2. Subjek 2
a. Deskripsi subjek
Subjek kedua dalam penelitian ini berinisial E. E berusia 52 tahun dan telah menjadi janda selama 12 tahun. E menikah pada tahun 1990 dan suami
meninggal pada tahun 2000. Usia pernikahan E dengan suami saat itu adalah sepuluh tahun. E berperawakan tinggi, kurus dan masih cantik di usianya
yang menginjak setengah abad. E orang yang senang bercerita sehingga sifatnya yang terbuka dalam bercerita memudahkan ia untuk dekat dengan
orang lain. E juga orang yang periang, ramah dan menyenangkan ketika diajak mengobrol.
E tinggal dengan ketiga anak perempuannya. Yang pertama berusia 20 tahun dan duduk di perguruan tinggi swasta, anak kedua berusia 18 tahun
dan duduk di kelas XII SMA, sedangkan anak terakhir berusia 16 tahun dan duduk di kelas X SMA. E adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki
usaha salon dan kost-kostan. Usaha yang dijalaninya ini dapat membantu biaya hidup sehari-hari. Walaupun E mendapatkan bantuan biaya dari
keluarga besarnya, ia tetap harus berjuang sendiri mencari nafkah untuk keluarga.
Suami E meninggal karena sakit gagal ginjal yang diderita sejak muda. E sudah mengetahui penyakit batu ginjal yang di derita suaminya sejak
mereka pacaran sehingga E nampak lebih siap ketika suaminya meninggal.
E tabah menjalani kehidupannya sebagai seorang janda. E sudah pasrah pada Tuhan dengan keadaannya sekarang. E juga menjalani masa
sulit sepeninggal suaminya. E mengatakan bahwa ia dapat pulih dan menjalani aktifitasnya seperti biasa setelah satu tahun sepeninggal suaminya.
E juga merasa minder dengan status janda yang disandangnya tetapi E mampu beradaptasi dengan baik dan bangkit kembali menjalani hidup demi
diri dan masa depan anak-anak.
b. Struktur Dasar Pengalaman 1. Keadaan saat suami meninggal
a. Aspek Afektif
Saat suami meninggal, E telah mempunyai pengetahuan tentang sakit yang diderita suami. Suami E menderita sakit batu ginjal
sejak muda.
“Tante tau dari pacaran dulu udah punya, uda sakit terus sampe punya anak satu itu keluar masuk rumah sakit, anak
kedua juga gitu sampe anak ketiga sampe akhirnya terus dia kerja diluar jawa, di Bengkulu ” 9-14
“Saya sudah siap mental soalnya saya sebelumnya udah dikasih tau dokternya. Bapak ini sudah gak lama lagi tinggal
menghitung hari. Pokoknya ibu harus ikhlas”841-845
Saat suami meninggal, E merasa sedih, bingung dan belum ikhlas.
“Temen-temennya kesini. Saya gak ngabarin kantor, uda gak kepikiran. Mikir anak kecil-kecil trus suami meninggal”
98-101
“Ya sedih ya bingung karena kan gak punya pensiun” 142-143
“Dari hari pertama sejak suami meninggal, selalu ke makam papanya sampe hari ke 40. Padahal makamnya jauh, di
Sanden situ. Jaraknya 30 kilo dari sini. Ya tiap ke makam ya nangis itu kita, belom ikhlas lah”811-817
Dengan status baru yang di sandang E yaitu sebagai seorang janda, E mengalami rasa minder dengan status jandanya ketika mulai
bergaul di lingkungan.
“Temen-temen suaminya belum meninggal. Kakak-kakak ku suaminya pada belom meninggal kok aku meninggal
sendiri”649-652
“Ada undangan gitu di RT, kalo sarimbit gitu among tamu, aku gak sendiri kan gak ada suaminya. Jadi kayak kecil hati
gitutetangga bilang maap ya, ibu kan gak ada suami tar kalo aku pasangin sama yang lain takut jadi heboh, jadi ibu tamu
aja. Jadi rasanya kok kayak aku dikucilkan gitu ya” 688- 695
b. Aspek Kognitif