BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Komitmen terhadap peningkatan kualitas untuk sebuah institusi pendidikan yang tetap eksis di masyarakat menjadi suatu kebutuhan saat ini,
termasuk institusi penyelenggara pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi keperawatan yang telah berdiri dan terus bertambah dalam jumlah yang cukup
besar. Tuntutan globalisasi mengharuskan semua pihak untuk dapat beradaptasi menghadapi persaingan yang semakin ketat, khususnya pada pendidikan tinggi
keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan harus dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan pada sistem pendidikan tinggi dan sistem pelayanan
kesehatan yang ada untuk meningkatkan mutu lulusannya agar dapat bersaing dengan pendidikan tinggi keperawatan lainnya baik di dalam maupun diluar
negeri. Supriyoko 2000, menjelaskan bahwa kebijakan pendidikan tinggi di
Indonesia mengalami kegagalan sehingga kinerja pendidikan nasional kita termasuk buruk diantara perguruan tinggi lainnya di dunia. Sedangkan Papasi
dalam Narimawati, 2005, menjelaskan bahwa berbagai indikator diperlihatkan untuk membuktikan penurunan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia antara lain
dari kondisi internal perguruan tinggi itu sendiri, sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memenuhi standar dan berorentasi pada jumlah peserta didik yang
Universitas Sumatera Utara
besar, sebagai dampak dari tujuan pendirian pendidikan tinggi seolah-olah untuk keberhasilan bisnis pendidikan yang dikelola.
Kondisi institusi pendidikan tinggi saat ini sangat memprihatinkan. banyak alumnusnya yang lulus dengan nilai standar, tanpa pengetahuan dan
keterampilan yang memadai sehingga alumni pendidikan tinggi kurang berkualitas, tidak mampu bersaing di pasaran kerja, baik level lokal, nasional,
regional, maupun global Alifuddin, 2012. Kondisi itu terjadi karena Tridarma perguruan tinggi yang selama ini
menjadi roh dan dipegang teguh oleh pendidikan tinggi sebagai spirit pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, hanya sebatas wacana. Kalaupun
diperankan hanya darma pengajaran saja, itupun hanya pengajaran tatap muka dikelas secara kuantitas. Sedangkan dalam artian pengembangan kualitas, seperti
penguasaan isi atau materi belum terjamin. Apalagi, darma penelitian dan pengabdian masyarakat pada masyarakat sangat minim, bahkan tidak
dilaksanakan sama sekali oleh sejumlah pendidikan tinggi Alifuddin, 2012. Mutu pendidikan tinggi keperawatan di Sumatera Utara masih perlu
peningkatan agar dapat bersaing dengan mutu pendidikan propinsi lain khususnya dipulau jawa. Belum tercapainya secara optimal mutu pendidikan di Sumatera
Utara tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sarana dan prasarana yang belum memadai, tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dosen,
rendahnya mutu tenaga pendidik dosen yang belum memenuhi harapan, dan belum terpenuhinya standar jenjang pendidikan minimal serta manajemen
pengelolaan lembaga pendidikan yang perlu ditingkatkan winarko,2011.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, 2010. Kualifikasi para dosen yang mengajar di perguruan tinggi di Indonesia
umumnya rendah, rendahnya mutu pendidikan di Sumatera Utara sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sarana dan prasarana yang kurang
layak, rendahnya kesejahteraan tenaga pendidik dosen, rendahnya mutu tenaga pendidik dosen, dan rendahnya mutu manajemen pengelolaan lembaga
pendidikan Winarko,2011. Sjarif dalam Narimawati,2005 menyatakan bahwa salah satu kunci
utama untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi adalah lembaga dan pimpinan institusi harus dapat meningkatkan mutu SDM dosen dari semua aspek sehingga
akan berdampak terhadap dosen, yang akan berakibat dalam meningkatkan kepuasan kerja dan selanjutnya muncul komitmen yang positif sehingga mampu
mengembangkan organisasi. Aspek lain yang tidak kalah pentingnya di perhatikan oleh penyeleggara
pendidikan tinggi keperawatan adalah aspek sumber daya manusia tenaga dosen. Tenaga dosen sangat penting untuk menciptakan proses pembelajaran
yang bermutu dan memenuhi standar pendidikan tinggi, salah satu faktor yang sering terabaikan adalah dukungan terhadap perbaikan motivasi kerja dosen.
faktor motivasi kerja harus ditumbuhkan agar individu sebagai dosen dapat mengembangkan diri untuk meningkatkan proses pembelajaran dan mutu
pendidikan, namun demikian perlu diidentifikasi lebih lanjut karena dipengaruhi oleh karakteristik beban kerja dosen yaitu data demografi berupa umur, jenis
kelamin, status perkawinan, keluarga, tingkat pendidikan, keahlian, pengalaman
Universitas Sumatera Utara
kerja. Selain itu tugas kerja termasuk otonomi, beban kerja, keragaman tugas kerja, dan prestasi dalam pekerjaan juga berpengaruh terhadap motivasi kerja,
Lingkungan kerja yang dalam hal ini penerimaan gaji, penghargaan, manfaat, kontrak, jam kerja, dan lingkungan fisik Snel Cremer, 2004.
Gronroos dalam Narimawati,2005 menyatakan bahwa dalam persaingan yang keras, komitmen manajemen akan memberikan kepuasan kepada karyawan
yang akhirnya berdampak kepada kinerja dosen. Peningkatan kualitas dosen dimulai dari sistem perekrutan yang tepat, peningkatan kemampuan dosen, sistem
penilaian terhadap kemampuan dan kinerja dosen, serta peningkatan karirnya. Upaya meningkatkan kinerja dosen menjadi hal sangat penting. Menurut
Hasanuddin 2003, peningkatan mutu lulusan perguruan tinggi sebagai salah satu masalah kualitas tergantung pada dukungan sumber daya dosen, selaku
unsur pimpinan, unsur senat, unsur pelaksana akademik, dan selaku dosen yang melaksanakan tugas pendidikan, tugas penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Kebutuhan dosen untuk mencapai prestasi merupakan kunci dalam suatu
motivasi dan kepuasan kerja. Jika dosen bekerja kebutuhan pencapaian kinerja tersebut berubah sebagai dampak dari beberapa faktor dalam organisasi: program
pelatihan, pembagian dan jenis tugas yang di berikan, tipe supervisi yang dilakukan, perubahan pola motivasi dan faktor-faktor lain Nursalam,2002.
Hasil penelitian Simbolon 2005, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan kerja dengan kinerja dosen, terdapat hubungan yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
antara motivasi dengan kinerja dosen, dan hubungan yang signifikan kesempatan berkarir terhadap kinerja dosen Politeknik Negeri Medan.
Safrijal 2010, terdapat pengaruh langsung kompensasi terhadap kinerja dosen, iklim organisasi terhadap kinerja dosen, dan pengaruh motivasi terhadap
kinerja dosen. Hasil penelitian Mundarti 2007, menjelaskan bahwa selain motivasi,
kepuasan kerja signifikan berpengaruh terhadap kinerja dosen dalam menjalankan tugasnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan di STIKes Putra Abadi Langkat Tahun 2013”.
1.2. Permasalahan