kali oleh Francis Galton, seorang ilmuwan dan ahli matematika yang terkemuka dari Inggris. Menurut Galton dalam Fabiola, 2005:15
Intelligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang
kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik.
Raven dalam Fabiola, 2005:15 memberikan pengertian yang lain. Ia mendefinisikan intelligensi sebagai kapasitas umum individu
yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan kehidupan secara rasional. Intelligensi lebih difokuskan
kepada kemampuannya dalam berpikir. Anastasi dalam Fabiola, 2005:16 Wechsler seorang ilmuwan dari Amerika adalah orang
yang membuat test intelligensi WAIS Wecshler Adult Intelligence Scole
dan WISC Wecshler Intelligence Scale For Children yang banyak digunakan diseluruh dunia. Ia mengemukakan bahwa
intelligensi adalah kemampuan global yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta
bisa berinteraksi dengan lingkungan secara efisien.
b. Faktor yang Mempengaruhi Intelligensi
Menurut Alim 2010. Intelligensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan
terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja. Terbatas pada segi peningkatan mutu intelligensi dan cara-cara berpikir secara metodis.
Adapun faktor yang mempengaruhi intelligensi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Faktor Bawaan
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan
masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak
pintar dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2 Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh
manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3 Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelligensi. Di sini dapat
dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan,
misalnya pengaruh alam sekitarnya. 4
Faktor Kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan
fungsinya masing-masing. 5
Faktor Kebebasan Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
yang sesuai dengan kebutuhannya.
c. Indikator Kecerdasan Intelektual
Menurut Wiramiharja dalam Fabiola, 2005:17 mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan intelektual.
Penelitiannya tentang kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauan terhadap
prestasi belajar. Ia meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan yang diambil
dari tes intelligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukurannya sedangkan pengukuran besarnya kemauan
dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus menyangkut besarnya penjumlahan. Ia menyebutkan tiga indikator
kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif.
Ketiga indikator tersebut adalah:
1 Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar
dibidang bentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Kemampuan Verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar
dibidang bahasa. 3
Pemahaman dan nalar dibidang numeric atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiramihardja ini menunjukkan hasil korelasi positif yang signifikan untuk semua hasil tes dari
indikator kecerdasan terhadap prestasi kerja dan variabel kemauaan, baik itu kecerdasan figural, kecerdasan verbal, maupun kecerdasan
numerik. Istilah kecerdasan intelektual lebih dikhususkan pada kemampuan kognitif. Behling dalam Fabiola, 2005:17
mendefinisikan kemampuan kognisi yang diartikan sama dengan kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan yang didalamnya
mencakup belajar dan pemecahan masalah, menggunakan kata-kata dan simbol.
Menurut Moustafa dalam Fabiola, 2005:18 pengukuran kecerdasan intelektual tidak dapat diukur hanya dengan satu
pengukuran tunggal. Para peneliti menemukan bahwa tes untuk mengukur kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah dengan
menggunakan tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal, kemampuan matematika, dan kemampuan ruang. Pengukuran lain
yang termasuk penting seperti kemampuan mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes yang sama, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan menggunakan alat ukur yang lain. Hal ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan sikap.
d. Bakat dan Intelligensi