dikarenakan suhu maksimal yang didapat pada pembuatan tugas akhir ini hanya mencapai 96
o
C. Hal ini dikarenakan boks sterilisator tidak tertutup rapat sehingga tekanan uap air yang berada dalam boks sterilisator dapat keluar melalui celah-celah boks.
Pengujian untuk mengukur tingkat keberhasilan mode A dilakukan 1 jenis percobaan yaitu dengan menggunakan suhu 93
o
C selama 15 menit 900 detik. Pengujian untuk mengukur tingkat keberhasilan mode B dilakukan 3 jenis percobaan, yaitu:
pengujian terhadap suhu 87
o
C selama 15 menit 900 detik, pengujian terhadap suhu 90
o
C selama 15 menit 900 detik, dan pengujian terhadap suhu 93
o
C selama 15 menit 900 detik. Pada pengujian ini menggunakan sensor suhu LM35 yang digunakan sebagai sensor
utama dan sensor suhu termometer digital yang digunakan sebagai sensor pembanding. Pada pengujian ini hanya menguji kestabilan suhu tanpa menggunakan instrumen medis.
4.2.1. Pengujian Mode A Mode Otomatis
Pengujian untuk mode A dilakukan selama 15 menit 900 detik dengan batas suhu tertinggi 93
o
C yang sudah ada dalam program. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.1. Dalam waktu 1740 detik 29 menit kenaikan suhu pada boks sterilisator yang
diperlihatkan pada tabel 4.1. Pengambilan data suhu LCD dilakukan dengan cara mengambil suhu yang tertampil pada LCD.
Tabel 4.1. Hasil pengujian mode A mode otomatis
Waktu Suhu LCD
Suhu Error
Waktu Suhu LCD
Suhu Error
detik °C
Termometer detik
°C Termometer
28 27
3.57 360
50 50
0.00 30
29 27
6.90 390
52 53
-1.92 60
29 28
3.45 420
55 55
90 30
29 3.33
450 59
58 1.69
120 31
31 480
62 62
0.00 150
33 33
510 64
64 0.00
180 35
35 540
68 67
1.47 210
38 38
570 70
69 1.43
240 40
40 600
73 72
1.37 270
42 42
630 76
74 2.63
300 44
45 -2.27
660 78
78 330
47 47
0.00 690
81 80
1.23
Lanjutan Tabel 4.1. Hasil pengujian mode A mode otomatis
Waktu Suhu LCD
Suhu Error
Waktu Suhu LCD
Suhu Error
detik °C
Termometer detik
°C Termometer
720 84
82 2.38
1260 94
94 750
86 85
1.16 1290
95 94
1.05 780
89 88
1.12 1320
94 93
1.06
810 93
92 1.08
1350 94
94 840
95 94
1.05 1380
94 93
1.06 870
95 94
1.05 1410
94 93
1.06 900
94 93
1.06 1440
95 94
1.05 930
94 93
1.06 1470
95 94
1.05 960
95 94
1.05 1500
94 94
990 94
93 1.06
1530 95
94 1.05
1020 94
93 1.06
1560 94
94 1050
94 93
1.06 1590
94 93
1.06 1080
94 93
1.06 1620
94 93
1.06 1110
95 93
2.11 1650
95 93
2.11 1140
94 93
1.06 1680
95 94
1.05 1170
94 93
1.06 1710
94 94
1200 95
93 2.11
1740 95
94 1.05
1230 94
93 1.06
Rata-rata error 1.01
Gambar 4.11. Grafik perbandingan suhu LCD dengan suhu termometer terhadap waktu.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
200 400
600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
LCD Termo
Perbandingan suhu LCD dengan suhu Termometer
Detik °C
Berdasarkan gambar 4.11 grafik perbandingan suhu yang terukur pada masing- masing sensor menunjukkan hasil yang hampir sama. Pada pengujian yang dilakukan yaitu
mempertahankan suhu 93
o
C selama 900 detik 15 menit setelah suhu tercapai. Dengan waktu maksimal pensterilan selama 1740 detik 29 menit.
Berdasarkan gambar 4.11, suhu akan dikatakan stabil apabila steady state error SSE tidak lebih dari 2. Untuk sistem redaman lebih, biasanya digunakan waktu naik
10 sampai 90. Perhitungan kestabilan suhu berdasarkan tabel 4.1, menggunakan persamaan 2.12 :
SSE :
,
×
100 = 1,61 Perhitungan untuk mencari nilai Tr dan Ts :
Full range = 94,5 - 28 = 66,5 ct pada saat 10 Fv =
10 × 66,5 + 28 = 34,65
o
C =
34,65°C
=
170 detik ct pada saat 90 Fv =
90 × 66,5 + 28 = 87,85
o
C =
,
= 770 detik
= −
= 770 − 170 = 600
= =
810 detik Berdasarkan grafik yang tertera pada lampiran L17 waktu penetapan diperoleh
sebesar 810 detik. Hasil untuk menentukan waktu naik dan waktu penetapan dapat dilihat secara lengkap pada gambar grafik yang tertera pada lampiran L17 ̶ L20
.
4.2.2. Pengujian Mode B Mode Manual 4.2.2.1. Pengujian Mode B Dengan Suhu 87