substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan olehnya.
4.2 Volume Testis
Hasil pengamatan volume testis mencit dapat dilihat pada Gambar 2. Volume testis mencit pada K- adalah 114,49 cm
3
dan pada K+ adalah 114,63 cm
3
. Volume testis mencit pada P1 mengalami penurunan sebesar 32,41. Pada P2, P3, dan P4
mengalami peningkatan volume testis mencit masing-masing sebesar 19,83, 32,83, dan 31,95.
Gambar 4.2 Volume testis cm
3
masing-masing perlakuan.
Huruf yang sama pada perlakuan yang berbeda adalah tidak berbeda nyata pada
taraf 5 p0,05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa volume testis terdapat perbedaan yang nyata
P0,05 antara P1 dengan K-, K+, P3, dan P4, tetapi volume testis tidak terdapat perbedaan yang nyata P0,05 antara P1 dengan P2. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian MSG dapat menurunkan volume testis mencit. Kesimpulan sementara bahwa reduksi jumlah sel spermatogenik tubulus seminiferus berlangsung terus
menerus berpengaruh signifikan terhadap volume testis. Pemberian MSG menyebabkan gangguan proses spermatogenesis sehingga jumlah sel spermatogenik
akan berkurang, dengan berkurangnya jumlah lapisan sel spermatogenik maka
Universitas Sumatera Utara
ketebalan dinding tubulus seminiferus akan berkurang menipis, sehingga diameter tubuli seminiferi juga akan menjadi lebih kecil. Penyusutan diameter tubulus
seminiferus akan menyebabkan penurunan volume testis.
Menurut Kuswahyuni 2008, volume normal testis berhubungan dengan kualitas semen yang dipengaruhi oleh libido seksual pejantan. Adanya perangsangan
yang berulang dengan selang waktu antar rangsangan yang masih dekat, dapat meningkatkan hormon gonadotropin yang akan menginduksi hormon testosteron
untuk spermatogenesis yang optimum. Dikatakan pula oleh Hafez 1980, volume semen merupakan cairan yang berasal dari kelenjar aksesori yang produksinya
dirangsang oleh hormon testosteron. Perangsangan yang relatif sama menyebabkan produksi semen tidak berbeda nyata yang berkaitan dengan volume testis.
Pemberian vitamin C tidak dapat memulihkan volume testis mencit yang telah terpajan oleh MSG. Hal ini mungkin disebabkan oleh dosis vitamin C yang diberikan
belum efektif dalam memulihkan volume testis. Menurut Sinuraya 2011, vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada konsentrasi yang tinggi. Pemberian vitamin E,
dan kombinasi vitamin C dan E mampu memulihkan volume testis yang telah terpajan oleh MSG. Menurut penelitian yang telah dilakukan Iswara 2009, vitamin C bekerja
secara sinergis dengan vitamin E dalam mempertahankan jumlah spermatozoa dengan menangkap radikal bebas dari allethrin dalam obat nyamuk, vitamin E
meyumbangkan satu elektronnya kepada radikal yang kemudian berubah menjadi vitamin E radikal dan selanjutnya akan distabilkan oleh vitamin C. Vitamin C yang
bersifat radikal selanjutnya akan berubah menjadi stabil kembali oleh enzim antioksidan di dalam tubuh.
4.3 Diameter Tubulus Seminiferus