagai industry rumah tangga karena selain alat yang digunakan sederhana, juga mudah dalam proses pembuatannya sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Proses produksi ini menghasilkan paving block K-50 sd K-100.Selain itu tingkat abrasi paving manual masih cukup tinggi baik karena goresan, hujan dan tempaan panas. Gambar 2.3 Alat Cetak Paving Manual 2. Metode Mekanis Metode mekanis didalam masyarakat biasa disebut metode press. Metode ini masih jarang digunakan karena untuk pembuatan paving block dengan metode mekanis membutuhkan alat yang harganya relatif mahal. Metode mekanis ini biasanya digunakan oleh pabrik dengan skala industry sedang atau besar. Metode mekanis ada dua yakni : • Metode Vibrator Universitas Sumatera Utara Proses produksi dengan cara ini biasanya menghasilkan paving dengan mutu K-150 sd K-225. Adapun penggunaanya sebaiknya untuk pedestrian dan lahan parkir yang tidak terlalu luas dengan beban yang terlalu berat. Gambar 2.4 Mesin Press Vibrasi Paving • Metode Hidrolik Proses produksi dengan mesin hidrolik menghasilkan paving block dengan mutu K-225 ke atas.Adapun penggunaanya dapat diaplikasikan pada semua tempat, baik untuk pedestrian maupun parkiran yang luas dengan beban yang cukup berat. Untuk hasil akhir dan penggunaan jangka panjang disarankan menggunakan paving press hidrolik. Karakter paving block tidak sama dengan keramik. Paving block lebih kasar, adakalanya bentuknya tidak terlalu mirip satu sama lainnya, sedangkan keramik lebih halus dan bentuknya hampir mulus semua. Jangan melihat bentuk fisiknya saja tetapi lihatlah setelah terpasang. Universitas Sumatera Utara Gunakan paving block pada area-area strategis seperti pedestrianjogging track, jalan lingkungan perumahan, area parkir gedungrukorumas sakit, halaman rumah dan lain-lain. Dengan menggunakan paving block sebagai penutup permukaan bumi berarti memberikan celah air untuk masuk sehingga kadar air dibawahnya masih bagus. Selain itu dengan paving block kita bisa membuat berbagai macam variasi pemasangan yang dapat disesuaikan dengan keinginan kita, dan tentunya dengan perawatan yang lebih mudah dan lebih murah. Gambar 2.5 Mesin Hidrolik Paving Block Dari metode pembuatan paving block diatas, terdapat kelebihan dan kekurangan dari tiap metode yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Keuntungan Dan Kerugian Metode Mekanis Dan Metode Konvensional Metode Keuntungan Kerugian Universitas Sumatera Utara Konvensional • Dapat dilakukan oleh pemodal kecil • Alat cetak relative murah • Dapat dilakukan dimana dan oleh siapa saja home industry • Kuat tekan umumnya rendah dan tidak stabil • Dalam sekali cetak hanya satu buah paving • Tidak dapat diproduksi secara massal Mekanis • Kuat tekan yang dihasilkan relative stabil sesuai mix design • Dalam sekali cetak, lebih dari satu paving tergantung jumlah alat cetak • Dapat diproduksi secara massal • Hanya bisa dilakukan oleh pemodal besar • Alat cetak relative mahal • Tidak dapat dilakukan disembarang tempat home industry Sumber : Studi lapangan, 2012 di” Home Industry Paving Block Hery”

2.4 Bahan Tambah Admixture