a. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta laninnya yang berkaitan dengan efek dan jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek serta mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
b. Biro Administrasi Efek BAE
Biro Adminstrasi Efek adalah perusahaan yang menyelenggarakan administrasi kepemilikan efek serta mengurus hak yang melekat pada
efek tersebut. c.
Wali Amanat Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat utang.
2.2.2. Saham
2.2.2.1.Definisi Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas Riyanto 1999:240.
Sedangkan menurut Jogiyanto 2000: 11 saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan.
2.2.3.Jenis-Jenis Saham
Menurut Jogiyanto 2000:67, saham stock yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dapat digolongkan ke dalam dua 2 jenis saham, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. saham preferensi Preferred Stock, merupakan saham yang
mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham
biasa . Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen.
2. Saham biasa Common Stock, ialah saham yang tidak memberikan
suatu keistimewaan kepada pemiliknya . Jika perusahaan hanya mengeluarkan kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa. pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak.
3. Saham Treasuri treasuri stock adalah saham milik perusahaan yang
sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai
treasuri. Sedangkan menurut Riyanto 1999: 240, jenis-jenis saham
dibedakan ke dalam 3 bentuk sebagai berikut : 1.
Saham Biasa common stock Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir
tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau
kalau mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dividen, dan mengenai ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian ini belum dapat
ditutup, maka selama kerugian ini belum dapat ditutup, maka selama ini perusahaan tidakdiperbolehkan membayar dividen.
2. Saham Preferen preferred stock
Pemegang saham jenis ini mempunyai beberapa “preferensi” tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal :
a. Pembagian dividen
Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa common stock.
Dividen saham preferen dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai nominalnya.
b. Pembagian kekayaan
Apabila kekayaan dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan dari pada saham biasa. Tetapi
kelemahannya, pemegang saham jenis ini tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Kesamaannya adalah
berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.
c. Saham kumulatif preferen cummulatif preferred stock
Saham jenis ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. perbedaanya hanya terletak pada adanya hak kumulatif
pada saham preferen kumulatif. Apabila tidak menerima dividen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian , pemegang jenis saham ini
dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu-
waktu lampau.
2.2.4.Harga Saham
Pasar modal atau Bursa Efek merupakan suatu tempat dimana terjadi tawar-menawar atas harga suatu efek atau suatu perusahaan, maka
harga yang terjadi di pasar modal tersebutlah yang disbut harga pasar atau kurs saham. Menurut Usman 2001:126 Harga pasar saham dapat diartikan
sebagai harga pasar yang berlaku di pasa pada saat itu dan dipengaruhi oleh pemerintah dan penawaran yang secara fundamental ditentukan oleh aktiva
yang memilikinya. Harga Saham ditentukan oleh adanya permintaan dan penawaran.
Pembentukan harga saham dibedakan menjadi pasar lelang aucation market dan pasar negosiasi negotiated market.
Pada perdagangannya, harga terbentuk sesuai dengan harga lelang,dengan proses tawar menawar didasarkan atas prioritas harga dan
prioritas waktu, sedangkan pembentukan harga pasar saham negosiasi dilakukan dengan cara negosiasi antara pihak penjual dengan pembeli.
Harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kondisi fundamental emiten, faktor penawaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan permintaan saham dan kemampuan analisis efek. Harga saham naik atau turun tergantung dari perubahan satu atau lebih faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Apabila kondisi perusahaan memburuk hal ini akan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut iktu memburuk dan
sebaliknya, jika kondisi perusahaan membaik, maka harga sahamnya juga ikut meningkat.
Menurut Sunariyah 2000:154 harga saham dapat dibedakan manjadi tiga macam, yakni harga pasar, harga nominal dan harga perdana.
1. Harga pasar Market Value yaitu harga yang berlaku dalam pasar saat
itu. 2. Harga nominal saham adalah harga yang tercantum dalam sertifikat
saham, dimana yang telah ditetapkan oleh emiten serta dengan mendapatkan persetujuan dari Bapepam Badan Pemeriksa dan
Pengawas Pasar Modal. 3. Harga perdana adalah harga saham ketika saham tersebut dijual saat
pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
2.2.4.1.Penilaian Harga Saham
Pedoman untuk menilai harga saham menurut Jogiyanto, 2000: 79, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Nilai intrinsik Harga Pasar saat ini, maka harga saham tersebut
dinilai terlalu rendah undervalued. b.
Nilai Intrinsik Harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut dinilai terlalu tinggi overvalued.
c. Nilai Intrinsik = Harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut
dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Bila nilai intrinsik suatu surat berharga lebih besar dari nilai
pasarnya undervalued maka unsur resiko yang terkandung dalam surat berharga itu tidak perlu dikhawatirkan karena saham yang dijual dengan
harga murah dan bila sebaliknya nilai intrinsik surat berharga lebih kecil dari nilai pasarnya overvalued maka dianggap surat berharga itu
dianggap terlalu beresiko karena saham tersebut dijual dengan harga yang mahal. Tidak terlepas kemungkinan yang terjadi nilai surat berharga sama
dengan nilai pasarnya yang memungkinkan apabila pasar modal telah berjalan secar efisien.
2.2.4.2. Analisis Penilaian Harga Saham