Usulan Modul Meningkatkan Resiliensi

67 cendrung mengalihkan pikirannya sehingga tidak cepat untuk menemukan jalan keluar atas apa yang sedang dihadapinya. Siswa yang tidak memiliki Regulasi Emosi yang baik cendrung lari dari masalah dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi masalah. Contohnya, menyalahkan orang lain sebagai penyebab dari masalah yang dihadapinya. Ketiga, Kemampuan Menganalisis Masalah Casual Analysis , artinya siswa tidak mampu untuk mencari kejelasan dari suatu masalah yang dihadapinya dan tidak mampu menganalisis masalah. Siswa tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga anak tidak mandiri dan bergantung pada orang lain.

3. Usulan Modul Meningkatkan Resiliensi

Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat resiliensi anak SMP Negeri 1 Naman teran 100 tergolong sangat rendah, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk memberikan alternatif yang bertujuan untuk meningkatkan resiliensi anak korban pasca bencana dengan menggunakan metode menggambar dan menulis cerita. Menurut Wolins dalam Desmita 2002 salah satu ciri remaja yang resiliensi adalah Creativitas yang ditunjukkan melalui permainan-permainan kreatif dan pengungkapan diri.Oleh sebab itu maka peneliti memilih metode menggambar dan menulis cerita karena kedua hal ini tidak hanya meningkatkan kreatifitas saja tetapi bisa juga meningkatkan aspek lainnya. 68 Dengan menggambar akan membantu remaja membuat gambar yang melukiskan kejadian traumatis dan dalam gambar tersebut remaja akan menggambarakan dirinya sebagai sosok yang memiliki kuasa dan memiliki kontrol. Menggambar akan membantu remaja mengembangkan kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan, mengembangkan keterampilan sosial, membangun konsep diri dan penghargaan diri. Sehingga melalui gambar inilah faktor-faktor resiliensi pada remaja lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan umum menulis cerita adalah membantu remaja mengenali kecemasan atau tekanan dengan memahami karakter atau situasi dalam cerita.Menulis cerita juga bertujuan untuk menemukan tema dan emosi yang muncul dalam hidup mereka dari waktu ke waktu. Misalnya anak menemukan bahwa mereka kurang percaya diri, merasa minder atau perasaan berlebihan ketika berada di depan orang banyak. dengan menyadari perasaan itu remaja akan mampu mengatasinya dan mencari solusi masalah tersebut. Menulis cerita juga dapat membantu remaja untuk mengekspresikan harapan,keinginan dan fantasi. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi remaja yang mengalami situasi kehidupan yang menyakitkan atau memiliki trauma. Sehingga dengan menulis cerita faktor – faktor resiliensi akan lebih mudah dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 69 Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggambar dan menulis cerita akan efektif untuk meningkatkan resiliensi siswa pasca bencana, tidak hanya untuk meningkatkan resiliensi saja namun kedua hal ini juga memiliki sifat yang menyenangkan dan menghibur, oleh sebab itu peneliti memilih metode ini. Modul 1 yang berjudul “Metode Menggambar untuk Meningkatkan Resiliensi Anak Pasca Bencana” dan Modul 2 yang berjudul “Metode Menulis Cerita untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja Pasca Bencana” terdapat dilembar lampiran. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN