ketebalan dinding tubulus seminiferus akan berkurang menipis, sehingga diameter tubuli seminiferi juga akan menjadi lebih kecil. Penyusutan diameter tubulus
seminiferus akan menyebabkan penurunan volume testis.
Menurut Kuswahyuni 2008, volume normal testis berhubungan dengan kualitas semen yang dipengaruhi oleh libido seksual pejantan. Adanya perangsangan
yang berulang dengan selang waktu antar rangsangan yang masih dekat, dapat meningkatkan hormon gonadotropin yang akan menginduksi hormon testosteron
untuk spermatogenesis yang optimum. Dikatakan pula oleh Hafez 1980, volume semen merupakan cairan yang berasal dari kelenjar aksesori yang produksinya
dirangsang oleh hormon testosteron. Perangsangan yang relatif sama menyebabkan produksi semen tidak berbeda nyata yang berkaitan dengan volume testis.
Pemberian vitamin C tidak dapat memulihkan volume testis mencit yang telah terpajan oleh MSG. Hal ini mungkin disebabkan oleh dosis vitamin C yang diberikan
belum efektif dalam memulihkan volume testis. Menurut Sinuraya 2011, vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada konsentrasi yang tinggi. Pemberian vitamin E,
dan kombinasi vitamin C dan E mampu memulihkan volume testis yang telah terpajan oleh MSG. Menurut penelitian yang telah dilakukan Iswara 2009, vitamin C bekerja
secara sinergis dengan vitamin E dalam mempertahankan jumlah spermatozoa dengan menangkap radikal bebas dari allethrin dalam obat nyamuk, vitamin E
meyumbangkan satu elektronnya kepada radikal yang kemudian berubah menjadi vitamin E radikal dan selanjutnya akan distabilkan oleh vitamin C. Vitamin C yang
bersifat radikal selanjutnya akan berubah menjadi stabil kembali oleh enzim antioksidan di dalam tubuh.
4.3 Diameter Tubulus Seminiferus
Hasil pengamatan diameter tubulus seminiferus dapat dilihat pada Gambar 3. Diameter tubulus seminiferus pada K- dan K+ adalah 4100,4 µm dan 4129,82 µm.
Pada P1 diameter tubulus seminiferus mengalami penurunan sebesar 18. Diameter
Universitas Sumatera Utara
tubulus seminiferus pada P2, P3, dan P4 terjadi pemulihan masing-masing sebesar 10,59, 14,08, dan 18,16.
Gambar 4.3 Diameter tubulus seminiferus testis µm masing-masing perlakuan. Huruf yang sama pada perlakuan yang berbeda adalah tidak
berbeda nyata pada taraf 5 p0,05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa diameter tubulus seminiferus testis
mencit pada P1 berbeda nyata P0,05 dengan K-, K+, dan P4. Diameter tubulus seminiferus testis mencit pada P1 tidak berbeda nyata P0,05 dengan kelompok P2
dan P3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian MSG dapat menurunkan diameter tubulus seminiferus testis mencit. Menurunnya diameter tubulus seminiferus ini
diduga karena kadar hormon FSH terganggu sehingga tidak dapat mempertahankan ukuran diameter tubulus seminiferus. Menurut Nelsen 1992, diameter tubulus
seminiferus ditentukan oleh kerjasama antara follicle stimulating hormone FSH dan luteinizing hormone LH. Kerjasama ini ditentukan oleh adanya FSH, sebab tanpa
FSH maka LH tidak dapat mempertahankan keadaan normal ukuran diameter tubulus seminiferus, sehingga tubulus tersebut akan mengecil.
Menurut Elpiana 2011, MSG yang berlebihan menyebabkan penurunan sekresi hormon-hormon gonadotropin yaitu FSH dan LH. Menurut Purwoko 2010,
penurunan GnRH menyebabkan turunnya hormon LH dan FSH, kemudian disusul dengan penurunan testosteron. Penurunan testosteron ini menyebabkan turunnya
Universitas Sumatera Utara
libido seksual, spermatogenesis dan diameter tubulus seminiferus. Menurut penelitian Das dan Ghosh 2010, pemberian MSG pada tikus menunjukkan mengecilnya
diameter tubulus seminiferus dibandingkan dengan kontrol.
Pemberian vitamin C dan vitamin E secara tunggal kurang mampu menunjukkan pengaruh yang besar dalam memulihkan diameter tubulus seminiferus
testis mencit yang dipajan MSG. Pemberian vitamin C dan E secara bersamaan mampu memulihkan diameter tubulus seminiferus testis mencit yang dipajan MSG.
Hal ini menunjukkan bahwa vitamin C dan E secara bersamaan berfungsi lebih baik dalam menangkal radikal bebas yang ditimbulkan MSG sehingga dapat meningkatkan
diameter tubulus seminiferus testis mencit.
4.4 Jumlah Sel Spermatogenik