Tabel 3.4. Pengukuran Variabel Prestasi Belajar
Kategori Syarat Pengukuran
Skor
Tinggi Lebih dari
mean 1
Rendah Kurang sama dengan
mean 2
Mean dicari dengan rumus sebagai berikut Hadi, 1998:41: Mean =
N fx
∑
Keterangan:
∑
fx = total Skor N = jumlah Sampel
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Soemardjan Zulganef, 2008:166 mengungkapkan pengertian kuesioner sebagai daftar pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara
tertulis. Kuesioner digunakan untuk mengungkap variabel bebas yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Kuesioner disusun berdasarkan skala Likert, yang dinyatakan dengan ungkapan sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban atas pertanyaan kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5. Skor Pernyataan Kecerdasan Emosional
No Keterangan Skor Pernyataan
Positif Skor Pernyataan
Negatif
1 Sangat Setuju
5 1
2 Setuju 4
2 3 Ragu-ragu
3 3
4 Tidak Setuju
2 4
5 Sangat Tidak Setuju
1 5
b. Alternatif jawaban atas pertanyaan kecerdasan spiritual.
Tabel 3.6. Skor Pernyataan Kecerdasan Spiritual
No keterangan Skor Pernyataan
Positif Skor Pernyataan
Negatif
1 Sangat Setuju
5 1
2 Setuju 4
2 3 Ragu-ragu
3 3
4 Tidak Setuju
2 4
5 Sangat Tidak Setuju
1 5
2. Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan data yang berdasarkan catatan suatu subjek yang dilakukan individu atau lembaga-lembaga Suharsimi,
2006:158. Metode ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
Peneliti menyelidiki hasil nilai raport siswa dan hasil tes IQ potensi akademik yang telah dilakukan di sekolah tersebut untuk melengkapi
data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Dokumentasi digunakan untuk mengukur variabel terikat yaitu data mengenai prestasi
belajar ekonomi untuk siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan variabel bebas yaitu data mengenai tes IQ potensi akademik untuk siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
G. Uji Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah alat atau instrumen yang digunakan itu benar-benar dapat dijadikan alat ukur terutama instrumen kuesioner, maka
perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Kesahihan Validitas Kuesioner
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
validsahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Pengujian validitas
kuesioner dapat dilakukan dengan perhitungan korelasi Product Moment Suharsimi, 2006:168.
r =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
−
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
Keterangan : r
= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y
= skor total dari seluruh item X
= skor total dari setiap item n
= jumlah responden ∑XY = hasil kali X dan Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi 5. Apabila hasil pengukuran menunjukkan r
hitung
r
tabel
maka item tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika r
hitung
r
tabel
item tersebut dinyatakan tidak valid. Pengujian item instrument dilakukan di SMA Bopkri 2
Yogyakarta, dengan jumlah responden sebanyak 40 responden. Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel
kecerdasan emosional dan variabel kecerdasan spiritual yang dilakukan sebelum penelitian.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Item Kecerdasan Emosional
No item soal r
hitung
r
tabel
Keterangan
Item 1 0.441
0,312 Valid
Item 2 0.453
0,312 Valid
Item 3 0.224
0,312 Tidak valid
Item 4 0.623
0,312 Valid
Item 5 0.514
0,312 Valid
Item 6 0.484
0,312 Valid
Item 7 0.482
0,312 Valid
Item 8 0.054
0,312 Tidak valid
Item 9 0.556
0,312 Valid
Item 10 0.416
0,312 Valid
Item 11 0.504
0,312 Valid
Item 12 0.635
0,312 Valid
Item 13 0.187
0,312 Tidak valid
Item 14 0.458
0,312 Valid
Item 15 0.440
0,312 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Item Kecerdasan Spiritual
No item soal r
hitung
r
tabel
Keterangan
Item 1 0.415
0,312 Valid
Item 2 0.458
0,312 Valid
Item 3 0.348
0,312 Valid
Item 4 0.378
0,312 Valid
Item 5 0.346
0,312 Valid
Item 6 0.497
0,312 Valid
Item 7 0.276
0,312 Tidak valid
Item 8 0.226
0,312 Tidak valid
Item 9 0.377
0,312 Valid
Item 10 0.386
0,312 Valid
Item 11 0.107
0,312 Tidak valid
Item 12 0.389
0,312 Valid
Item 13 0.417
0,312 Valid
Item 14 0.214
0,312 Tidak valid
Item 15 0.400
0,312 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil uji validitas ada 7 item pertanyaan yang tidak valid dan 23 item pertanyaan dinyatakan valid.
Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan antara r
hitung
dengan r
tabel
. Jumlah data n sebanyak 40 responden dan α = 5
diperoleh r
tabel
sebesar 0,312. Berdasarkan hasil perhitungan r
hitung
lebih besar daripada r
tabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa 23 item pertanyaan mengenai kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Suharsimi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2002: 236. Koefisien reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus
Alpha, sebagai berikut:
11
r = ⎟
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎜ ⎝
⎛ −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
−
∑
2 2
1 1
t b
k k
σ σ
Keterangan:
11
r = reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan
2 t
σ = varian
total
2 b
σ = jumlah varian butir Menurut Nunally, instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila
nilai koefisien Alpha Cronbach 0,6. Sebaliknya apabila hasil nilai koefisien Alpha Cronbach 0,6 maka penelitian tersebut dikatakan
belum reliabel Imam Ghozali, 2007: 42. Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel r
hitung
Kriteria Reliabilitas Status
Kecerdasan emosional 0,814
0,6 Reliabel
Kecerdasan spiritual 0,746
0,6 Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa instrumen atau kuesioner untuk mengukur variabel kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual diperoleh hasil koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,814, 0,746 yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut adalah reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Rumusan Hipotesis
a. Hipotesi I
Ho: Tidak ada hubungan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X
Ha: Ada hubungan kecerdasan intelaktual terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X
b. Hipotesis II
Ho: Tidak ada hubungan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X
Ha: Ada hubungan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X
c. Hipotesis III
Ho: Tidak ada hubungan kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X
Ha: Ada hubungan kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis ke 1,2 dan 3, diuji dengan menggunakan teknik analisis Chi-kuadrat. Langkah-langkahnya:
a. Menghitung nilai Chi-kuadrat, dengan rumus sebagai berikut:
=∑
湡 Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
: Chi-kuadrat fo : Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
fh : Frekuensi yang diharapkan untuk menghitung
, terlebih dahulu harus diketahui fo dan fh dengan menggunakan tabel berikut ini:
Tabel 3.10. Kontingensi
Kriteria Kecerdasan Intelektual
Jumlah Lebih
dari Cukup
Cukup Plus
Cukup Ragu-ragu Tidak
Cukup Rendah
Amat Rendah
Amat Sangat
Rendah Tinggi
Rendah Jumlah
Untuk memperoleh fh menggunakan rumus: Fh =
b. Menentukan statistik uji
dengan derajat kebebasan df = Baris -1 Kolom-1 maka dengan baris sebanyak 2 dan kolom sebanyak 2,
derajat kebebasan 2-12-1 = 1. Ini berarti hanya perlu menghitung satu sel saja, dan sel-sel yang lain akan terisi sendirinya.
c. Berdasarkan tabel fo dan fh yang ada dapat dihitung
dengan taraf signifikan 5 serta df = 1, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1 Apabila
hitung tabel, maka Ho diterima
2 Apabila
hitung tabel, maka Ho ditolak
Untuk mempermudah analisis data dipergunakan tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.11. Penolong Menghitung Chi Kuadrat
Kriteria Kecerdasan Intelektual
Jumlah Lebih
dari Cukup
Cukup Plus
Cukup Ragu-ragu Tidak
Cukup Rendah
Amat Rendah
Amat Sangat
Rendah fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh fo fh
Tinggi Rendah
Jumlah
Syarat-syarat Chi-Kuadrat: 1.
Chi-Kuadrat hanya dapat menunjukkan apakah korelasi antara dua gejala atau lebih signifikan atau tidak.
2. Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menganalisa data yang
berwujud frekuensi. 3.
Chi-Kuadrat paling tepat digunakan pada data yang diperoleh dari sampel dan kategori-kategori yang terpisah satu sama lain.
4. Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menilai data kualitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Berdirinya SMA Stella Duce 2
Sejarah berdirinya SMA Stella Duce 2 diawali dari kedatangan para suster CB untuk pertama kalinya di Yogyakarta pada tanggal 31 Januari
1929. Kedatangan para suster CB tersebut bertujuan untuk membantu tugas misi pastor van Driessche, SJ dan pastor Strater, SJ di bidang
kesehatan, yaitu RS Onder de Bogen Panti Rapih. Rumah sakit ini didirikan oleh bapak J. Schmutzer, pemilik pabrik gula Ganjuran, Bantul,
dan karya tersebut berhasil. Keberhasilan karya ini mendorong pastor dan Strater selaku
pimpinan Yayasan Kanisius untuk menawarkan karya pendidikan. Tarekat menanggapi secara positif, demi tujuan untuk semakin masuk ke hati
rakyat, berkontak batin dengan para siswa, menanamkan nilai-nilai kristiani dan menyuburkan benih panggilan.
Ketika Jepang menduduki Indonesia dan para suster ditawan dalam kamp tawanan Jepang di Muntok, Bangka, munculah ide untuk
mendirikan sekolah menengah di Yogyakarta. Gagasan untuk mendirikan sekolah menengah ini muncul dalam diri Sr. Laurentia de Sain, CB dan Sr.
Catharinia Leidmeier, CB. Bekerja sama dengan suster-suster OSF dan pimpinan Gereja setempat, akhirnya rencana tersebut terealisir.
Berawal dari jerih payah pastor Drs. Loeft, SJ berdirilah SGA Katolik putra-putri pada tanggal 1 April 1949 di pastoran Kidul Loji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI