DINAMIKA PSIKOLOGIS PENGALAMAN HIDUP WANITA USIA

pasangan akan mengalami penurunan pendapatan. Sumber pendapatan utama berasal dari suami sehingga ketika suami meninggal akan menganggu ekonomi keluarga. Terlebih ketika mempunyai anak yang harus di biayai. Hal ini akan menyebabkan janda mengalami kesulitan penyesuaian diri. Penelitian yang dilakukan oleh Afriyanti 2010 terhadap 85 janda menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dan kesepian pada janda yang ditinggal mati pasangannya dengan nilai korelasi rxy -0.643 dan p=0.000 yang artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah kesepian pada janda yang ditinggal mati pasangannya. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi kesepian pada janda yang ditinggal mati pasangannya. Kontribusi dukungan sosial terhadap kesepian pada janda yang ditinggal mati pasangannya adalah sebesar 41.3.

D. DINAMIKA PSIKOLOGIS PENGALAMAN HIDUP WANITA USIA

DEWASA MADYA SETELAH KEMATIAN PASANGAN Kematian pasangan hidup merupakan hal yang paling membuat stress pada kehidupan orang dewasa dan membutuhkan penyesuaian kembali daripada hal lain yang terjadi pada kehidupan orang dewasa. Rasa sakit dari dukacita adalah stress pertama yang harus dihadapi oleh para janda. Studi yang dilakukan oleh Marris dalam Barrett, 1977 terhadap 72 janda dengan status ekonomi menengah ke bawah di Inggris menyebutkan bahwa para janda merasakan kegagalan dan kecurigaan yang tidak bermanfaat, ketidakmampuan untuk memahami kehilangan, merasa tidak adil pada nasib, dan timbul rasa untuk menyalahkan. Para janda mengalami kesulitan tidur, merasa rindu pada suami, menarik diri dari lingkungan sosial dan terkadang merasakan kehadiran suami yang telah meninggal. Para janda juga mengalami beban ekonomi atau kesulitan ekonomi karena berkurangnya pendapatan keluarga. Studi tentang keluarga janda oleh Palmore dalam Barrett, 1977 menyebutkan bahwa janda mengalami penurunan penghasilan semenjak suami meninggal. Janda banyak menghabiskan uang untuk makanan, dan rumah. Penghasilan mereka tidak cukup untuk kebutuhan yang lain seperti asuransi kesehatan dan mobil. Janda yang bekerja biasanya menitipkan anak mereka kepada kerabat, tetapi janda yang lain meninggalkan anak-anak mereka di sekolah sementara mereka bekerja. Penelitian yang dilakukan Lopata dalam Barrett, 1977 menjelaskan bahwa menjadi janda menandai berkurangnya peran sosial. Suami menjalani peran sebagai patner seksual, ayah dari anak-anak, teman menjalani aktivitas bersama, dan kontributor untuk mengatur rumah. Kematian suami mungkin menghilangkan hubungan istri dengan kerabat suami, dengan teman satu pekerjaan, teman dekatnya, dan komunitas yang diikutinya. Banyak janda mengalami isolasi sosial setelah kematian suami. Mereka kesulitan menemukan kegiatan yang memuaskan untuk mereka ikuti. Dukungan sosial didapat dari keluarga terutama dari anak perempuan. Para janda juga mengalami penurunan kesehatan fisik sepeninggal suami mereka. Penelitian Madison dan Viola di Australia dan Boston dalam Barrett, 1977 mendokumentasikan bahwa terjadi penurunan kesehatan terhadap wanita janda di usia muda dibandingkan dengan wanita yang menikah. Kematian pasangan juga mempengaruhi kesehatan mental para janda. Banyak dari mereka mengalami kecemasan, depresi, insomnia, dan putus harapan. Wanita dewasa madya akan mengalami berbagai masalah setelah suami meninggal yaitukehilangan teman berbagi karena wanita terbiasa membagi segala sesuatu dengan suami. Selain itu, wanita juga kehilangan sumber ekonomi utama dan mengalami penurunan pendapatan karena suami lah yang mencari nafkah pokok untuk keluarga. Kemudian, wanita juga akan berperan ganda setelah suami meninggal karena wanita harus bekerja keras membiayai keluarga. Di sisi lain, muncul pandangan negatif dari lingkungan terhadap status janda yang disandang seorang wanita. Wanita juga memiliki harapan yang kurang jelas tentang hidupnya. Wanita mengalami perubahan dalam aspek-aspek psikologis yaitu aspek afeksi, kognisi, perilaku dan harapan. Perubahan itu disebabkan karena masalah-masalah yang muncul setelah suami meninggal. Maka dari itu, wanita mendapatkan tantangan yaitu wanita mempunyai tanggung jawab terhadap merawat anak-anak dan mencari biaya hidup untuk keluarga. Wanita dapat menjalani tantangan hidup itu dikarenakan juga mendapat dukungan sosial dari lingkungan, keluarga, dan teman-teman. Tantangan untuk masa depan adalah bagaimana wanita merubah aspek-aspek psikologis yang telah muncul berbagai masalah setelah suami meninggal. Fokus penelitian ini adalah melihat dinamika psikologis yang terjadi pada pengalaman hidup wanita dewasa madya setelah kematian pasangan. Dari penelitian-penelitian yang ditemukan, tidak banyak yang fokus membahas tentang proses dinamika psikologis yang dialami oleh para janda setelah ditinggal mati suaminya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengalaman hidup wanita dewasa madya berdasarkan dinamika psikologis yaitu afektif, kognitif, perilaku dan harapan.

E. PERTANYAAN PENELITIAN