b. Penerimaan dan pemeriksaan obat
Penerimaan obat dilakukan oleh apoteker pengelolah apotek, obat yang datang akan langsung di periksa dengan melihat kesesuaian antara surat pesanan
dengan faktur, kemudian melihat keadaan fisik obat yang diterima, pengecekan obat dilakukan didepan salles yang mengantarkan barang, bila terjadi kesalahan atau
kerusakan akan langsung ditukarkan ke distributornya. Hal ini sesuai dengan Hartini 2007, yang menjelaskan bahwa penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Namun untuk beberapa
kondisi salles akan meninggalkan barang sebelum dilakukan pemeriksaan, walaupun demikian salles akan menjamin jika ada obat yang tidak sesuai dengan pesanan
maupun keadaan fisik yang tidak baik tetap bisa langsung di tukar. Berikut sistem penerimaan barang di Apotek Sanata Dharma Universitas
Sanata Dharma
Gambar 5. Sistem Penerimaan Barang di Apotek Sanata Dharma
Untuk penerimaan barang yang datang ke apotek harus disertai dengan faktur pembelian sebanyak 4 lembar, yaitu 2 lembar untuk PBF, 1 lembar untuk arsip apotek
dan 1 lembar untuk penagihan atau inkaso bila pemberian barang secara kredit.
Faktur digunakan untuk mengecek kesesuaian antara barang yang dipesan dengan barang yang dikirim berdasarkan surat pesanan.
c. Penyimpanan
Penyimpanan di Apotek Sanata Dharma di atur berdasarkan sifat farmakologisnya kemudian alfabetik, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa penyimpanan obat digolongkan berdasarkan bentuk bahan baku untuk menghindari kontaminasi dan
disusun berdasrkan alfabetik untuk memudahkan dalam proses pengambilan dan efisiensi waktu. Kemudian disusun menggunakan metode FIFO First In First Out
dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat yang diterima oleh Apotek Sanata Dharma adalah obat yang
minimal memiliki waktu kadaluarsa 1 tahun saat penerimaan barang, kestabilan dan mutu obat dijaga dengan ruang penyimpanan yang tunjang dengan lemari
penyimpanan barang atau rak, 1 buah almari pendingin serta 1 unit Air Conditioner AC. Hal ini sesuai dengan Permenkes RI no 35 tahun 2014 yang menjelaskan tujuan
dari penyimpanan yaitu agar persediaan barang mudah dipantau, menjaga kestabilan obat, aman dan tidak mudah hilang dan untuk menunjang kelancaran pelayanan
kebutuhan obat. Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok dan harus memenuhi ketentuan pembungkusan dan penandaan sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Perbandingan proses pengadaan