Perancangan Modul Relay Rangkaian Relay Sebagai Saklar

Pada gambar 3.2, input 1 terdapat vcc dan input motor. Input vcc masukkan dari sumber daya untuk mengaktifkan relay tersebut, kemudian input motor adalah masukkan dari arus motor yang telah diputus dengan saklar kemudian motor DC menjadi generator DC dan masuk ke pembebanan yang sudah diaktifkan oleh mikrokontroller. disini terjadilah pengereman dengan pembebanan dengan resistor. Pada input 2 terdapat ground dan input mikro. Input mikro mengendalikan aktif tidaknya relay tersebut. Untuk rangkaian ini menggunakan transistor 2n2222 untuk penyearah dan diode 1n41. Resistor dengan nilai minimal untuk mengamankan led menggunakan 330ohm.

3.3 Rangkaian Relay Sebagai Saklar

Pada gambar 3.3 rangkaian relay sebagai saklar bertujuan untuk memutus aliran listrik pada motor lalu dihubungkan oleh rangkaian pembebanan yang suah dijelaskan pada gambar sebelumnya. Rangkaian ini menghubungkan sumber arus puwer supply kemudian memutus dengan pengendali mikrokontroller sebagai pemicunya. Gambar 3. 3 Rangkaian Pemutus Arus Pada tiap port mempunyai kegunaan masing – masing, diantarannya: 1. Port 1 = penghubung ke sistem relay pembebanan 2. Port 2 = masukkan sumber daya 3. Input1-1= GND 4. Input1-2= masukkan mikrokontroller 5. Motor1= positive+ motor 6. Motor2= negative- motor 7. Input2-1 = VCC 8. Input2-2 = GND Gambar 3. 4 Rangkain Keseluruhan Sistem Gambar 3. 5 Rangkain Keseluruhan Sistemlanjutan

3.4. Rangkaian Mikrokontroller ATmega8535

Mikrokontroller merupakan otak dari semua sistem, dari sini semua data yang masuk di proses untuk menghasilkan data yang diinginkan. Gambar 3. 5 Rangkaian Mikrokontroler [8] Kaki – kaki yang digunakan dalam mikrokontroller adalah : 1. Port B0 dan B1 digunakan untuk pengirim dan penerima sinyal ultrasonik 2. Port A0 sampai A4 digunakan untuk mengaktifkan sistem relay 3. Port C6 dan C7 untuk mengaktifkan pembalik putaran 4. Port D3 untuk pemutus arus

3.5. Flowchart Sistem Pengendali Rem

Untuk mengaktifkan sistem pada rangkaian relay tersebut, dibutuhkan program untuk mengendalikan semua sistem yang dikendalikan oleh mikrokontroller. Aktif tidaknya sistem tergantung pada pemrograman pada mikrokontroller.