Pembelian Impulsif pada Remaja

remaja cenderung melakukan pengambilan keputusan berdasarkan situasi emosi. Pada emosi yang tenang remaja akan membuat keputusan yang bijaksana, senadangkan pada emosi yang tidak tenang keputusan yang diambil menjadi kurang bijaksana Santrock, 2011

3. Pembelian Impulsif pada Remaja

Para remaja biasanya tidak memiliki tanggung jawab keuangan yang luas sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan pembelian impulsif.Rasionalitas dan kemampuan untuk menahan keinginan untuk berbelanja juga meningkat seiring dengan pertambahan usia Rook, 1987. Penelitian yang dilakukanKacen dan Lee 2002 juga menunjukkan bahwa perilaku pembelian impulsif cenderung meningkat pada usia diantara 20 tahun dan menurun ketika melewati usia 30 tahun. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Lin dan Lin 2005 yang menggunakan subjek dengan rentang usia 15-19 tahun menunjukkan hasil bahwa remaja pada usia 19 tahun memiliki kecenderungan pembelian impulsif paling tinggi. Wood dalam Ghani, Imran, Jan, 2011 menemukan bahwa kecenderungan pembelian impulsif meningkat pada usia antara 18-39 tahun dan akan menurun setelah melewati usia 39 tahun. Rawling, Boldero dan Wiseman dalam Ghani et al., 2011 menemukan orang- orang muda cenderung lebih impulsif dibandingkan mereka yang lebih tua. Anak-anak muda lebih suka berbelanja sehingga kurang memiliki kontrol terhadap keinginan untuk melakukan pembelian secara spontan dibandingkan mereka yang lebih tua. Hal ini terjadi karena para remaja berusaha mengadopsi gaya hidup sesuai perkembangan zaman. Mereka suka untuk membeli berbagai produk baru serta menikmati berbelanja di toko-toko baru Mai et al., 2003 Dittmar dalam Muruganantham Bhakat, 2003 menemukan bahwa laki-laki cenderung melakukan pembelian impulsif pada barang- barang yang dapat menunjang kemandirian dan aktifitasnya. Perempuan akan cenderung melakukan pembelian impulsif pada barang-barang yang dapat menunjukkan simbol dan ekspresi dirinya baik yang berhubungan dengan penampilan maupun emosional. Lin Lin 2005 menemukan bahwa remaja perempuan memiliki kecenderungan berperilaku impulsif lebih besar dibandingkan remaja laki-laki.Namun studi yang dilakukan di Vietnam menemukan fakta yang sebaliknya dimana laki-laki lebih cenderung melakukan pembelian impulsif dibandingkan perempuan Mai et al., 2003.Hal ini juga didukung penelitian yang dilakukan Cobb dan Hoyer dalam Ghani et al., 2011 yang menemukan hasil serupa. D. Dinamika Hubungan Antara Intesitas Mengunjungi Toko Online dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif Secara Onlinepada Remaja Kementrian Komunikasi dan Informatika Kemenkominfo mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari jumlah 63 juta pengguna internet sebanyak 95 menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial, dimana sebagian besar pengguna aktif berada pada rentang usia 12 hingga 25 tahun Kominfo, 2013. Menurut survei yang dilakukan Subramanian, dari 2000 responden yang mengikuti survei tentang penggunaan internet diperoleh hasil sebanyak 64 adalah anak muda yang berusia 15 hingga 19 tahun Kompas, 2009. Hasil penelitian Yahoo dan TNS Indonesia menunjukkan pengakses internet terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia 15-19 tahun. Keberadaan internet yang dekat dengan remaja memperbesar kemungkinan para remaja melakukan pembelian secara online. Intensitas mengunjungi toko online mengacu pada frekuensi dan durasi dari suatu pola perilaku tindakan yang sama dari seseorang untuk mengunjungi tempat jual beli barang. SWA Mark-Plus Co dalam Abrar, 2003 menyatakan apabila seseorang menghabiskan waktu untuk mengunjungi toko online hingga mencapai lebih dari 10 jam setiap minggunya maka digolongkan memiliki intensitas penggunaan internet yang tinggi. Konsumen yang menghabiskan waktu 2,5 hingga 10 jam setiap minggunya termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan konsumen yang menghabiskan waktu kurang dari 2,5 jam setiap minggunya tergolong kategori rendah. Hal ini yang menjadi batasan dan acuan mengenai tinggi rendahnya intensitas mengunjungi toko online pada konsumen. Kebiasaan berbelanja secara online telah mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir.Toko onlinemerupakan suatu tempat dimana seseorang dapat menjual produk dan pembeli dapat memesan produk sehingga terjadi transaksi jual-beli yang dilakukan melalui komputer yang terhubung dan terkoneksi dengan internet.Toko online yang dimaksud dapat berupas situs jual beli online resmi ataupun jejaring sosial yang telah dimodifikasi Sulianta,2012.Kelebihan dari berbelanja online adalah ketersediaan berbagai macam pilihan produk dengan harga yang murah serta pemberian diskon yang ditawarkan oleh beberapa penyedia kartu kredit jika berbelanja secara online Zhou et al., 2007. Pada kenyataannya, toko onlinejuga menawarkan berbagai macam kelebihan yang meliputi kenyamanan, ketersediaan berbagai barang dengan harga murah, pemberian diskon serta kemudahan akses dan informasi. Persepsi konsumen akan kelebihan yang ditawarkan oleh toko online akan menyebabkan konsumen nyaman untuk melakukan pembelian secara online dan meningkatkan intensitas kunjungan konsumen ke toko online. Stern 1962 menyatakan bahwa kenyamanan dan kemudahan konsumen dengan tempat berbelanja dapat meningkatkan terjadinya pembelian impulsif. Sulianta 2012 menyebutkan ada banyak kelebihan dari toko online seperti akses internet yang memungkinkan pembeli melakukan pembelian selama 24 jam dengan jangkauan luas antar Negara. Konsumen tidak harus membawa uang secara fisik dan dapat menghemat waktu serta uang transport.Toko online juga memberikan privasi kepada konsumen yang malu untuk membeli barang tertentu ataupun malu karena harus bertatap muka dengan penjual dan konsumen lainnya.Donthu dan Gargia dalam Muruganantham Bhakat, 2003 menyebutkan bahwa konsumen yang melakukan pembelian online adalah mereka yang menyukai kenyamanan. Kelebihan dan kenyamanan yang ditawarkan toko onlineakan mendorong konsumen rekreasional cenderung melakukan pembelian online. Rook 1987 menghubungkan pembelian impulsif dengan sikap materialisme, mencari sensasi dan kepuasan, dan rekreasi berbelanja. Joines et al., dalam Muruganantham Bhakat, 2003 menambahkan bahwa konsumen hedonis selalu mendapatkan lebih banyak kesenangan dan kepuasan dalam lingkungan interaktif yang ditawarkan toko online. Hal ini sesuai dengan kecenderungan pembelian impulsif yang melibatkan konsumen yang lebih mengutamakan kesenangan dan hedonisme dibandingkan menggunakan pertimbangan akan kegunaan sutau barang Herabadi, Verplanken, Knippenberg, 2009. Perkembangan teknologi seperti saluran belanja televisi dan perkembangan internet turut memperluas kemungkinan terjadinya pembelian impulsif Kacen dan Lee, 2002. Schiffman dalam Muruganantham dan Bhakat, 2003 berpendapat pembelian impulsif sangat relevan saat ini, sesuai dengan skenario belanja yang melibatkan promosi penawaran yang semakin inovatif, kreatif, dan toko retail yang mulai menerima perkembangan teknologi. Dawson dan Kim 2009 memprediksi bahwa perkembangan teknologi telah membuka kesempatan bagi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif secara online. Pembelian impulsif merupakan pembelian yang terjadi secara spontan atau tiba-tiba dan berlangsung relatif cepat tanpa menggunakan perencanaan serta pertimbangan yang matang melainkan didasari oleh respon emosional yang bertujuan untuk kesenangan serta kepuasan hasrat pembeli untuk memiliki suatu barang dengan segera. Pemberian diskon, bonus kupon ataupun lotre, kejutan, kesenangan baru, dan kemudahan mengikuti perkembangan trends merupakan beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh toko online yang dapat meningkatkan pembelian impulsif Virvilaite et al., 2011 Penggunaan strategi cross and up selling yang diterapkan oleh berbagai tokoonline terbukti dapat meningkatkan perilaku pembelian impulsif Virvilaite et al., 2011. Toko online menyebabkan para remaja untuk cenderung berperilaku impulsif .Hal ini terjadi karena toko online menawarkan berbagai macam produk yang menarik dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik serta mendukung trend dan mode saat ini Rachmadhany, 2013.Para remaja berusaha mengadopsi gaya hidup sesuai perkembangan zaman. Mereka suka untuk membeli berbagai produk baru serta menikmati berbelanja di toko-toko baru Mai et al., 2003. Penelitian yang dilakukan Kacen dan Lee 2002 menunjukkan bahwa perilaku pembelian impulsif cenderung meningkat pada usia diantara 20 tahun dan menurun ketika melewati usia 30 tahun. