utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.
3.2. Pemberitaan Pembongkaran Tembok Pembatas Tugu Pahlawan
Pembongkaran tembok pembatas Tugu Pahlawan menjadi pro dan kontra antara masyarakat dan pemerintah kota Surabaya. Karena
banyaknya tokoh pemerintah kota yang setuju dengan pembongkaran tersebut dengan harapan agar Tugu Pahlawan dapat menjadi kawasan yang
lebih hidup, tidak menghambat kebebasan masyarakat untuk berkunjung kesana, serta menjadikan Tugu Pahlawan icon yang sebenarnya dari kota
Surabaya seperti hal nya Monas icon dari Jakarta. Tembok tersebut tidak asal dibangun, ada filosofi dan fungsi saat
dibangun. Kalau dibongkar begitu saja, bisa timbul ketimpangan terhadap bangunan yang ada. Ada delapan fungsi dari tembok pembatas tersebut,
diantaranya menjadi pemisah antara museum terbuka dan museum tertutup, menjadi tempat dilukisnya relief, meredam kebisingan lalu lintas,
menjadi tabir agar pengunjung bisa melihat indahnya museum bukan keruwetan lalu lintas, berfungsi sebagai penghijauan, menjadikan tugu
lebih sakral karena tidak semua orang bisa masuk dan lebih hormat di dalamnya. Dan banyak manfaat lain dari tembok tersebut sebagai
pengaman atau pelindung untuk monumen itu sendiri. Dari sisi keamanan juga untuk menghindari PKL atau masyarakat
yang akan menganggu aktifitas di monumen tersebut. Tembok pembatas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang dibangun pada tahun 1991 dan diresmikan tahun 1998, mempunyai fungsi yang efektif dari pakar yang mengidekan tentang pembangunan
tembok tersebut.
3.3. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan opini masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan
pembongkaran tembok pembatas Tugu Pahlawan di media surat kabar Jawa Pos.
3.4 Pengukuran Variabel
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan model Skala Likert Hasan, 2002 : 72 dijabarkan menjadi indikator variabel yang
kemudian dijadikan titik tolak penyusunan item-item instrument, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan yang kemudian harus di jawab oleh
responden. Pengukuran ini menggunakan 4 pilihan jawaban yaitu: sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Dalam
kategorisasi ini, alternatif jawaban “Ragu-ragu” undecided ditiadakan, alasannya, menurut Hadi 1986 : 20 adalah sebagai berikut :
a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda instrument.
b. Tersedianya jawaban tengah menimbulkan multi interpretable ini tidak
diharapkan dalam kecenderungan menjawab ketengah central
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tendency effect, terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
c. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data
penelitian, sehingga mengurangi banyak informasi yang dapat dijaring responden.
Pada tahap selanjutnya, 4 kategori jawaban diatas akan diberi skor sesuai dengan jawaban yang harus dipilih oleh responden. Sedangkan
pemberian bobot skor sebagai berikut : 1. Sangat Setuju SS
: skor 4 2. Setuju S
: skor 3 3. Tidak Setuju TS
: skor 2 4. Sangat Tidak Setuju STS
: skor 1 Pengukuran opini masyarakat Surabaya tentang berita
pembongkaran tembok pembatas Tugu Pahlawan di media massa surat kabar dapat ditunjukkan melalui total skor dari keseluruhan jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Asumsi pembagian 4 macam jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan yang
diajukan adalah: 1.
Sangat setuju, jika seluruh materi dinyatakan sebagai hal yang sangat benar.
2. Setuju, jika seluruh materi dinyatakan sebagai hal yang benar.
3. Tidak Setuju, jika seluruh materi dinyatakan sebagai hal yang tidak
benar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Sangat Tidak Setuju, jika seluruh materi dinyatakan sebagai hal
yang sangat tidak benar.
Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap item dari setiap angket, sehingga diperoleh skor total dari setiap pertanyaannya
tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya, tiap-tiap indikator untuk opini diukur melalui pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
kuesioner. Kemudian jawaban yang telah dipilih dari skor dan di total. Total skor dari setiap kategori, dikategorisasikan kedalam 3 interval, yaitu
negatif, netral, dan positif. Penentuan interval dilakukan dengan menggunakan range. Range masing-masing kategori ditentukan dengan :
R range = skor tertinggi – skor terendah Jenjang yang diinginkan
Keterangan : Range
: Berdasarkan dari setiap tingkatan Skor tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item
pertanyaan Skor terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah nilai item
pertanyaan Jenjang :
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masing-masing jumlah item dalam kuesioner untuk topik pembicaraan adalah 10, sehingga skor tertinggi diperoleh dari skor
pernyataan tertinggi dikalikan dengan total item untuk masing-masing masalah, yaitu : 4 x 7 = 28. Skor terendah diperoleh dari skor pernyataan
terendah dikalikan dengan total item untuk masing-masing masalah, yaitu : 1 x 7 = 28.
Dengan demikian formulasi R Range adalah : R range = 28 – 7 3 = 7
Sehingga R Range berikut tingkatan yang didapatkan : Opini Negatif
: dengan skor antara 7 sampai dengan 13 Opini Netral
: dengan skor antara 14 sampai dengan 21 Opini Positif
: dengan skor antara 22 sampai dengan 28
Kemudian apabila skor dan tingkat interval dari tiap – tiap kategori diketahui, maka hasil yang diperoleh akan diinterpretasikan dan dianalisis.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi