Karena perlambatan dan nilai x0 = 0, maka
2.6
2.7.5 Energi Listrik
Energi listrik dapat berubah menjadi bentuk energi lain. Untuk mengubah energi listrik menjadi energi lain diperlukan alat listrik yang
memiliki sebuah hambatan. Hambatan R yang dialiri listrik I akan menimbulkan beda tegangan V antara ujung
– ujungnya [4]. Energi listrik sebanding dengan tegangan listrik v, kuat arus listrik i, dan waktu t.
secara matematis pernyataan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
W = V . I. t
Karena menurut hokum ohm I = VR atau V= I.R, maka persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi persamaan berikut.
2.7
Keterangan : W = energi listrik joule
V = tegangan listrik volt I = kuat arus listrik ampere
t = selang waktu s R = hambatan listrik ohm
2.8. Komponen pada Prototype Kendaraan Mobil Listrik
Prototype penting yang ada dalam perancangan sistem kendaraan mobil listrik ini meliputi motor DC sebagai pengendali mesin, sensor jarak
ultrasonic sebagai pembaca jarak halangan, resistor sebagai sistem rangkaian pada hambatan, relay sebagai pengubah atau saklar untuk
memindahkan arus pada hambatan, dan mnikrokontroller sebagai otak dari pengolahan program untuk mengaktifkan semua sistem.
2.8.1. Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik [3].Motor DC adalah motor listrik
yang bergerak pada direct current DC electricity atau arus listrik arus searah. Beda tegangan pada kedua terminal mengakibatkan rotor berputar
tergantung polaritas suatu tegangan tersebut. Polaritas dari tengangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah perputaran motor, sedangkan
besar beda tegangan pada terminal menentukan kecepatan motor. Bagian motor DC mempunyai dua macam, diantrannya:
1. Bagian yang tetap atau yang sering disebut stator. Bagian ini
menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan dari sebuah magnet permanen.
2. Bagian yang berputar atau yang sering disebut rotor. Bagian ini
berupa sebuah koil yang dialiri arus listrik. Dasar teori gaya yang dihasilkan motor DC menggunakan gaya
Lorenz dimana gaya akan timbul jika penghantar listrik dilewatkan pada suatu medan magnet. Arah gaya mengikuti aturan tangan kanan
ampere. Ibu jari menunjukkan arus listrik I, telunjuk menunjukkan medan magnet B, jari tengah menunjukkan gaya Lorenz F.
Gambar 2. 2 Gaya Lorentz Jika sebuah penghantar dialiri arus listrik dan berada pada medan
magnet maka akan timbul gaya magnetic atau yang sering disebut gaya Lorenz. Arah gaya Lorenz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik
I dan induksi magnetic yang adaB. Arah gaya ini akan mengikuti arah