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Lin dan Lin 2005 yang menggunakan subjek dengan rentang usia 15-19 tahun menunjukkan hasil bahwa remaja pada usia 19 tahun memiliki kecenderungan pembelian impulsif paling tinggi.Wood dalam Ghani, Imran, Jan, 2011 menemukan bahwa kecenderungan pembelian impulsif meningkat pada usia antara 18-39 tahun dan akan menurun setelah melewati usia 39 tahun. Rawling, Boldero dan Wiseman dalam Ghani et al., 2011 menemukan orang-orang muda cenderung lebih impulsif dibandingkan mereka yang lebih tua. Anak-anak muda lebih suka berbelanja sehingga kurang memiliki kontrol terhadap keinginan untuk melakukan pembelian secara spontan dibandingkan mereka yang lebih tua. Berdasarkan studi yang telah dilakukan ditemukan bahwa konsumen remaja atau yang lebih muda cenderung lebih impulsif dibandingkan mereka yang lebih tua Virvilaite et al., 2011. Rasionalitas dan kemampuan untuk menahan keinginan untuk berbelanja juga meningkat seiring dengan pertambahan usia Rook, 1987. Anak-anak muda lebih suka berbelanja sehingga kurang memiliki kontrol terhadap keinginan untuk melakukan pembelian secara spontan dibandingkan mereka yang lebih tua. Hal ini terjadi karena para remaja berusaha mengadopsi gaya hidup sesuai perkembangan zaman. Mereka suka untuk membeli berbagai produk baru serta menikmati berbelanja di toko-toko baru Mai et al., 2003 Remaja juga memiliki minat yang tinggi akan penampilan yang mencakup pakaian, perhiasan,daya tarik dan bentuk tubuh yang sesuai jenis kelamin. Virvilaite et al., 2011.Han dalam Virvilaite et al., 2011 menyebutkan bahwa kebiasaan seseorang untuk mengikuti perkembangan fashion memiliki relasi yang positif dengan kecenderungan pembelian impulsif.Hausman dalam Virvilaite et al., 2011 menyebutkan bahwa motif dasar dari perilaku hedonis pada pembelian impulsif meliputi kesenangan, kepuasan, sesuatu yang baru, kejutan, dan kedekatan emosional. Lingkungan yang interaktif dalam dunia onlinemampu menarik minat konsumen hedonis untuk melakukan pembelian online.Dittmar dalam Muruganantham Bhakat, 2003 menemukan bahwa laki-laki cenderung melakukan pembelian impulsif pada barang-barang yang dapat menunjang kemandirian dan aktifitasnya.Perempuan akan cenderung melakukan pembelian impulsif pada barang-barang yang dapat menunjukkan simbol dan ekspresi dirinya baik yang berhubungan dengan penampilan maupun emosional.Lin Lin 2005 menemukan bahwa remaja perempuan memiliki kecenderungan berperilaku impulsif lebih besar dibandingkan remaja laki- laki.Sedangkan pada dunia online laki-laki cenderung laki-laki lebih sering melakukan pembelian secara online dan menghabiskan uang lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini tidak lepas sikap skeptis perempuan pada bisnis onlineMuruganantham Bhakat, 2003. Pada intinya, remaja memiliki kedekatan dengan dunia online.Hal ini menyebabkan mereka memiliki kemungkinan untuk mengunjungi toko online. Semakin sering remaja mengunjungi toko online maka akan semakin besar kemungkinan menghadapi berbagai kelebihan yang ditawarkan toko online.Karakteristik konsumen online yang cenderung bersikap hedonis dan rekreasional sangat sesuai dengan karakteristik konsumen yang memiliki kecenderungan impulsif.Para remaja menyukai dunia online yang interaktif, mereka juga cenderung bersikap hedonis.Karakteristik konsumen remaja yang cenderung hedonis dan menyukai dunia online yang interaktif ini menyebabkan remaja sangat mungkin melakukan pembelian impulsif secara online. Hal ini juga berlaku sebaliknya, semakin jarang remaja mengunjungi toko online maka semakin kecil kemungkinan menghadapi kelebihan yang ditawarkan toko online. Konsumen remaja yang bersikap hedonis dan menyukai dunia online yang interaktif tidak akan merasakan kelebihan yang ditawarkan oleh toko online. Keadaan ini menyebabkan mereka memiliki kecenderungan melakukan pembelian impulsif secara online yang rendah. Skema 1. Dinamika Hubungan Antara Intesitas Mengunjungi Toko Online Dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif Secara Onlinepada Remaja Semakin sering menghadapi faktor-faktor eksternal seperti lingkungan online yang interaktif,promosi penawaran yang semakin kreatif dan inovatif, serta akses penuh terhadap informasi dan perkembangan trends yang dapat mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif Kecenderungan pembelian impulsif secara onlinepada remajarendah Kecenderungan pembelian impulsif secaraonline pada remaja tinggi Remaja Memiliki Kedekatan Dengan Dunia Online Intensitas Mengunjungi Toko Online Tinggi Intensitas Mengunjungi Toko Online Rendah Semakin jarang menghadapi faktor -faktor eksternal seperti lingkungan online yang interaktif,promosi penawaran yang semakin kreatif dan inovatif, serta akses penuh terhadap informasi dan perkembangan trends yang dapat mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif

E. Hipotesis Penelitian