PENGARUH FAKTOR – FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG LISTING DI BURSA EFEK TAHUN 2006 - 2009.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Oleh :
SITI AISYAH
0713010057 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SITI AISYAH
0713010057 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(3)
Siti Aisyah 0713010057/ FE/ EA Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 24 Pebruari 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak Sekretaris
Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi Anggota
Dra. Siti Sundari, Ec. MSi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP.030 202 398
(4)
Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH
FAKTOR – FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006 – 2009” dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat
penyelesaian studi pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spiritual
maupun materiil, khususnya kepada :
1. Bapak. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
(5)
5. Drs. Ec. Hero Priono, MSi. Ak, selaku dosen pembimbing yang telah memberi
saran, nasihat serta bantuan bimbingan sehingga skripsi dapat selesai dengan
baik.
6. Seluruh dosen yang telah membagikan ilmunya dan memberikan pengalaman
yang tidak terlupakan , staff dan karyawan yang telah membantu dalam proses
kuliah.
7. Buat Para Staf Dan Karyawan PT. Bursa Efek Indonesia, yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang
dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.
8. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudaraku yang tersayang,
tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak –
banyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan
semangat baik material maupun spritual, dan memberikan curahan kasih
sayangnya sampai skripsi ini selesai.
9. Terima kasih kepada teman – teman, sahabat – sahabat, dan semua orang
yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan inspirasi yang telah
diberikan kepada saya.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang
(6)
pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi msyarakat, almamater, dan ilmu
pengetahuan.
Surabaya, Februari 2011
(7)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 15
2.2.1. Pasar Modal ... 15
2.2.1.1. Definisi Pasar Modal ... 15
2.2.1.2. Peranan Pasar Modal ... 19
2.2.1.3. Investasi di Pasar Modal ... 20
2.2.1.4. Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal ... 22
2.2.1.5. Lembaga Penunjang Pasar Modal ... 23
2.2.2. Saham ... 23
2.2.2.1. Definisi Saham ... 23
2.2.3. Jenis-Jenis Saham ... 23
2.2.4. Harga Saham ... 26
2.2.4.1.Penilaian Saham ... 27
2.2.4.2. Analisis Penilaian Harga Saham ... 28
2.2.4.3.Faktor Fundamental yang mempengaruhi Harga Saham ... 30
(8)
Saham (X1 terhadapY ) ... 34
2.2.5.4. Debt To Equity Ratio (DER) (X2) ... 35
2.2.5.6.Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga Saham (X2 terhadap Y) ... 35
2.2.5.5. Return on Equity (ROA) (X3) ... 36
2.2.5.8.Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham (X3 terhadap Y) ... 37
2.2.5.6. Return on Equity (ROE) (X4) ... 38
2.2.5.10.Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham (X4 terhadap Y) ... 38
2.2.5.11. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt to equity ratio (DER), Return on Equity (ROA), Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham (X1, X2, X3, X4, terhadap Y) ... 40
2.3. Kerangka pikir ... 41
2.4. Perumusan Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45
3.1.1. Definisi Operasional ... 44
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 48
3.2.Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 48
3.2.1.Populasi ... 48
3.2.2. Sampel ... 52
3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.3.1. Jenis Data ... 52
3.3.2. Sumber Data ... 52
(9)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 57
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.2.1. Deskipsi Variabel Earning per share (EPS)(X1) ... 63
4.2.2. Deskripsi Variabel Debt to Equity Ratio (DER) (X2) .... 64
4.2.3. Deskripsi Variabel Return On Asset (ROA)(X3) ... 65
4.2.4. Deskripsi Variabel Return On Equity (ROE) (X4) ... 66
4.2.5. Deskripsi Variabel Harga saham (Y) ... 67
4.3 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 70
4.3.1. Hasil Pengujian Normalitas ... 70
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 71
4.3.2.1. Uji Autokorelasi ... 71
4.3.2.2. Uji Multikolinieritas ... 72
4.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 73
4.3.3. Anlisis Regresi Linier Berganda ... 75
4.3.4. Uji Hipotesis ... 78
4.3.4.1. Uji Kesesuian Model ... 78
4.3.4.2. Uji t ... 80
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
4.4.1. Implikasi ... 82
4.4.1.1. Hipotesis1 : Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham ... 82
4.4.1.2. Hipotesis2 : Debt to equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham ... 83
4.4.1.3 Hipotesis3 : Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham ... 83 4.4.1.4. Hipotesis4 : Return On Equity berpengaruh
(10)
Manfaat . ... 87 4.4.4. Keterbatasan . ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan ... 89 5.2.Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA
(11)
Tabel 1.1 Riset SWA di Bursa Efek Indonesia kurun waktu Januari s.d.
15 Juni 2007 ...2
Tabel 1.2 Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate Periode 2006-2009 4
Tabel 2.1 Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ...14
Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Properti dan Real Estate Tahun 2006-2009 ...49
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampel ...51
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data : ”Earning Per Share (EPS)(X1)” Periode 2006 – 2009 ...63
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data : ”Debt to Equity Ratio (DER)(X2)” Periode 2006 – 2009 ...64
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data : ” Return On Asset (ROA)(X3) ” Periode 2006 – 2009 ...65
Tabel. 4.4 Rekapitulasi Data : ” Return On Equity (ROE)(X3) ” Periode 2006 – 2009 ...66
Tabel. 4.5 Rekapitulasi Data : ” Harga Saham (Y) ” Periode 2006 – 2009” ...68
Tabel. 4.6 Rekapitulasi Data : ” Return Saham ”Periode 2006 – 2009 ...68
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ... 70
Tabel 4.8. Hasil Uji Autokorelasi ... 72
Tabel 4.9. Hasil Multikoliniearitas ... 73
Tabel 4.10. Hasil Heteroskedastisitas ... 74
Tabel 4.11. Persamaan Regresi ... 75
(12)
(13)
(14)
Lampiran 5 Harga Saham Lampiran 6 Return Saham Lampiran 7 Data Uji Normalitas Lampiran 8 Data Uji Asumsi Klasik Lampiran 9 Persamaan Regresi Lampiran 10 Uji F dan Uji t
(15)
Siti Aisyah
Abstrak
Bursa efek atau pasar modal mempunyai peranan penting baik bagi badan usaha, investor maupun pemerintah. Dalam pasar modal, investor memainkan peranan sentralnya yaitu dengan membeli dan menjual saham atau surat-surat berharga lainnya. Sebelum menginvestasikan dananya investor perlu melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan. Di pasar modal, terjadinya transaksi tersebut didasarkan pada hasil pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan didalam menghasilkan keuntungan akan meningkatkan permintaan saham perusahaan yang bersangkutan sehingga harga saham akan mengalami kenaikan, apabila keadaan yang terjadi adalah sebaliknya maka hal ini akan menurunkan harga saham. Dalam hal ini penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan rasio keuangan yaitu meliputi :
Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Aset (ROA),
Return On Equity (ROE).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan Properti Dan Real Estate yang listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2009, sedangkan dilihat dari cara memperolehnya, data yang dipergunakan merupakan data sekunder yaitu data keuangan perusahaan seperti EPS, DER, ROA, dan ROE. Dan sumber data berasal dari Bursa Efek Indonesia. Data yang diperoleh dan dianalisis dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda yang menggunakan alat bantu computer dengan program SPSS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian baik secara simultan maupun secara parsial Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga saham perusahaan Properti Dan Real Estate yang listing Di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Harga saham.
(16)
Perusahaan properti yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembangunan kondominium, apartemen, perkantoran, real estate dan
sebagainya. Bisnis properti merupakan salah satu usaha yang hampir dapat
dipastikan tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan papan merupakan
kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat
memenuhinya. Kebutuhan properti akan terus menigkat khususnya di daerah
perkotaan, hal ini disebabkan melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi
pesatnya pertumbuhan kota sebagai pusat perekonomian. Peran kota-kota
besar sebagai pusat pertumbuhan juga merangsang pertumbuhan
daerah-daerah pendukung perkotaan. Sehingga lambat laun juga akan terjadi
pengembangan pusat bisnis, pembangunan infrastruktur dan perumahan
penduduk dari pusat kota ke daerah sekitarnya yang menyebabkan
permintaan akan perumahan di Indonesia juga terus meningkat. Menurut
Johan Boyke Nurtanto dari Ray White Indonesia (RWI), Industri properti
merupakan kelompok industri yang berkembang pesat, masih akan prospektif
dan tetap menjanjikan di Indonesia.(www.google.com)
Berdasarkan riset SWA di Bursa Efek Indonesia sejak kuartal
empat 2006, sejalan dengan terus menurunnya tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), saham sektor properti menunjukkan kenaikan cukup
(17)
sektor properti, di samping momentum penguatan bursa saham yang turut
memberi saham properti. Sebagai contoh saham yang mengalami kenaikan
adalah :
Tabel 1.1 : Riset SWA di Bursa Efek Indonesia kurun waktu Januari s.d. 15 Juni 2007
Presentase kenaikan Januari Juni
PT.Bakrieland Development Tbk. 96% Rp. 150 Rp. 310
PT. Pakuwon Jati Tbk. 88% Rp. 800 Rp. 1.500
PT. Summarecon Agung Tbk. 34% Rp. 1.170 Rp. 1.570
PT Ciputra Surya Tbk. 24% Rp. 990 Rp. 1.230
PT. Ciputra Development Tbk. 21% Rp. 770 Rp. 930 Sumber : majalah SWA
Saham sektor properti masih berpeluang membukukan gain
(keuntungan) sepanjang 2006 hingga sekitar 58,3 persen, setelah diikuti
saham otomotif dan komponen sebesar 48,9 persen, perbankan 39,6 persen
dan infrastruktur 32,8 persen. Demikian hasil riset Analisis BNI securities, I
Made Satyaguna, yang disampaikan, kamis (2/3) di Jakarta
(www.infoanda.com). Selain itu, Matius Yusuf seorang pengamat properti
Indonesia mengatakan bahwa pertumbuhan pasar properti Indonesia di
semester II/2009 semakin membaik dan diperkirakan akan mencapai
puncaknya pada tahun 2010-2011 .(www.kabarbisnis.com)
Seorang investor yang melakukan investasi dalam bentuk
pembelian saham suatu perusahaan biasanya menuntut hasil yang lebih tinggi
di banding hasil yang diperoleh dari investasi pada deposito, tetapi sebagai
(18)
dan juga sulit meramalkan masa depan perusahaan bersangkutan. Harga
saham yang cenderung naik, akan menciptakan capital gain. Harga saham
yang cenderung turun, menciptakan capital loss, Tandelilin (2010 : 102).
Perubahan harga saham secara kumulatif akan membentuk kumulasi netto
harga saham bertanda positif. Sebaliknya turunnya harga saham yang lebih
dari naikknya harga saham, secara kumulatif membentuk kumulasi netto
harga saham bertanda negatif. Resiko dalam berinvestasi tidak dapat
dihindari, namun dapat ditekan sekecil mungkin, misalnya dengan melakukan
suatu analisa pada informasi-informasi yang ada. Dari hasil analisis yang ada
akan menunjukkan perusahaan mana yang mendapat kepercayaan dari
investor dalam menanamkan modalnya. Menurut Husnan ( 2001: 315), ”
Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar,
yaitu analisis fundamental dan analsisis teknikal”.
Secara Tradisional analisis fundamental telah memperoleh
perhatian yang cukup besar dari para analisis sekuritas, dan perkembangan
penelitian tentang konsep pasar yang efisien telah mempengaruhi analisis
saham, Husnan (2001: 315). Oleh karena itu investor dituntut untuk
melakukan penganalisaan sebelum menjatuhkan pilihan investasi untuk
menilai apakah harga saham yang terjadi wajar. Persoalan yang timbul adalah
sejauh mana perusahaan mampu mempengaruhi harga saham di pasar modal
dan faktor atau variabel apa saja seperti yang dapat dijadikan indikator,
sehingga tujuan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan nilai
(19)
Pada tahun 2008 sektor properti mengalami penurunan akibat
adanya produk inovatif bernama Subrime Mortage. Indeks – indeks bursa
saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia mengalami koreksi yang cukup
tajam di atas 50% hanya dalam setahun. Banyak perusahaan properti
mengalami kesulitan dana karena telah memiliki tanggungan dalam mata uang
dolar Amerika dengan jumlah yang besar yang telah dipinjamnya pada saat
sebelum krisis ekonomi guna membangun usahanya. Krisis ekonomi
menyebabkan bunga kredit melonjak hingga 80% sehingga pengembang
mengalami kesulitan untuk membayar angsuran kreditnya Tunggakan hutang
dalam jumlah yang besar menyebabkan penurunan kinerja keuangan
perusahaan (www.google.com). Beberapa perusahaan properti harus rela
menerima kenyataan bahwa harga sahamnya mengalami penurunan. Sebagai
contoh adalah :
Table 1.2 : Harga Saham Perusahaan Properti dan Real estate Periode 2006 – 2009
No Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009
1 PT. Bakrieland Development Tbk. Rp. 171 Rp. 659 Rp. 77 Rp. 205 2 PT. Ciputra Development Tbk. Rp. 760 Rp. 890 Rp. 184 Rp. 485 3 PT. Jaya Real Property Tbk. Rp.1.030 Rp. 1.530 Rp. 500 Rp. 800 4 PT. Lamicitra Nusantara Tbk. Rp. 75 Rp. 150 Rp. 85 Rp. 95 5 PT. Lippo Cikarang Tbk. Rp. 285 Rp. 640 Rp. 205 Rp. 225 6 PT. Lippo Karawaci Tbk. Rp. 428 Rp. 690 Rp. 800 Rp. 510 7 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Rp. 1.020 Rp. 1.100 Rp. 355 Rp. 510 8 PT. Pudjiadi And Sons Tbk. Rp. 700 Rp. 900 Rp. 750 Rp. 930 9 PT. Pudjiaji Prestige Tbk. Rp. 195 Rp. 320 Rp. 80 Rp. 245 10 PT. Summarecon Agung Tbk. Rp. 549 Rp. 589 Rp. 166 Rp. 600 Sumber : Bursa Efek Indonesia 2006 – 2009
(20)
Berdasarkan tabel 1.2. menunjukkan bahwa perkembangan harga
saham selama periode 2006 – 2009 tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh para investor. Hal ini disebabkan oleh krisis yang belum berakhir, faktor
yang bisa mempengaruhi harga saham tidak dipengaruhi faktor internal saja,
tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut secara
bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap
transaksi saham perusahaan yang mengakibatkan saham mengalami
penurunan atau kenaikan harga.
Analisis fundamental merupakan metode analisa dengan
menganalisis data-data keuangan dengan menggunakan analisis ratio seperti
yang dapat dijadikan indikator, sehingga tujuan meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar
modal dapat dicapai. Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan
dan dapat menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan
perusahaan. Rasio keuangan meliputi Earning Per Share (EPS), Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE).
Bukti empiris yang menghubungkan EPS dengan harga saham,
antara lain dilakukan oleh (Nirawati, 2003) meneliti antara EPS dan harga
saham pada BEI, menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif dengan harga
saham. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian (Nirohito,
2009) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga saham.
Hasil penelitian Anastasia (2003) menunjukkan bahwa Debt to
(21)
perusahaan properti. Sedangkan menurut Ihsan (2009) Debt to equity ratio
(DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menunjukkan
bagaimana pengaruh DER terhadap Harga saham.
Salah satu bukti empiris yang dilakukan Sasongko dan Wulandari
(2006) menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak signifikan
berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan hasil penelitian dari Anastasia
(2003) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap
harga saham. Dari dua kelompok hasil penelitian tersebut ternyata
profitabilitas perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, sedangkan
teori yang mendasari menyatakan semakin tinggi ROA berarti kinerja
perusahaaan semakin baik dan return semakin tinggi.
Return On Equity (ROE)diteliti oleh Anastasia (2003) mempunyai
pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan menurut Sasongko dan Wulandari
(2006) dimana hasil penelitian menunjukkan bahw a Return On Equity (ROE)
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Return on Equity adalah salah satu
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang saham (Hanafi, 2007 :
84).
Dalam kerangka inilah penelitian dilakukan walaupun disadari
faktor-faktor fundamental memiliki cakupan yang sangat luas dan komplek.
(22)
performance financial yang merupakan aspek yang banyak dipertimbangkan
oleh para investor, sedangkan faktor lain tidak dimasukkan karena
keterbatasan dana dan waktu. Dan penilitian ini dilakukan kembali (replikasi )
karena permasalahan yang akan diteliti belum terpecahkan oleh
peniliti-peniliti terdahulu (masih terjadi konflik). Maka penelitian ini dilakukan untuk
menguji kembali dengan tujuan untuk membuktikan apakah faktor
fundamental sebagai variabel bebas seperti Earning Per Share (EPS), Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dapat
menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan-perusahaan
properti yang go public di Bursa Efek Indonesia, maka penulis mencoba
mengkorelasikan antara faktor fundamental perusahaan dengan harga saham
berdasarkan data empiris yang ada untuk mendapatkan gambaran tentang
pengaruh seperti Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) terhadap perkembangan
harga saham.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan
fenomena yang terjadi pada lingkungan perusahaan, maka hal ini menarik
peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti dan Real
(23)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan suatu
masalah, yaitu apakahEarning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
dilakukan adalah untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share (EPS),
Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Properti dan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Memberikan kesempatan untuk memperluas wawasan mengenai saham
dan aktivitas yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi Praktisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih
saham – saham perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang baik
sebelum menginvestasikan dananya.
3. Bagi Akademisi
Sebagai bahan referensi untuk penelitian di masa datang dan bisa
(24)
Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain
yang dapat dipakai sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan harga saham
adalah :
a. Nirohito (2009)
Judul : Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik
Terhadap Harga Saham Pada Industry Property Dan Real Estate Di Bursa
Efek Indonesia
Permasalahan :
1. Apakah faktor-faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR,DER)
dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri
Properti dan Real Estate secara simultan?
2. Apakah faktor-faktor fundamental (EPS,BVS, ROA, PBV, DPR, DER)
dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri
Properti dan Real Estate secara parsial?
Hipotesis :
1. Faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan resiko
sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri Properti dan
(25)
2. Faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan resiko
sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri Properti dan
Real Estate secara parsial.
Kesimpulan :
Secara Simultan Atau Bersama-Sama Semua Faktor
Fundamental Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share(BVS),
Return On Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) Dan Resiko
Sistematik (Beta) BerpengaruhTerhadap Harga Saham.
Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Secara Parsial Hanya
Variable Return on Asset (ROA) yang mempunyai pengaruh terhadap
harga saham. Profitabilitas sebagai alat ukur kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba. Rendahnya profitabilitas menunjukkan
rendahnya laba dalam perusahaan, sebaliknya Profitabilitas yang
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba tinggi yang
selanjutnya akan menaikkan harga saham perusahaan. Sehingga
besarnya ROA akan mempengaruhi jumlah harga saham perusahaan,
sedangkan untuk variable lainnya yaitu EPS, BVS, DPR, dan Beta
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap
harga saham.
b. Sasongko & Wulandari (2006).
Judul:Pengaruh EVA dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham.
(26)
Adakah pengaruh ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity),
ROS (Return on Sales), EPS (Earning Per Share), BEP ( Basic Earning
Power), dan EVA (Ekonomic Value Added) terhadap harga saham?
Hipotesis :
1. ROA ( Return On Asset) berpengaruh terhadap harga saham.
2. ROE ( Return On Equity) berpengaruh terhadap harga saham.
3. ROS (Return on Sales) berpengaruh terhadap harga saham.
4. EPS (Earning Per Share) berpengaruh terhadap harga saham.
5. BEP (Basic Earnng Power) berpengaruh terhadap harga saham.
6. EVA (Economic Value Added) berpengaruh terhadap harga saham.
Kesimpulan :
1. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
t yang diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya EPS dapat
digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
2. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa Return On Asset, return on
equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Artinya ROA, ROE, ROS,
BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai
perusahaan.
c. Hijriah (2007)
Judul : pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga
(27)
Permasalahan :
“Apakah faktor fundamental (return on assets, return on equity,
debt to equity ratio, price earning ratio, earning per share, book value)
dan risiko sistematik (beta) memiliki pengaruh terhadap harga saham
properti di Bursa Efek Jakarta?
Hipotesis :
“Faktor fundamental yang terdiri dari return on assets, return on
equity, debt to equity ratio, price earning ratio, earning per share, book
value dan risiko sistematik (beta) memiliki pengaruh terhadap harga
saham properti di Bursa Efek Jakarta.”
Kesimpulan :
1. Secara serempak, faktor fundamental yang terdiri dari return on
assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER),
price earning ratio (PER), earning per share (EPS), book value (BV)
dan risiko sistematik (Beta) memiliki pengaruh signifikan terhadap
harga saham perusahaan properti di Bursa Efek Jakarta. Hal ini
menunjukkan bahwa pola pergerakan harga saham dapat dipengaruhi
oleh faktor fundamental dan risiko sistematik secara bersama-sama.
2. Secara parsial, variabel return on equity (ROE), price earning ratio
(PER), book value (BV) sebagai faktor fundamental yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham properti di Bursa Efek
Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa faktor fundamental ROE, PER,
(28)
d. Anastasia (2003)
Judul : Analisis Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap
Harga Saham Properti di BEJ
Permasalahan :
“Apakah faktor-faktor fundamental (ROA,ROE, Book Value, DER, r) dan
risiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham perusahaan property
baik secara bersama-sama maupun secara parsial ?”
Hipotesis :
1. Faktor fundamental (ROA,ROE, Book Value, DER, r) dan risiko
sistematik (beta) berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga
saham perusahaan properti .
2. Faktor fundamental (ROA,ROE, Book Value, DER, r) dan risiko
sistematik (beta) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
perusahaan properti.
Kesimpulan :
Secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA,ROE,
Book Value, DER,r)dan risiko sistematik(beta) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara
bersama-sama. Dan secara empiris terbukti bahwa hanya variable book value yang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan
(29)
Tabel 2.1 : Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)
Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Metode
Analisa
Variable Hasil Penelitian
Nirohito (2009) Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industry Property Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia
Regresi Linier Berganda
X1 = EPS X2 = BVS X3 = ROA X4 = PBV X5 = DPR X6 = DER Y = Harga Saham
Secara Simultan Faktor Fundamental Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share(BVS), Return On Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) Dan Resiko Sistematik (Beta) BerpengaruhTerhadap Harga Saham. Secara Parsial Hanya Variable Return on Asset (ROA)
yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Sasongko & Wulandari (2006)
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Regresi Linier Berganda
X1 = ROA X2 = ROE X3 = ROS X4 = EPS X5 = BEP X6 = EVA Y = Harga
Saham
Secara parsial menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Dan ROA, ROE, ROS, BEP, dan
EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hijriah (2007) Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di Bursa Efek Jakarta (Tesis Universitas Sumatera Utara Medan)
Regresi Logistik
X1 = ROA X2 = ROE X3 = DER X4 = PER X5 = EPS X6 = BV X7 = BETA Y = Harga Saham
Secara serempak return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), price earning ratio (PER), earning per share
(EPS), book value (BV) dan risiko sistematik (Beta) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti di Bursa Efek
Jakarta. Secara parsial, variabel return on equity (ROE), price earning ratio (PER), book value (BV) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham properti di Bursa Efek Jakarta.
Anastasia (2003) Analisis Faktor Fun-damental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ (Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas Kristen Petra) Regresi Linier Berganda
X1 = ROA X2 = ROE X3 = BV X4 = Payout
Ratio X5 = DPE X6 = DER Y = Harga
Saham
Secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA,ROE, Book
Value, DER,r)dan risiko sistematik(beta) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham perusahaan properti secara
bersama-sama. Dan secara empiris terbukti bahwa hanya variable book value
yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
perusahaan property secara parsial.
Aisyah (2010)
Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2009
Regresi Linier Berganda
X1 = EPS X2 = DER X3 = ROA X4 = ROE Y = Harga Saham
Bahwa variable independent Earning Per Share (EPS), Debt to Equity (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) terhadap variable dependen (harga saham) tidak berpengaruh signifikan. Baik parsial maupun simultan. Artinya hipotesis yang dirumuskan tidak terbukti kebenarannya.
(30)
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian
sebelumnya adalah sama – sama membahas mengenai faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak
pada periode penelitian yaitu tahun 2006 – 2009, dan penelitian ini
menggunakan 4 (empat) rasio keuangan terpilih yang dikategorikan ke
dalam 4 (empat) kategori rasio keuangan seperti yang digunakan pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Keempat kategori dan keempat rasio
keuangan tersebut adalah : Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio
(DPR), Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE). Penelitian yang
pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai pendukung penelitian
yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian sekarang bukan
merupakan duplikasi. Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti
melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan di mana.
2.2. Landasan Teori
2.2.1.Pasar Modal
2.2.1.1.Definisi Pasar Modal
Pasar modal biasa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagi
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bias diperjualbelikan,
baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
pemerintah, publik authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,
(31)
Sementara itu menurut samsul, pasar modal adalah tempat atau
sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument
keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul, 2006:
43).
Fungsi pasar modal sendiri adalah menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari pihak yang mempunyai dana lebih (lender) kepada
pihak yang memerlukan dana (borrower). Selain itu pasar modal, dapat
dilihat dari 3 sudut pandang , yaitu :
a. Sudut pandang Negara
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu
Negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara.
b. Sudut pandang emiten
Pasar modal merupakan saran untuk mencari tambahan modal.
Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang
lebih murah dan hal itu hanya bias diperoleh dari pasar modal.
c. Sudut pandang masyarakat
Masyarakat memiliki saran baru untuk menginvestasikan uangnya.
Investasi yang semula dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau rumah
sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi.
Menurut Samsul (2006:46), pasar modal dapat dikategorikan
(32)
a. Pasar pertama (perdana)
Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk
pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum.
b. Pasar kedua
Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual beli efek
antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek.
c. Pasar ketiga
Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market marker
serta investor dan harga dibentuk oleh market marker. Market marker
adalah anggota bursa.
d. Pasar keempat
Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan
investor beli tanpa melalui perantara efek.
Berikut ini dijelaskan secara singkat berbagai lembaga dan profesi
yang diperlukan agar kegiatan pasar modal dapat berjalan dengan baik
(Husnan, 2001: 9)
1. BAPEPAM
Keberadaan BAPEPAM dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan
pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, dan melindungi kepentingan
pemodal dan masyarakat.
2. Bursa Efek
Lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek adalah Bursa Efek.
(33)
dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek
yang menjadi anggota bursa tersebut. Dengan demikian para pemodal
tidak dapat melakukan jual beli antar mereka sendiri secara langsung,
tetapi harus melewati anggota di Bursa Efek.
3. Lembaga kliring dan Pinjaman
Lembaga ini menyediakan jasa kliring dan pinjaman penyelesaian
transaksi bursa untuk jual beli efek di bursa efek.
4. Lembaga penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga ini merupakan lembaga yang menyediakan jasa konstudian
(penyimpanan efek) sentral dan penyelesaian transaksi efek.
5. Perusahaan Efek
Perusahaan efek dapat menjalankan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,
perantara pedagang Efek dan manajer Investasi setelah memperoleh ijin
usaha dari BAPEPAM. Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berarti
bahwa perusahaan efek tersebut menjamin agar penerbitan sekuritas oleh
perusahaan yang dilakukan di pasar perdana dapat terjual semua.
6. Reksa Dana
Reksa Dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam
(34)
2.2.1.2.Peranan Pasar Modal
Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan
tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan
rugi. Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang.
Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan
kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham untuk
mengeluarakan obligasi. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian
dari perusahaan. Obligasi merupakan suatu kontrak yang mengharuskan
peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan
bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati. (Jogiyanto,
2003:11)
Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar
modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan
likuid jika penjual dapat menjual dan membeli surat-surat berharga
dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat
berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.
Jika pasar modal sifatnya efisien, harga dari surat berharga juga
mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan
di masa mendatang serta kualitas dari manajemennya. Jika calon investor
meragukan kualitas dari manajemen, keraguan ini dapat tercermin di
harga surat berharga yang turun. Dengan demikian pasar modal dapat
digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen.
(35)
veto di dalam pertemuan dan pemilihan manajemen. Hak veto pemegang
saham dapat dilakukan langsung atau dapat dialihkan ke pihak kedua
lewat suatu wakil atau proksi. Jika pemegang saham tidak puas dengan
manajemen, maka dapat terjadi perang proksi untuk mengganti
manajemen. (Jogiyanto, 2003: 12)
Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang
produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke pinjaman.
Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mepunyai
kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih
produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan
pemberi pinjaman akan lebih diutamakan dibandingkan jika pasar modal
tidak ada.
2.2.1.3. Investasi di pasar Modal
Investasi menurut Sunariyah (2004:4) adalah penanaman modal
untuk salah satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka
waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh
individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi
dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu : investasi dalam
bentuk aktiva real dan Investasi dalam surat berharga atau sekuritas.
Investasi menurut Jogiyanto (2000: 5) merupakan penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien
(36)
membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu
unit konsumsi mendatang. Dengan demikian dapat didefinisikan sebagai
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang
efisien selam periode waktu yang tertentu.
Di dalam Investasi ada dua potensi keuntungan dari investasi di
bursa efek yaitu berupa keuntungan yang diperoleh perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham (deviden) dan jika investor menjual
sahamnya diatas harga belinya. Deviden perusahaan sangat berkaitan
dengan performance perusahaan, sedangkan capital gain tidak begitu
dipengaruhi oleh perusahaan. Unsur spekulasi sangat berperan dalam jual
beli saham, jika harga jual saham di bawah harga beli (capital lost),
sedangkan deviden tidak bias negatif. (Anogara dan Pakarti, 2003:81)
Menurut Usman (1990 : 145), setiap pemodal memiliki tujuan
tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambil.
Secara umum tertentu saja motif investasi adalah : memperoleh
keuntungan. Namun dikaitkan dengan karakteristik instrument di pasar
modal pada dasarnya ada 5 (lima) sasaran yang ingin dicapai oleh
pemodal, antara lain :
1. Keamanan.
2. Pendapatan.
3. Pertumbuhan
4. Fasilitas pajak
(37)
2.2.1.4.Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal
Menurut Samsul (2006: 81) mengatakan lembaga-lembaga yang
termasuk dalam Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal adalah :
a. Akuntan Publik
Akuntan public adalah salah satu lembaga profesi di Pasar Modal yang
berfungsi member “opini akuntan” atas laporan keuangan yang disusun
oleh perusahaan.
b. Notaris
Notaris bertugas untuk membuat perjanjian-perjanjian notariil,
mempersiapkan notulen rapat yang membutuhkan sifat notarill, dan
mempersiapkan anggaran dasar peseroan terbatas.
c. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah pihak yang member “legal opinion” atas calon
emiten.
d. Perusahaan Penilai (appraisal company)
Perusahaan penilai adalah perusahaan yang terdaftar di Bapepam yang
bertugas melakukan penilaian atas akiva calon emiten.
2.2.1.5. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Menurut Samsul (2006:82) mengatakan lembaga-lembaga yang
(38)
a. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
laninnya yang berkaitan dengan efek dan jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek serta
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
b. Biro Administrasi Efek (BAE)
Biro Adminstrasi Efek adalah perusahaan yang menyelenggarakan
administrasi kepemilikan efek serta mengurus hak yang melekat pada
efek tersebut.
c. Wali Amanat
Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat utang.
2.2.2. Saham
2.2.2.1.Definisi Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda bukti pengambilan bagian
atau peserta dalam suatu perseroan terbatas (Riyanto 1999:240).
Sedangkan menurut Jogiyanto (2000: 11) saham merupakan bukti
kepemilikan sebagian dari perusahaan.
2.2.3.Jenis-Jenis Saham
Menurut Jogiyanto (2000:67), saham (stock) yang dikeluarkan oleh
(39)
1. saham preferensi (Preferred Stock), merupakan saham yang
mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham
biasa . Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen.
2. Saham biasa (Common Stock), ialah saham yang tidak memberikan
suatu keistimewaan kepada pemiliknya .
Jika perusahaan hanya mengeluarkan kelas saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa. pemegang saham adalah pemilik
dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak.
3. Saham Treasuri (treasuri stock) adalah saham milik perusahaan yang
sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali
oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai
treasuri.
Sedangkan menurut Riyanto (1999: 240), jenis-jenis saham
dibedakan ke dalam 3 bentuk sebagai berikut :
1. Saham Biasa (common stock)
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir
tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan. Apabila perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau
(40)
dividen, dan mengenai ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu
perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian ini belum dapat
ditutup, maka selama kerugian ini belum dapat ditutup, maka selama
ini perusahaan tidakdiperbolehkan membayar dividen.
2. Saham Preferen (preferred stock)
Pemegang saham jenis ini mempunyai beberapa “preferensi”
tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal :
a. Pembagian dividen
Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian
sisanya barulah disediakan untuk saham biasa (common stock).
Dividen saham preferen dinyatakan dalam presentase tertentu dari
nilai nominalnya.
b. Pembagian kekayaan
Apabila kekayaan dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan,
saham preferen didahulukan dari pada saham biasa. Tetapi
kelemahannya, pemegang saham jenis ini tidak mempunyai hak
suara dalam rapat umum pemegang saham. Kesamaannya adalah
berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan.
c. Saham kumulatif preferen (cummulatif preferred stock)
Saham jenis ini pada dasarnya adalah sama dengan saham
preferen. perbedaanya hanya terletak pada adanya hak kumulatif
(41)
selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan
atau karena adanya kerugian , pemegang jenis saham ini
dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan
berhak menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di
waktu-waktu lampau.
2.2.4.Harga Saham
Pasar modal atau Bursa Efek merupakan suatu tempat dimana
terjadi tawar-menawar atas harga suatu efek atau suatu perusahaan, maka
harga yang terjadi di pasar modal tersebutlah yang disbut harga pasar atau
kurs saham. Menurut Usman (2001:126) Harga pasar saham dapat diartikan
sebagai harga pasar yang berlaku di pasa pada saat itu dan dipengaruhi oleh
pemerintah dan penawaran yang secara fundamental ditentukan oleh aktiva
yang memilikinya.
Harga Saham ditentukan oleh adanya permintaan dan penawaran.
Pembentukan harga saham dibedakan menjadi pasar lelang (aucation
market) dan pasar negosiasi (negotiated market).
Pada perdagangannya, harga terbentuk sesuai dengan harga
lelang,dengan proses tawar menawar didasarkan atas prioritas harga dan
prioritas waktu, sedangkan pembentukan harga pasar saham negosiasi
dilakukan dengan cara negosiasi antara pihak penjual dengan pembeli.
Harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh
(42)
dan permintaan saham dan kemampuan analisis efek. Harga saham naik
atau turun tergantung dari perubahan satu atau lebih faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Apabila kondisi perusahaan memburuk hal ini akan
mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut iktu memburuk dan
sebaliknya, jika kondisi perusahaan membaik, maka harga sahamnya juga
ikut meningkat.
Menurut Sunariyah (2000:154) harga saham dapat dibedakan
manjadi tiga macam, yakni harga pasar, harga nominal dan harga perdana.
1. Harga pasar (Market Value) yaitu harga yang berlaku dalam pasar saat
itu.
2. Harga nominal saham adalah harga yang tercantum dalam sertifikat
saham, dimana yang telah ditetapkan oleh emiten serta dengan
mendapatkan persetujuan dari Bapepam (Badan Pemeriksa dan
Pengawas Pasar Modal).
3. Harga perdana adalah harga saham ketika saham tersebut dijual saat
pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh penjamin
emisi dan emiten berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
2.2.4.1.Penilaian Harga Saham
Pedoman untuk menilai harga saham menurut Jogiyanto, (2000:
(43)
a. Nilai intrinsik > Harga Pasar saat ini, maka harga saham tersebut
dinilai terlalu rendah (undervalued).
b. Nilai Intrinsik < Harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut
dinilai terlalu tinggi (overvalued).
c. Nilai Intrinsik = Harga pasar saat ini, maka harga saham tersebut
dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Bila nilai intrinsik suatu surat berharga lebih besar dari nilai
pasarnya (undervalued) maka unsur resiko yang terkandung dalam surat
berharga itu tidak perlu dikhawatirkan karena saham yang dijual dengan
harga murah dan bila sebaliknya nilai intrinsik surat berharga lebih kecil
dari nilai pasarnya (overvalued) maka dianggap surat berharga itu
dianggap terlalu beresiko karena saham tersebut dijual dengan harga yang
mahal. Tidak terlepas kemungkinan yang terjadi nilai surat berharga sama
dengan nilai pasarnya yang memungkinkan apabila pasar modal telah
berjalan secar efisien.
2.2.4.2. Analisis Penilaian Harga Saham
Dalam menanamkan modal suatu perusahaan, investor harus
melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang beredar
untuk menentukan nilai saham. Tujuannya untuk menilai apakah nilai
saham yang ditawarkan emiten wajar atau tidak.
Pertanyaan mendasar yang sering dilontarkan adalah harga saham
(44)
perlu dibedakan antara lain nilai (value) dan harga (price). Sunariyah
(2004:168) mendefinisikan nilai sebagai nilai intrinsic (intrinsik value)
yaitu nilai nyata suatu saham yang ditentukan oleh beberapa factor
fundamental perusahaan. Sedangkan harga didefinisikan sebagai harga
pasar (market value) yaitu nilai nyata suatu saham yang ditentukan oleh
beberapa faktor fundamental perusahaan. Sedangkan harga didefinisikan
sebagai harga pasar (market value) yaitu harga yang berlaku di pasar pada
saat ini.
Untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan
tradisional digunakan dua analisis yaitu :
1. Analisis teknik (technical analisis) yang menggunakan data atau
catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses
permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara
keseluruhan.
Menurut Husnan (2001: 349) mengatakan pemikiran yang
mendasari analisis teknikal adalah :
a. Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan.
b. Bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di
waktu yang lalu.
c. Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu,
(45)
2. Analisis fundamental (fundamental analisis)
Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham
memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari
variable-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu return yang diharapkan dan resiko yang melekat
pada saham tersebut. Sunariyah (2000:169).
2.2.4.3.Faktor Fundamental yang mempengaruhi Harga Saham
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham menurut
Usman, (1990: 167) antara lain adalah :
1. Faktor Fundamental
Faktor fundamental ini menggambarkan keadaan dan kondisi suatu
perusahaan yang akan mempengaruhi pergerakan harga saham, yakni :
a. Prospek pemasaran
b. Perkembangan teknologi
c. Kemampuan manajemen perusahaan
d. Kemampuan menghasilkan keuntungan
e. Kebijakan pemerintah
f. Manfaat terhadap perekonomian nasional
g. Hak-hak investor
2. Faktor Teknis, dimana faktor ini bertolak belakang dari anggapan
dasar bahwa investor adalah makhluk yang rasional Bursa sebagai
(46)
cerminan dari mass behavior, dimana individu bergabung sering
melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif.
Sehingga harga saham yang merupakan komoditas perdagangan
tentunya dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Faktor teknis
yang banyak mempengaruhi pergerakan harga saham antara lain :
a. Perkembangan kurs
b. Keadaan pasar
c. Volume dan frekuensi transaksi
d. Kekuatan pasar
3. Faktor-faktor lingkungan social, ekonomi dan politik
a. Tingkat inflasi
b. Kebijakan moneter
c. Neraca pembayaran dan APBN
d. Kondisi ekonomi
e. Keadaan politik
2.2.5. Laporan Keuangan
2.2.5.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Hanafi (2007: 49) laporan penting disamping informasi
lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar
perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.
Menurut Baridwan (2000: 17), laporan Keuangan merupakan
(47)
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Menurut Riyanto (1995: 261), laporan Finansial adalah suatu
laporan mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, diamana Neraca
(Bance sheet), mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada
suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba (income statement)
mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu,
biasanya meliputi periode satu tahun.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
suatu bentuk laporan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan dimana
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan baik mengenai jumlah
harta, hutang dan modal yang dimiliki serta jumlah pendapatan yang serta
pengeluaran dari perusahaan pada suatu periode tertentu.
2.2.5.2 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Riyanto (1995 : 331) mengatakan ada empat
pengelompokan dalam rasio keuangan, yaitu :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, acid
(48)
b. Rasio leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiyai dengan hutang. Rasio
leverage terdiri dari debt to total capital, debt to equity, dan lain
sebagainya.
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan
sumber-sumber dananya. Rasio aktivitas terdiri dari inventory
turnover, total asset turnover, dan lain sebagainya.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Rasio profitabilitas
terdiri dari gross margin, profit margin, dan lain sebagainya.
2.2.5.3. Earning Per Share (EPS)(X1)
Adalah rasio yang digunakan untuk memberikan gambaran kepada
pemegang saham tentang keuntungan yang akan diperoleh dengan
menghubungkan antara laba dengan lembar saham yang beredar
(Munawir, 1986: 241 ). Variabel ini pengukurannya menggunakan skala
rasio dan satuan ukurannya adalah rupiah (Rp).
EPS = laba bersih x 100 jumlahsaham
(49)
2.2.5.4. Pengaruh Earning Per Share terhadap harga Saham (X1 terhadapY ) Menurut Residual Equity Theory yang dikemukakan oleh William
Paton bahwa pemegang saham biasa dianggap sebagai pemilik saham yang
sebenarnya.Teori Ekuitas Residu berdasarkan pada perhitungan pendapatan
per lembar saham (EPS). Keperluan pendekatan ini untuk memperluas
informasi yang lebih baik untuk para pemegang saham dalam mengambil
keputusan dan dalam memperkirakan dividen yang mungkin diterima di
masa datang ( Shim dan Siegel, 2000 : 373 )
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Vernande Nirohito,
(2009), Noer Sasongko & Nila Wulandari, (2006) menunjukkan bahwa
Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dengan harga saham.
Semakin tinggi nilai earning per share (EPS) tentu saja
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham. Pemodal seringkali memusatkan
perhatian pada laba per lembar saham EPS (earnig per share) dalam
melakukan analisis. Karena itu perlu memahami bagaimana earning per
share (EPS) diperoleh dan menunjukkan angka apa tersebut. Angka
earning per share (EPS) biasanya disajikan paling bawah dalam laporan
rugi laba, dan karena sering disebut sebagai bottom line (Husnan, 2001:
(50)
2.2.5.5. Debt to equity ratio (DER)(X2)
Menurut Dendawijaya (2005: 123) debt to equity ratio adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup
sebagian atau seluruh hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun
jangka pendek dengan dana yng berasal dari dana sendiri perusahaan.
Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang
terdiri atas presentase modal perusahaan sendiri dibandingkan dengan besar
hutangnya. Variabel ini pengukurannya menggunakan skala rasio dan
satuan ukurannya adalah prosentase (%).
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
DER = Jumlah Hutang x 100 Modal Sendiri
2.2.5.6.Pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap harga Saham (X2
terhadap Y)
Pengaruh penggunaan hutang perusahaan juga tidak kalah
pentingnya dengan faktor-faktor lain tingkat investor yang hanya melihat
kemungkinan tingkat pengembaliannya tetapi juga melihat seberapa besar
resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin besar hutang yang dipakai
untuk mendanai perusahaan semakin tiggi pula resiko yang ditanggung
perusahaan, hal ini akan membuat menurunnya harga saham karena para
(51)
Hasil penelitian Anastasia (2003) menunjukkan bahwa Debt to
equity ratio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham
perusahaan properti. Sedangkan menurut Ihsan (2009) Debt to equity ratio
(DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Expectany Value Theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964)
menyatakan bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mengharapkan
usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarah kebalas jasa tertentu dan
menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. Teori ini
menunjukkan tingkat resiko serendah mungkin dalam merendahkan hutang
yang dipakai untuk mendanai perusahaan dengan harapan investor tidak
akan khawatir dalam melakukan investasi. Dengan demikian besarnya DER
dapat berdampak pada harga saham (Rahmawati, 2009:31)
2.2.5.7. Return on Equity (ROA)(X3)
Menurut Hanafi (2007 : 84) ROA biasa juga disebut dengan ROI.
Rasio mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Variabel ini pengukurannya
menggunakan skala rasio dan satuan ukurannya adalah prosentase (%).
Menurut Riyano (1995 :336) mengatakan untuk menghitung ROA dapat
(52)
ROA = Laba Bersih Sebelum pajak dan Bunga x 100 Total Aset
2.2.5.8.Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham (X3 terhadap Y) Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profiabilitas
yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional
manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan bagi investor. Selain itu Return On Asset (ROA)
ini juga merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya.
Salah satu bukti empiris yang dilakukan Noer Sasongko & Nila
Wulandari, (2006) menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak
signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan hasil penelitian
dari (Almas Hijriah) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan dan
positif terhadap harga saham.
Pada rasio ini semakin tiggi nilai ROA, menunjukkan efisiensi
manajemen assets, yang berarti semakin tinggi pula efisiensi manajemen.
Hal ini didukung dengan teory Modigliani dan Miler (MM) yang
menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh “earning power” dari
assets perusahaan. Dengan demikian membuktikan bahwa nilai perusahaan
(53)
2.2.5.9. Return on Equity (ROE)(X4)
Menurut Hanafi (2007: 85) Return on Equity adalah salah satu
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Variabel ini pengukurannya menggunakan skala rasio dan satuan
ukurannya adalah prosentase (%). Rasio ROE ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih x 100 Ekuitas
2.2.5.10.Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham (X4 terhadap Y) Kemampuan suatu perusahaan menghasilkan keuntungan dapat
diukur dengan tiga macam rasio keuangan, salah satunya yaitu dengan
menggunakan Return On Equity (ROE) menggambarkan efisiensi
pengelolaan dana yang ditanam para pemegang saham perusahaan.
Menurut Hanafi (2007: 84) Return on Equity adalah salah satu
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
(54)
Teori yang melandasi :
Teori “Arbitrage Pricing Theory”
Teori “Arbitrage Pricing Theory” oleh Chen, Roll dan Ross
menggambarkan hubungan antara resiko dan return. Estimasi return yang
diharapkan dari suatu sekuritas tidak terlalu dipengaruhi portofolio pasar
karena adanya asumsi bahwa return yang diharapkan dari suatu sekuritas
bisa dipengaruhi dari beberapa faktor resiko. Dengan demikian, Arbitrage
Pricing Theory (APT) mengasumsikan bahwa sekuritas yang berbeda akan
mempunyai sensivitas terhadap faktor-faktor resiko sistematis yang berbeda
pula. Masing-masing investor akan membentuk portofolio tergantung pada
preferensinya terhadap resiko, pada masing-masing faktor resiko yang
dianggap relevan dan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan pada
faktor tersebut, maka investor dapat menentukan estimasi return yang
diharapkan untuk berbagai sekuritas (Tandelin, 2010:105).
Return On Equity (ROE) diteliti oleh Njo Anastasia (2003)
Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap harga saham..
Sedangkan menurut Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006) dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara ROE dengan
resiko. Semakin tinggi ROE berarti semakin rendah resiko yang akan
(55)
mengetahui hasil pengembalian atas modal sendiri pada perusahaa sehingga
resiko pada perusahaan dapat teratasi.
2.2.5.11. Pengaruh Earning per Share (EPS), Debt to Equity (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham (X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y)
Menurut Husnan (2001: 315), ” Untuk melakukan analisis dan
memilih saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental
dan analsisis teknikal”.
Analisis fundamental merupakan metode analisa dengan
menganalisis data-data keuangan dengan menggunakan analisis ratio
seperti yang dapat dijadikan indikator, sehingga tujuan meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar
modal dapat dicapai. Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja
keuangan dan dapat menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan
keuangan perusahaan. Rasio keuangan meliputi Earning Per Share (EPS),
Debt to Equity Ratio (DPR), Return On Aset (ROA), Return On Equity
(ROE).
Hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya
menunjukkan secara empiris terbukti bahwa faktor fundamental (ROA,
ROE, BV, DER, r) dan risiko sistematik (beta) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham perusahaan property secara bersama-sama
(56)
menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama semua faktor
fundamental Earning Per Share (EPS), Book Value per Share (BVS),
Return on Asset (ROA), Dividend payout Ratio (DPR) dan resiko
sistemati (Beta) berpengaruh terhadap harga saham.
2.3. Kerangka Pikir
Faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham
yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan emiten merupakan
pengertian dari aspek fundamental (Lestari ,2004). Investasi dalam bentuk
saham mengandung ketidakpastian dan juga sulit meramalkan masa depan
perusahaan bersangkutan. Harga saham yang cenderung naik, akan
menciptakan capital gain. Harga saham yang cenderung turun,
menciptakan capital loss. Perubahan harga saham secara kumulatif akan
membentuk kumulasi netto harga saham bertanda positif. Sebaliknya
turunnya harga saham yang lebih dari naikknya harga saham, secara
kumulatif membentuk kumulasi netto harga saham bertanda negatif.
Resiko dalam berinvestasi tidak dapat dihindari, namun dapat ditekan
sekecil mungkin, misalnya dengan melakukan suatu analisa pada
informasi-informasi yang ada.
Dari hasil analisis yang ada akan menunjukkan perusahaan mana
yang mendapat kepercayaan dari investor dalam menanamkan modalnya.
(57)
kinerja keuangan dan dapat menjelaskan beberapa kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan
Berdasarkan dengan hasil penelitian terdahulu dan teori tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sesuai dengan rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
1. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Vernande Nirohito,
2009) bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Harga saham. Sedangkan dari hasil penelitian
dilakukan oleh (Noer Sasongko & Nila Wulandari, 2006)
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif
dengan harga saham. Variabel Earning Per Share (EPS)
mempengaruhi harga saham. Semakin tinggi nilai Earning Per Share
(EPS) semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Jadi Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga
saham.
2. Hasil penelitian Ihsan (2009) Debt to equity ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan menurut Anastasia (2003) menunjukkan bahwa Debt to
equity ratio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga
saham perusahaan propert. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
mempengaruhi harga saham. Semakin besar Debt to Equity Ratio
(DER) menandakan struktur permodalan usaha terhadap ekuitas
(58)
tinggi. Jadi Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap
harga saham.
3. Return On Equity (ROE) diteliti oleh Noer Sasongko & Nila
Wulandari (2006) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Return
On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan
menurut Ledi Lasni Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh
positif terhadap harga saham. Variabel Return On Aset (ROA)
mempengaruhi harga saham. Semakin tinggi nilai Return On Aset
(ROA), menunjukkan efisiensi manajemen assets, yang berarti
semakin tinggi pula efisiensi manajemen. Jadi Return On Aset (ROA)
berpengaruh positif terhadap harga saham.
4. Menurut Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006) dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan Return On Equity
(ROE) yang diteliti oleh Ledi Lasni Return On Equity (ROE)
mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Variabel Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi
Return On Equity (ROE) berarti semakin rendah resiko yang akan
terjadi pada perusahaan. Dengan mengetahui ROE berarti dapat
dikatakan mengetahui hasil pengembalian atas modal sendiri pada
perusahaan sehingga resiko pada perusahaan dapat teratasi. Jadi Return
(59)
Dengan berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori
– teori yang telah dikemukakan maka dapat dijabarkan kerangka berpikir
penelitian seperti terlihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Model Kerangka Pikir
2.4. Perumusan hipotesis
Dari perumusan masalah, landasan teori serta kerangka pemikiran
di atas dapat dibuat suatu hipotesis pnelitian sebagai berikut :
“Earning per share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan Properti dan Real Estate yang go public di Bursa Efek
Indonesia”.
X2 = Debt to Equity Ratio
Y = Harga Saham
X3 = Return On Asset
X4 = Return On Equity
Regresi Linier Berganda X1 = Earning Per Share
(60)
3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Penelitian ini mengoperasionalkan empat variabel bebas dan satu
variabel terikat. Operasionalisasi variabel-variabel tersebut bertujuan agar
didapat kejelasan deskriptif dari masing-masing variabel yang diteliti dan
mengimplementasikannya secara terukur. Variabel bebasnya adalah
earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER), return on assets
(ROA), dan return on equity (ROE), sedangkan variabel terikatnya adalah
harga saham
1. Variabel terikat harga saham (Y)
Sering disebut sebagai variabel respon, output, kriteria,
konsekuen, dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat
(dependend variabel). Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Penelitian ini variabel terikatnya adalah harga saham diproksikan
dengan return saham akan diperoleh dengan harga saham tahun n
dikurangi harga saham tahun n-1 dibagi harga saham tahun n-1. variabel
(61)
Return Saham = Harga Saham n – Harga saham n-1 Harga Saham n-1
Di dalam penelitian variabel terikat adalah harga yang diberikan
pasar pada sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan yang ada di bursa
efek berdasarkan kurs resmi yang terakhir ditentukan berdasarkan harga
penutupan.
2. Variabel Bebas
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input,
predictor, dan antecedent. Dalam bahasa indoneesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah varibel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau variabel terikat. Jadi
variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi di dalamnya. Di
dalam penelitian ini variabel bebas nya adalah sebagai berikut :
a. Earning per share (EPS)(X1)
Adalah rasio yang digunakan untuk memberikan gambaran
kepada pemegang saham tentang keuntungan yang akan diperoleh
dengan menghubungkan antara laba dengan lembar saham yang
beredar. Variabel ini pengukurannya menggunakan skala rasio dan
satuan ukurannnya adalah rupiah(Rp).
EPS = laba bersih x 100 jumlahsaham
(62)
b. Debt to equity ratio (DER)(X2)
Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh
hutang-hutang nya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana
yang berasal dari dana perusahaan sendiri. Dengan kata lain, rasio ini
mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas prosentase modal
perusahaan sendiri dibandingkan dengan besarnya hutang. Variabel ini
pengukurannya menggunakan skala rasio dan satuan ukurnya adalah
prosentase (%). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
DER = Jumlah Hutang x 100 Modal Sendiri
c. Return on Asets (ROA)(X3)
ROA biasa juga disebut dengan ROI. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat
asset yang tertentu. Variabel ini pengukurannya menggunakan sakala
rasio dan satuan ukurnya adalah prosentase (%). Rasio ini bisa dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih Sebelum pajak dan Bunga x 100 Total Aset
d. Return on equity (ROE)(X4)
Return on equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan
(63)
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Variabel ini
pengukurannya menggunakan skala rasio dan satuan ukurnya adalah
prosentase (%). Rasio ROE ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih x 100 Ekuitas
3.1.2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel variabel sangat diperlukan dan teknik untuk
melakukan pengukuran variabel dikenal dengan teknik penyusunan skala.
Skala pengukuran adalah prosedur pemberian angka atau symbol lain
kepada sejumlah sifat suatu objek dengan maksud untuk member
karakteristik angka pada sifat objek tersebut (Sumarsono: 2004: 53).
Dalam penelitian ini, variabel bebas yang terdiri dari Earning Per Share
(EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE) yang mencerminkan skala rasio.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subjek/objek yang memiliki ciri-ciri
atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
sbuyek-subjek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004:44). Populasi dalam penelitian ini
(64)
yang listing di Bursa Efek Tahun 2006-2009 di Bursa Efek Indonesia
yang jumlahnya 47 perusahaan.
Tabel 3.1 : Daftar Populasi Perusahaan Properti dan Real Estate Tahun 2006-2009
No Kode Nama Emiten
1 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 2 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.
3 BIPP PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 4 BKDP PT. Bukit Darmo Property Tbk 5 BKSL PT. Sentul City Tbk.
6 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 8 CKRA PT. Citra Kebun Raya Agri Tbk. 9 COWL PT. Cowell Development Tbk. 10 CTRA PT. Ciputra Development Tbk. 11 CTRP PT. Ciputra Property Tbk. 12 DART PT. Duta Anggada Realty Tbk. 13 DGIK PT. Duta Graha Indah Tbk. 14 DILD PT. Intiland Development Tbk. 15 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk.
16 ELTY PT. Bakrieland Development Tbk.
17 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 18 GPRA PT. Perdana Gapuraprima Tbk.
19 INPP PT. Indonesian Paradise Property Tbk. 20 JAKA PT. Jaka Inti Realindo Tbk
21 JIHD PT.JakartaInternationalHotels&DevelopmentTbk. 22 JRPT PT. Jaya Real Property Tbk.
23 JSPT PT. Jakarta Setiabudi International Tbk. 24 KARK PT. Dayaindo Resources International Tbk. 25 KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk. 26 KPIG PT. Global Land Development Tbk. 27 LAMI PT. Lamicitra Nusantara Tbk. 28 LCGP PT. Laguna Cipta Griya Tbk. 29 LPCK PT. Lippo Cikarang Tbk.
(65)
30 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk. 31 MAMI PT. Mas Murni Indonesia Tbk. 32 MLDN PT. Modernland Realty Tbk.
33 MTSM PT. Metro Supermarket Realty Tbk. 34 OMRE PT. Indonesia Prima Property Tbk. 35 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 36 PNSE PT. Pudjiadi And Sons Tbk.
37 PSAB PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk. 38 PTRA PT. New Century Development Tbk. 39 PUDP PT. Pudjiaji Prestige Tbk.
40 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk.
41 PWSI PT. Panca Jasa Wira Sakti Tbk. 42 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 43 RODA PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. 44 SIIP PT. Suryainti Permata Tbk.
45 SMDM PT. Suryamas Dutamakmur Tbk. 46 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 47 SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk. Sumber : Bursa Efek Indonesia 2006 – 2009
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai cirri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representative dari populasi (Sumarsono
,2004:44)
Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel dalam penelitian
ini adalah purposive sample. Adapun kriteria pengambilan sampel ini
(66)
1. Perusahaan Properti dan Real Estate yang telah go public dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2006, serta yang masih aktif
melakukan perdagangan saham tahun 2006-2009
2. Perusahaan Properti dan Real Estate yang telah go public dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai laporan keuangan lengkap,
valid, dan telah diaudit oleh auditor independen tahun 2006-2009.
3. Perusahaan Properti dan Real Estate yang telah go public dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang nilai EPS, DER, ROA, dan ROE tidak
bernilai negatif tahun 2006-2009.
4. Perusahaan Properti dan Real Estate yang telah go public dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dengan net income yang positif mulai tahun
2006-2009
Berdasarkan kriteria di atas, terdapat 10 perusahaan yang dijadikan
sebagai sampel.
Tabel 3.2 : Daftar Perusahaan Sampel
No Kode Nama Emiten
1. ELTY PT. Bakrieland Development Tbk. 2. CTRA PT. Ciputra Development Tbk. 3. JRPT PT. Jaya Real Property Tbk. 4.. LAMI PT. Lamicitra Nusantara Tbk.
5. LPCK PT. Lippo Cikarang Tbk. 6. LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk.
7. PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 8. PNSE PT. Pudjiadi And Sons Tbk.
9. PUDP PT. Pudjiaji Prestige Tbk. 10. SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. Sumber : Bursa Efek Indonesia 2006 – 2009
(1)
87
4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan pengaruh faktor – faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Debt to Equity (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) terhadap Harga saham perusahaan Properti dan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia, telah tercapai.
4.4.4. Keterbatasan
Penelitian ini dirasakan oleh peneliti sudah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :
1. Kecilnya sampel yang dianalisis yaitu 10 responden, serta lingkup penelitian hanya di satu jenis usaha yaitu perusahaan yang bergerak di sektor property dan real estate, hal ini relatif kecil dibandingkan populasi yang ada, sehingga akan mempengaruhi tingkat generalisasi hasil penelitian.
2. Variabel yang digunakan sebagai indikator terhadap harga saham hanya empat variabel yaitu Earning Per Share (EPS), Debt to Equity (DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), disamping masih banyak variabel yang mungkin mempengaruhi harga saham, misalnya variabel disesuaikan denga rujukan jurnal atau penelitian sebelumnya yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(2)
88
3. Penelitian ini mengambil data tahun 2006 – 2009, sementara 2007 terjadi krisis moneter di Amerika yang mempunyai dampak atas harga saham di seluruh dunia termasuk Indonesia, dengan demikian ada pengaruh atas harga saham yang diambil dalam penelitian ini yang berdampak pada penentuan return saham yang dijadikan sebagai variabel dependen sebagai proksi harga saham, sehingga mengakibatkan hasil penelitian ini semua variabel independen terhadap variabel dependen tidak berpengaruh signifikan.
(3)
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pada uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil Uji Kesesuaian Model dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan kurang cocok guna melihat pengaruh Earning Per Share (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3), Return On Equity (X4), terhadap Harga saham (Y), sedangkan berdasarkan hasil uji baik secara parsial maupun secara simultan menyatakan bahwa variabel independent Earning Per Share (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3), Return On Equity (X4) terhadap variabel dependen harga saham (Y) tidak berpengaruh signifikan. Artinya hipotesis yang dirumuskan tidak terbukti kebenarannya.
5.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan di masa yang akan datang, yaitu antara lain :
1. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(4)
akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap harga saham. Selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan topic yang sama dengan memperbanyak jumlah sampel, periode yang lebih lama.
2. Investor yang ingin investasi saham di sector properti dan real estate, hendaknya mempertimbangkan faktor fundamental dan psikologi pasar saham secara umum.
(5)
DAFTAR PUSTAKA Buku Teks :
Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi, FE UPN “Veteran” Jatim.
Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Cetakan Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Hanafi, 2005, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta.
Munawir, S, 1997, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Galia Indonesia, Jakarta.
Anoraga dan Prakarti, 2003, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Cetakan Keempat, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Penerbit PT Gelora Aksara Pratama.
Shim dan Siegel, 2000, Kamus Istilah Akuntansi, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(6)
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan Keempat Sunariyah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.
Usman, Marzuki, dkk, 1990, ABC Pasar Modal Indonesia, LPPI/IBI dan ISEL, Jakarta.
www.kabarbisnis.com www.infoanda.com
Jurnal :
Anastasia, Njo, 2003, Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No, 2.
Sasongko dan Wulandari, 2006, Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham, Empirika, Vol. 19 No. 1.
Nirohito, Vernande, 2009, Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Properti dan Real Estate DI Bursa Efek Indonesia.
Skripsi :
Rahmawati, Lilik, 2009, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Resiko Sistematis Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta, Fakultas Ekonomi UPN “ Veteran” Jawa Timur.
Tesis :
Hijriah, Almas, 2007, Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga saham Properti di Bursa Efek Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara Medan.