Struktur Dasar Keseluruhan Subjek 1

“Ke depannya saya ya pengen hidup normal, maksudnya tercukupi makan, bisa nyekolahkan anak, bisa biayain anak, ya lumrahnya orangtua lah, ya mengawinkan anak” 775- 779 “Kepinginnya saya tiga-tiganya bisa kuliah seperti pesan papanya. Papanya bilang biar gimana pun juga anak-anak harus kuliah sampe selesai” 563-566

3. Struktur Dasar Keseluruhan

1. Subjek 1

Peneliti menemukan bahwa pada subjek satu atau T merasa tidak siap ketika suami meninggal karena proses yang dialami berlangsung cepat dan tidak pernah ada keluhan sakit yang dirasakan suami sebelumnya. T kaget dan tidak mengira jika suami akan meninggal. T tidak ikhlas dengan kepergian suami yang mendadak. T merasa sedih, bingung menjalani hidup, memikirkan anak-anak dan biaya hidup. T seperti tidak punya kejelasan akan masa depan untuk diri dan anak-anaknya. Saat suami T meninggal, T berpikir bahwa sebaiknya ia tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain terutama laki-laki karena mengingat status yang disandang T sekarang adalah janda. T membutuhkan waktu satu tahun agar dapat beraktifitas normal seperti sebelumnya. Setelah suami meninggal, T tidak berdaya menjalani hari-harinya tanpa sang suami. T mulai menarik diri dari lingkungan karena masih merasa sedih dan bingung menjalani hidup. Dalam hari-hari berdukanya, T lebih mendekatkan diri pada Tuhan. T setiap hari pergi ke masjid untuk solat dan mendengarkan ceramah agar membuat batinnya tenang. T juga berhenti berjualan soto karena dengan membuka warung soto membuat intensitas pertemuan yang sering dan panjang dengan pembeli dan T menghindari itu karena T tidak ingin banyak berinteraksi dengan lawan jenis. Saat suami meninggal, T merasa putus harapan, T putus asa dengan kejadian yang menimpanya. Tetapi T mendapatkan dukungan sosial yang besar dari keluarga dan anak-anak. Dukungan yang didapat berupa dukungan emosi dan instrumental. T tidak mendapatkan dukungan keuangan dari keluarga tetapi anak tertua T membantu perekonomian keluarga. Dukungan ini menjadikan T dapat bangkit dan meneruskan hidup demi diri dan anak-anak. T tetap harus bertahan hidup tanpa suami dan mencari nafkah sendiri untuk keluarga. Setelah suami meninggal, T mulai dapat merelakan kepergian suami. Walaupun begitu, T masih mengingat kenangan kebersamaan dengan suami dan anak-anaknya. T mengenang saat-saat menyenangkan bersama suaminya. Suami T sering mengajak berjalan-jalan sepulang kerja. Kenangan akan sifat-sifat suaminya juga masih membekas hingga sekarang. Maka dari itu, T mulai menghindari tempat atau situasi yang dapat mengingatkan tentang suaminya. T masih teringat dan merasa sedih. Lalu T mulai beradaptasi dengan status janda yang disandang. Muncul perasaan minder dengan status janda yang disandang sekarang. T memandang negatif status janda yang disandang karena T merasa rendah jika bergaul dengan pria beristri di lingkungan tempat tinggalnya, T merasa tidak berharga. Selain itu, T juga memikirkan pandangan orang lain terhadap dirinya. T berpikir jika ia tidak bangkit dan mulai menjalani kehidupannya, orang akan memandang T tidak dapat berbuat apa-apa setelah suami meninggal. Oleh karena itu, T mulai menjaga jarak dengan lingkungan karena T merasa tidak bebas ketika bergaul dengan pria beristri dengan status jandanya. T bersikap hati-hati di masyarakat. T mengurangi berkumpul dan mengobrol dengan tetangga terutama dengan pria beristri. Hal ini dilakukan untuk menjaga perasaan dan juga untuk menghindari perbincangan di lingkungan. T sudah dapat bangkit dan bertahan hidup tanpa suami. T menjalankan usaha laundry untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. T harus bekerja dari pagi untuk mulai mencuci baju-baju di laundry. Anak pertama T yang memberikan modal untuk usaha laundry. Banyak perubahan aktifitas yang dirasakan T. Sewaktu suami T masih hidup, ia tidak perlu bekerja dari pagi dan jika T sakit ia bisa berhenti bekerja. Tetapi sekarang T tidak punya pilihan lain selain harus bekerja dalam kondisi apapun. Tetapi T merasa bebas dalam mengurus rumah tangga karena sudah tidak melayani suami dan T mengalami perubahan tanggungjawab sebagai seorang istri. T tidak menikah kembali setelah menjadi janda. T takut untuk kembali menikah. Suami T pernah berpesan sebelum meninggal bahwa T tidak boleh menikah lagi jika suami meninggal. Hal itu yang menjadikan T tetap menjanda hingga sekarang. Selain itu, T takut jika mendapatkan suami yang tidak sama dengan suami terdahulu sehingga membuat T masih merasa rindu dengan suaminya. T memiliki harapan untuk masa depannya bersama anak-anak. T berharap agar diberi kesehatan sehingga dapat bersama anak-anak dan mengasuhnya sampai tua. T juga berharap agar anak-anak dapat menyelesaikan kuliahnya seperti pesan suami sebelum meninggal.

2. Subjek 2