BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman Sirih Merah
Penelitian ini diawali dengan melakukan determinasi tanaman yang akan digunakan. Tujuan dilakukan determinasi tanaman sirih merah ini supaya tanaman
yang digunakan sebagai bahan penelitian ini benar-benar tanaman sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav. sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan. Determinasi tanaman sirih merah dilakukan oleh Laboratorium
Farmakognosi, Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dengan mencocokkan contoh tanaman sirih merah dengan metode
identifikasi baku Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965. Berdasarkan hasil determinasi Lampiran I dapat dipastikan bahwa
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav.
B. Pengumpulan dan Pengeringan Bahan
Tanaman sirih merah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari daerah Condongcatur, Sleman Yogyakarta. Tanaman sirih merah yang digunakan
adalah tanaman sirih merah dengan lokasi tumbuh yang sama agar diperoleh keseragaman bahan dan kandungan kimia. Bagian tanaman yang digunakan
adalah daunnya yang dikumpulkan pada bulan November 2007. Daun diambil pada keadaan segar dengan kondisi daun dipilih setelah bagian 3 atau 4 tangkai
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari pucuk dahan dan 3 tangkai sebelum pangkal dahan, bukan daun yang terlalu muda atau terlalu tua, dengan asumsi bahwa kandungan zat aktif pada daun
adalah maksimal. Daun sirih merah dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan
kotoran yang melekat, lalu ditiriskan sampai sisa air menghilang dan ditempatkan dalam suatu wadah. Pengeringan dilakukan di dalam oven untuk mengurangi
kadar air sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh fungi, menghambat bekerjanya enzim yang dapat merusak senyawa aktif dari daun sirih merah, dan menghindari
pembusukan. Daun dinyatakan kering apabila daun mudah dipatahkan dan mudah hancur bila diremas dengan tangan. Daun kering ini kemudian diserbuk dengan
menggunakan blender dan diayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk, diayak dengan nomor ayakan 418 Anonim,
1989. Karena keterbatasan alat maka serbuk diayak menggunakan ayakan Aperture dengan ukuran 250 mikrometer. Tujuan dari pengayakan yaitu untuk
mendapatkan serbuk yang halus sehingga dapat mempermudah proses penyarian Anonim, 1986. Daun dalam bentuk serbuk memiliki luas permukaan yang lebih
besar dibandingkan dengan daun utuh. Kondisi ini menyebabkan kontak yang lebih besar antara serbuk dengan larutan penyari etanol sehingga senyawa aktif
yang terkandung didalam daun dapat tersari sempurna pada saat proses penyarian. Berat basah daun awal adalah 1060 kg, setelah dikeringkan dan diserbuk
diperoleh berat serbuk 134,30 gram .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah