Teknik Pengujian Instrumen Alat Analisis Data

oleh peneliti untuk mendukung penelitian. Data yang diperlukan adalah gambaran umum perusahaan.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas Uji Validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur variabel yang diukur.Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Korelasi Product Moment. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: r xy =                      2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan: r xy : Korelasi Product Moment n : Jumlah sampel yang diuji X : Skor total dari semua itm Y : Skor faktorskor dari setiap item Kuesioner dikatakan valid bila r hitung ≥ r tabel, karena dalam pengujian validitas jumlah responden yang digunakan 30 responden maka r tabelnya 0,361. Bila hasil pengujian menunjukkan tidak valid maka kemungkinan kesalahan dalam membuat pernyataan yang kurang mengarah ke topik skripsi atau kurangnya pernyataan, sehingga perlu diperbaiki struktur pernyataan atau penambahan pernyataan hingga pengujian itu valid. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Rumus yang digunakan sebagai berikut: r tt =         t x v V M M 1 1 Keterangan: r tt : Reliabilitas instrumen V x : Variansi butir V t : Varians total M : Jumlah butir Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik Priyatno,2009:26

K. Alat Analisis Data

1. Analisis Permasalahan 1 Pada permasalahan pertama untuk menentukan tingkat kekomunikatifan suasana exterior Mirota Batik dengan caradibuat nilai rata-rata dari semua pertanyaan yang diberikan kepada semua responden dari masing-masing variabel. Untuk menentukan tinggi rendah masing- masing variabel akan digunakan skala sebagai berikut : Tabel III.1 Tabel Judgement Permasalahan 1 Skor Keterangan 1,00 - 1,80 Sangat Tidak Kekomunikatifan 1,81 – 2,60 Tidak Kekomunikatifan 2,61 – 3,40 Cukup Kekomunikatifan 3,41 – 4,20 Kekomunikatifan 4,21 – 5,00 Sangat Kekomunikatifan Cara melakukan analisis adalah dengan menghitung skor rata-rata semua pertanyaan untuk masing-masing responden kemudian dijumlah. Setelah di jumlah akan didapatkan rata-rata keseluruhan pertanyaan kemudian dibagi jumlah responden. 2. Analisis Permasalahan 2 Pada permasalahan kedua untuk menentukan tingkat kenyamanan suasana interior Mirota Batik dengan cara dibuat nilai rata-rata dari semua pertanyaan yang diberikan kepada semua responden dari masing-masing variabel. Untuk menentukan tinggi rendah masing-masing variabel akan digunakan skala sebagai berikut : Tabel III.2 Tabel Judgement Permasalahan 2 Skor Keterangan 1,00 - 1,80 Sangat Tidak Nyaman 1,81 – 2,60 Tidak Nyaman 2,61 – 3,40 Cukup Nyaman 3,41 – 4,20 Nyaman 4,21 – 5,00 Sangat Nyaman Cara melakukan analisis adalah dengan menghitung skor rata-rata semua pertanyaan untuk masing-masing responden kemudian dijumlah. Setelah di jumlah akan didapatkan rata-rata keseluruhan pertanyaan kemudian dibagi jumlah responden. 3. Analisis permasalah 3 Dalam analisis ini digunakan regresi linier berganda dengan langkah-langkah : 1 Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak. Uji asumsi klasik meliputi : a Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasindependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang korelasinya sama dengan nol. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan kerana adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Multikolonieritas dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 VIFvariance inflation factor. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independenyang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang renda sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1tolerance. nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. b Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Ada beberapa cara untuk menditeksi ada atau tidaknya heteroskesdastisitas yaitu : 1. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SPRED. Deteksi ada tidaknya heteroskesdatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya polatertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. 2. Uji Park Park mengemukakan metode bahwa variance s 2 merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: σ 2 i = αXiβ Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi : Ln σ 2 i = α + β LnXi + vi Karena s 2 i umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan residual Ut sebagai proksi, sehingga persamaan menjadi : LnU 2 i = α + β LnXi + vi a Kenormalan Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable penggangu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa niai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk menditeksi apakah residual distribusi normal atau tidak yaitu dengan analsis grafik dan uji statistik.  Cara Grafik Histogram dan Normal Probality Plots Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara data riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva cenderung tidak simetri terhadap mean U, maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan sebaliknya. Cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang relatif banyak, dan tidak cocok untuk banyak data yang sedikit, karena interpretasinya dapat menyesatkan. Cara normal probality plots lebih handal daripada cara grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi normal otomatis oleh komputer secara kumulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal. 2 Analisis regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda Digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan bagaimana pengaruh variabel independent yaitu tingkat kekomunikatifan � 1 , tingkat kenyamanan � 2 terhadap variabel dependen yaitu minat beli ulangY. Untuk melihat adanya pengaruh antara variabel independent dan variabel dependen ditunjukkan dalam persamaan regresi berikut: 2 2 1 1 X b X b a Y    Keterangan: Y : skor minat konsumen berkunjung kembali a : konstanta X 1 : skor variabel tingkat kekomunikatifan b 1 : koefisien regresi X 1 X 2 : skor vaiabel tingkat kenyamanan b 2 : koefisien regresi X 2 a. Uji t t-test Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pertama.Kedua dan ketiga.Apakah tingkat kekomunikatifan dan tingkat kenyaman berpengaruh terhadap minat beli ulang, maka dilakukan uji signifikan variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : 1 Perumusan hipotesis 1 1 . : b H = 0, tingkat kekomunikatifan exterior tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang. : 1 1 .  b H a , tingkat kekomunikatifan exterior berpengaruh terhadap minat beli ulang. 2 2 . : b H = 0, tingkat kenyamanan interior tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang. : 2 2 .  b H a , tingkat kenyamanan interior berpengaruh terhadap minat beli ulang. 2 Menentukan nilai kritis level of significance α Nilai kritis dalam hal pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat ditentukan dengan tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikan α. Dipilih level of significance α = 5 artinya taraf kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5 saja. 3 Menentukan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi Sb b t    Dimana : t = distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n-k b = koefisien regresi sampel β = koefisien regresi populasi Sb = standard error koefisien regresi sampel 4 Menentukan kriteria pengujian Jika hitung t tabel t , maka dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif diterima dengan kata lain H ditolak dan a H diterima. Hal ini dapat diartikan sebagai variabel-variabel penelitian yaitu: tingkat kekomunikatifannya exterior dan tingkat kenyamanan interior secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Jika tabel hitung t t  , maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan kata lain H diterima dan a H ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel- variabel penelitian tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior, secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang. Secara ringkas dapat ditulis: Hipotesis nol ditolak bila : hitung t tabel t Hipotesis nol diterima bila : hitung t ≤ tabel t b. Pengujian dengan uji F Uji F digunakan untuk menguji hipotesis simultan.Secara ringkas dapat dituliskan apakah tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior berpengaruh secara simultan terhadap minat beli ulang. Langkah-langkah dalam uji F adalah sebagai berikut : 1 Perumusan hipotesis Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, maka tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat beli ulang. Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan α sebesar 5 dengan derajat kebebasan df pembilang numerator sebesar k-1 dan df penyebut denominatorsebesar n-k. 2 Menghitung nilai F hitung, dengan rumus :     1 1 2 2     k n R k R F Dimana : F = harga F baris yang dicari n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat R = koefisien korelasi 3 Kriteria penerimaan dan penolakan Jika hitung F tabel F , maka dapat diartikan bahwa hipotesis alternatif diterima atau dengan kata lain H ditolak dan a H diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap minat minat beli ulang. Jika hitung F ≤ tabel F , maka hipotesis alternatif ditolak atau dengan kata lain H diterima dan a H ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kekomunikatifan exterior dan tingkat kenyamanan interior secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Secara ringkas dapat ditulis : Hipotesis nol diterima bila : hitung F ≤ tabel F Hipotesis nol ditolak bila : hitung F tabel F 70

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN