pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah FarmasiAsisten Apoteker.
Secara struktur organisasi perbedaan antara Apotek Sanata Dharma dan Apotek K-24 yaitu PSA Apotek Sanata Dharma adalah sebuah yayasan, yaitu
Yayasan Sanata Dharma sedangkan pada Apotek K-24, merupakan sebuah perusahan yaitu PT. K-24 yang bisa di waralabakan. Pada Apotek K-24 yang sudah di
waralabakan, investor menjadi PSA atas gerai yang di beli namun masih dibawah manajemen perusahan K-24.
B. Profil Pengadaan
Pengadaan obat adalah bentuk realisasi kebutuhan yang telah ditetapkan dan disetujui dalam proses seleksi atau perencanaan obat. Menurut Atijah 2010, tujuan
utama proses pengadan obat adalah tersedianya obat yang berkualitas baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
1. Apotek K-24
a. Frekuensi pembelian
Frekuensi pembelian di Apotek K-24 disesuaikan dengan kebutuhan apotek. Daftar obat yang akan dibeli ditampilkan oleh sistem dengan memperhatikan obat
yang sering terjual dan obat yang mempengaruhi penjualan di apotek tersebut dalam waktu 1 bulan terakhir.
Pengadaan atau pembelian di Apotek K-24 dilaksanakan dengan sistem pembelian harian kepada distributor resmi yang sudah teregistrasi pada sistemnya
sesuai dengan Permenkes 35 tahun 2014 menyebutkan ba hwa “untuk menjamin
kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan”. Pemilihan distributor juga memperhatikan kecepatan dalam mengirimkan
barang, pemberian potongan harga yang kompetitif, kemudahan dalam proses retur jika terjadi kesalahan, kondisi barang yang diberikan selalu baik dan sesuai, akan
menjadi pertimbangan apabila barang yang datang sesuai dengan pesanan namun keadaan fisik yang tidak baik, memungkinkan distributor tersebut tidak akan dipilih
untuk pemesanan berikutnya. Pembayaran dilakukan via transfer dengan alasan agar semua pencatatan lebih mudah dilakukan melalui sistem.
Untuk pengadaan obat fast moving dibeli dari sub-distributor dengan pertimbangan kecepatan pengiriman dan lebih banyak potongan harga yang
diberikan. Rata-rata frekuensi pembelian dengan pesanan besar adalah 4 kali dalam 1 bulan.
Tabel I . Data frekuensi pembelian obat di Apotek K-24 Yogyakarta periode Februari 2015- April 2015
No Bulan dan Tahun Frekuensi Pembelian 1
Februari 2015 28 kali
2 Maret 2015
29 kali 3
April 2015 29 kali
Rata- rata 28,6 kali atau 29 kali
Frekuensi pembelian obat satu apoteknya dalam rata-rata tabel I di Apotek K-24 adalah sebanyak 29 kali setiap bulannya kepada distributor yang berbeda namun
paling banyak diambil langsung ke gudang obat utama milik K-24, frekuensi pembelian yang sering harus mendapat perhatian karena dapat memperbesar biaya
dan tenaga yang harus dikeluarkan pihak apotek.
Banyaknya frekuensi pengadaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen, untuk obat-obat fast moving biasanya akan dipesan ke sub-distributor
dikarenakan kecepatan dalam pengiriman barang dan potongan harga yang lebih besar dari distributor utama.
b. Penerimaan dan pemeriksaan obat