kesimpulan adalah jika nilai
sig. 2-tailed 0,05
maka tidak ada hubungan antara skor kuesioner persepsi siswa-skor kuesioner sikap pada kelompok
siswa, jika nilai sig. 2-tailed 0,05 maka ada hubungan antara skor kuesioner persepsi siswa-skor kuesioner sikap pada kelompok siswa. Berikut
ini adalah hasil dari uji korelasi :
Tabel 4.6 Uji Korelasi Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn
No Aspek
Mean Std.
Deviation Pearson
Correlation Sig. 2-
tailed Keterangan
1
Persepsi siswa
3,92 0,561
0,654 0,000
Ada hubungan
2
Sikap
siswa
3,61 0,534
0,654 0,000
Ada hubungan
Hasil analisis dengan korelasi
pearson product moment
pada skor kuesioner persepsi siswa diperoleh nilai
Std. Deviation
= 0,561
Mean
= 3,92
P earson Correlation =
0,654. Sedangkan pada skor kuesioner sikap siswa diperoleh nilai
Std. Deviation
= 0,534
Mean
= 3,61
P earson Correlation =
0,654. Nilai
sig. 2-tailed
yaitu 0,000 kurang dari 0,05 atau
p
0,05 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara
persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran
P roblem Based Learning P BL
dengan nilai korelasi 0,654 sehingga koefisien korelasi pada penelitian ini termasuk
dalam kategori kuat Sugiyono,2011:231.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis 4.2.1.1 Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Hipotesis dari peneliti adalah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa kelas II pada mata pelajaran PKn. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran
P roblem Based Learning P BL
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 p
0,05 dengan koefisien korelasi sebesar 0,654. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn memiliki hubungan
positif yang signifikan dan tergolong dalam kategori hubungan yang kuat karena berada pada rentang 0,60-0,799 Sugiyono, 2008:231.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bila semakin positif persepsi siswa kelas II dengan diterapkannya
model pembelajaran PBL, maka perilaku siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran PKn akan semakin baik. Persepsi siswa kelas II memiliki
hubungan dalam taraf kuat dengan sikap siswa dalam mata pelajaran PKn, hal ini mengandung arti bahwa antara persepsi dan sikap haruslah diperhatikan
secara khusus dalam proses pembelajaran. Misalnya dalam memulai pembelajaran PKn dengan hal yang menarik seperti bernyanyi bersama atau
tepuk-tepuk sehingga siswa mempunyai persepsi awal yang positif dan akan berlanjut menciptakan sikap yang positif pula. Model pembelajaran PBL yang
diterapkan oleh peneliti juga mampu menggoyahkan persepsi siswa dan mempengaruhi sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Hal ini tidak
menutup kemungkinan bahwa perubahan persepsi dan sikap yang terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikarenakan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL lebih disenangi dan siswa mendapat pengalaman belajar yang lebih dibandingkan model
pembelajaran yang dibawakan oleh guru kelas. Hal ini karena dalam model PBL fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga belajar
tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut Ngalimun,
2013:90. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based Learning PBL dengan sikap
siswa pada mata pelajaran PKn di SDN Plaosan 1 tahun ajaran 20162017 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
5.1.1 Terdapat hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn yang menggunakan model
P roblem Based Learning
PBL siswa kelas II SDN Plaosan 1 tahun ajaran 20162017. Hal itu ditunjukkan pada hasil analisis statistik
correlation pearson product moment
pada uji hipotesis korelasi pada kelompok siswa dengan nilai
sig. 2-tailed
yaitu 0,000 atau
p
0,05 dan nilai
P earson Correlation
adalah 0,654. Sehingga dapat diketahui hubungan dari kedua variabel termasuk
dalam hubungan positif dalam kategori kuat karena berada pada rentang nilai 0,60-0,799.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penggunaan skala sebagai instrumen pengumpulan data yang dianggap
bahwa responden akan memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi sebenarnya ternyata hal tersebut sulit dikontrol kejujurannya. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya responden yang memberikan jawaban yang sama persis untuk keseluruhan item pernyataan.